Pantai Rukui Atam Dipadati Ribuan Wisatawan

pantai-rukui-atam-dipadati-ribuan-wisatawan

Kualasimpang, (Analisa). Selama hari libur Lebaran Idul­fitri 1440 Hijriah, Pantai Pulau Rukui di Desa Alur Nunang, Keca­matan Banda Mulia, Aceh Tamiang (Atam) dipadati ribuan wisatawan lokal dan luar daerah. Puncaknya, Minggu (9/6), hingga mengakibat­kan terjadi kemacetan kendaraan yang cukup panjang di ruas jalan masuk pantai tersebut.

"Hari ini pengunjung "meledak". Untung kami cepat keluar, sehing­ga tidak terjebak macet panjang," kata Isma, salah seorang pengun­jung kepada Analisa, Minggu (9/6).

Selama Hari Raya Idulfitri, ujarnya, Pantai Rukui selalu ramai oleh pengu­jung. Di pantai ini pe­ngunjung dapat menikmati peman­dangan ombak laut lepas Selat Ma­laka dengan hamparan pasir pantai yang luas.  Pecinta wisata pesisir juga disuguhi panorama hutan lin­dung mangrove yang asri di seke­liling pantai.

"Jika hari libur pantai ini seka­rang menjadi tujuan wisata. Air lautnya lu­ma­­yan bening. Tiket ma­suk ke pantai gratis, hanya bayar parkir kendaraan. Tempatnya juga cocok untuk bakar-ba­kar ikan dan anak-anak pun leluasa man­­di kare­na pantainya luas," papar­nya.

Namun sejauh ini, sebut Isma, belum ada pedagang khusus kuliner di pantai itu, jadi kebanyakan pengunjung harus membawa ma­kan dan minuman sendiri dari ru­mah. Tapi, pengunjung tidak perlu khawatir kelaparan, karena sudah banyak penjual makanan ringan di pantai kebanggan warga Banda Mulia tersebut.

Selama ini, yang dikelola warga setempat baru sebatas parkir kenda­raan. Untuk fasilitas umum di Pan­tai Rukui masih sangat minim. Kendati sudah gencar dipromosi­kan, terutama lewat media sosial (medsos) untuk menarik minat pengunjung, namun hingga kini pemerintah daerah belum melirik sektor pariwisata itu.

"Kalau jalan tahun ini sudah oke. Tapi dua tahun yang lalu masih jelek dan becek, susah dilalui kendaraan, maka Pantai Rukui ini baru-baru saja dikenal orang," ujarnya.

Bangun fasilitas penunjang

Sebagai warga setempat sekali­gus mewakili suara wisatawan lain-nya, Isma berharap, Pemda Aceh Tamiang dapat membangun fasi­litas penunjang di Pantai Rukui se­perti musala, kamar ganti serta WC guna menarik simpati pengunjung.

"Sebab saat ini pengunjungnya bukan dari daerah kita saja, dari luar Aceh Tamiang juga banyak. Seperti minggu ini orang dari Langkat, Suma­tera Utara, Riau dan Banda Aceh juga berwisata kema­ri," sebutnya.

Selain itu, sambung ibu muda ini, penjaga pantai seperti Tim SAR harus disiagakan guna mengantisi­pasi keja­dian yang tidak diinginkan saat mandi-mandi di laut. "Takut juga kita. Kan, laut lepas, ombak ter­kadang besar. Kalau ada tim SAR kan bisa cepat minta perto­longan," katanya.

Datok penghulu (kades) Desa Alur Nunang Ramlan, yang dihu­bungi  Ana­lisa, Senin (10/6) me­nga­­takan, selama liburan Idul­fitri  pengunjung yang datang ke Pantai Rukui meningkat signifikan yakni, sebanyak 5000 orang. Para wisata­wan didominasi warga di luar Aceh, seperti Sumatera Utara, Pe­kanbaru, Dumai dan Palembang.

"Banyak kita lihat plat kenda­raanya BK, BM dan D yang dari luar Aceh. Tapi mereka tidak khu­sus berwisata ke mari, karena punya keluarga di sini untuk me­ngi­si hari libur selama Leba­ran," ujarnya.

Menurutnya, Pantai Rukui mulai dikelola pihak desa sejak tahun 2013, tetapi dalam tiga tahun terakhir ini baru menunjukan ke­majuan. Untuk kenda­raan mobil sementara ini tidak bisa masuk ke pantai, jadi pengunjung harus berjalan sejauh 1,3 km.

Hingga kini bantuan infrastruktur dari Pemda Atam khususnya dinas terkait belum ada.

"Dari pemda belum ada bantuan infrastruktur sama sekali. Selama ini kami membangun jalan masuk ke pantai menggunakan dana desa. Pada­hal untuk pengembangan objek wisata pantai ini perlu diba­ngun jembatan dan jalan perma­nen," ungkapnya.

Namun menurut Datok Ramlan, setelah wisata Pantai Rukui mulai diminati pengunjung, dampaknya sa­ngat positif bagi perekonomian masya­rakat pesisir, terutama warga Alur Nunang. Pendapatan warga  me­ning­kat drastis bagi yang me­ngelola dan ber­jualan di pantai. (dhs)

()

Baca Juga

Rekomendasi