Rakyat Antusias Saksikan Penobatan Raja Thailand

rakyat-antusias-saksikan-penobatan-raja-thailand

Bangkok, (Analisa). Rakyat Thailand tumpah-ruah di tepi jalan ibu kota Bangkok meski bermandikan caha­ya terik matahari, Minggu (5/5), demi me­nyaksikan prosesi penobatan Raja Maha Vajiralongkorn, dengan ha­rapan mempe­roleh sekelumit ki­sah raja konstitusional itu yang menjelma dalam budaya Thai­land sebagai dewa yang hidup.

Orang-orang yang mengena­kan baju kuning, warna yang di­identikkan dengan kesetiaan ter­hadap raja, antusias menyaksi­kan prosesi itu dan berbaris sepanjang 7 km dari Istana ke tiga kuil kera­jaan.

Di lokasi itu, raja, yang akan mun­cul di depan publik untuk per­tama kali sejak upacara-upacara yang diadakan sebelum­nya, akan memberi penghormatan kepada simbol utama Budha di tiap kuil.

"Saya ingin melihat penobatan sekali dalam hidup karena peno­batan yang pernah terjadi saya masih sangat kecil," kata Samran Moryyaidee (77), kepada Reu­ters, sementara pria itu berdiri ke­panasan.

Pemerintah Thailand, yang menghabis­kan dana sebesar 1 mi­liar baht (31,35 juta dolar AS) untuk upacara-upacara penoba­tan akhir pekan, memperkirakan sebanyak 200.000 orang akan me­nyaksikan prosesi tersebut.

"Saya merasa saya harus ber­ada di sini untuk menunjukkan kepada dunia betapa kami me­muja raja," kata Donnapha Ka­dbupha (34), yang datang delapan jam lebih awal supaya perem­puan itu mendapat tempat yang nyaman sepanjang rute prosesi.

Suhu udara di Bangkok saat prosesi ter­sebut berlangsung ter­catat sekitar 37 derajat Celsius dan kelembaban pada 44 derajat Celsius.

Penobatan Raja Vajiralong­korn (66), ber­langsung pada Sabtu hing­ga Senin setelah masa ber­kabung resmi bagi ayahnya Raja Bhumibol Adulyadej, yang mang­kat pada Oktober 2016. Raja Adul­­yadej telah duduk di singga­sana selama 70 tahun.

Dekat dengan minoritas Islam Thailand

Raja Maha Vajiralongkorn se­lama ini dianggap memiliki kede­katan dengan minoritas Muslim, khususnya di Thailand Selatan. Sejak ia masih menjadi putra mah­kota, ia telah memberikan perha­tian khusus kepada masyarakat minoritas Muslim di sana, kata seorang akademisi di kawasan itu.

Raja sering menghadiri acara-acara keagamaan umat Islam, seperti musabaqah tilawatil (MTQ) Alquran atau lomba mem­baca Alquran, serta peresmian sekolah-sekolah Islam.

Bahkan sekitar tiga minggu lalu, kata Wakil Rektor Univer­sitas Fatoni, Patani, Thailand selatan, Amad Omar Chapakia, raja juga memberikan dukungan kepada peserta lomba membaca Alquran di masjid Patani.

"Beliau sendiri yang datang untuk meresmikan acara. Dan ini tampak beliau memberikan ke­utamaan," katanya kepada BBC News Indonesia.

Ditambahkan oleh Profesor Madya Dr. Amad Omar Chapa­kia bahwa, selain datang langsung ke acara-acara umat Islam di Thailand Selatan, raja juga me­nunjukkan penghormatan dengan cara lain.

Kawasan Thailand selatan dengan pen­duduk Muslim men­cakup Provinsi Narathi­wat, Patta­ni, Yala dan Songkla.

Ikut posisi tangan berdoa

"Kalau ada acara berdoa, be­liau sendiri turut mengangkat tangan. Biasanya orang-orang Buddha mengambil sikap biasa saja, tidak mengangkat tangan untuk acara orang Islam. Kalau raja ini turut mengangkat tangan."

Penilaian serupa juga disam­paikan oleh Onanong Thippimol, dosen dari Universitas Thamma­sat di Bangkok. Menurutnya, ko­munitas Muslim di Thailand Se­latan me­miliki kedekatan dengan raja sekarang sebab sejak ia masih menjadi putra mahkota, ia sudah sering melakukan kunjungan ke sana.

"Beliau menunjukkan selalu peduli terhadap masyarakat di sana," jelasnya.

Thailand Selatan telah lama mengalami ketegangan sektarian sehubungan dengan upaya pem­berontakan di wilayah mayoritas Muslim di negeri mayoritas Buddha.

Kedekatan raja dianggap se­bagai salah satu upaya mereda­kan ketegangan.

Konflik berdarah di Thailand Selatan sejak awal tahun 2000 diperkirakan telah menewaskan sekitar 6.500 orang -baik di kala­ngan aparat keamanan Thailand maupun warga sipil. (Ant/Rtr/AFP)

()

Baca Juga

Rekomendasi