Blangpidie, (Analisa). Puluhan mahasiswa dari sejumlah organisasi kemahasiswaan yang tergabung dalam Gerakan Abdya Sejahtera (Geranat), Selasa (11/6) melakukan demo di depan Kantor Bupati Aceh Barat Daya (Abdya). Aksi demo tersebut menuntut kejelasan janji politik dalam kurun waktu dua tahun kepemimpinan Bupati Akmal Ibrahim dan Wakil Bupati, Muslizar MT.
Sebelum bergerak ke kantor bupati, puluhan mahasiswa berkumpul di Lapangan Persada Kecamatan Blangpidie, guna bergerak bersama menggunakan sepeda motor dan mobil.
Koordinator Geranat, Noval Abizal dalam orasinya meminta kejelasan program yang pernah dijanjikan oleh pasangan Bupati/Wakil Bupati Akmal-Muslizar saat berkampanye pada 2017 lalu. Ada beberapa program yang belum bisa dituntaskan selama dua tahun kepemimpinan Akmal-Muslizar. Mahasiswa yang tergabung dari 11 himpunan dan lembaga kepemudaan itu menuntut janji kampanye itu agar segera diwujudkan.
Geranat mengaku prihatin dengan kondisi program di Abdya dan janji kampanye yang belum diselesaikan dengan baik, yakni sesuai dengan semboyan kembalikan harapan rakyat. Geranat juga mendesak Pemkab Abdya menuntaskan infrastruktur yang belum selesai dan memanfaatkan infrastruktur yang terbengkalai seperti pendopo bupati di Lhueng Tarok Kecamatan Blangpidie.
Pihaknya juga mendesak Pemkab mengajukan keberatan agar SK Izin PT Cemerlang Abadi (CA) dibatalkan. Bahkan mereka meminta Pemkab Abdya memperhatikan nasib petani dengan menstabilkan harga padi dan sawit. Selama ini harga gabah kering turun drastis pascapanen beberapa waktu lalu di Abdya. Termasuk harga sawit belum berpihak kepada masyarakat petani. Mereka berharap, tuntutan yang dituangkan dalam aksi damai itu dapat terealisasi dalam waktu dekat.
Zulfahmi, mewakili mahasiswa Akademi Komunitas Negeri (AKN) Abdya meminta agar kampus AKN diaktifkan kembali, hal itu juga diakui oleh Rahma yang juga mahasiswi AKN. Ia mengatakan, kampus AKN saat ini mati suri. Bahkan para mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh rangkaian pembelajaran hingga proses sidang karya ilmiah, hingga saat ini belum diwisuda.
Apresiasi mahasiswa
Wakil Bupati Muslizar menerima massa. Dia mengapresiasi langkah dan upaya mahasiswa dalam mengingatkan pemerintah terhadap janji-janji yang dianggap belum terlaksana.
Ia menjelaskan secara rinci satu per satu tuntutan yang diajukan para mahasiswa. Terkait persoalan PT CA, wabup menjelaskan, masalah pengelolaan yang dilakukan oleh PT CA berhubungan dengan investasi, selama kebun itu dirawat dengan baik dan mampu menampung pekerja di daerah, maka hal itu tidak menjadi sebuah persoalan.
Sementara mengenai lahan lain yang tidak dikerjakan, Pemkab telah meminta PT CA membangun inti plasma. Kalau tidak dibangun, maka lahan itu akan ditarik oleh negara. Bahkan Bupati dan Wakil Bupati telah berkomitmen tidak akan menguasai lahan itu sejengkal pun. “Jika tindakan itu kami lakukan maka tujuh turunan kami akan sengsara,” paparnya.
Mengenai harga gabah, dia mengatakan hal itu sudah menjadi permainan di tingkat agen. Namun saat ini Pemkab sedang berupaya untuk membangun pabrik padi modern yang mampu menampung gabah petani yang nantinya bisa menstabilkan harga gabah serta menguntungkan petani. Begitu juga dengan harga sawit, yang sedang diupayakan proses pengalihan aset pabrik kelapa sawit. Dengan harapan keberadaan pabrik dimaksud bisa menstabilkan harga sawit.
“Menyangkut bangunan pendopo yang belum difungsikan, nantinya akan dijadikan kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan termasuk beberapa instansi dan organisasi di bawah dinas terkait,” terangnya.
Persoalan AKN juga sedang diupayakan untuk diselesaikan. AKN dapat aktif kembali. Pihaknya tetap mengupayakan agar mahasiswa AKN bisa wisuda. Di penghujung aksi, mahasiswa meminta wabup untuk menandatangani surat pernyataan sikap terkait tuntutan massa agar menjadi pegangan dan bahan evaluasi bagi Pemkab Abdya. (ags)