Nenek Sebatang Kara Rindu Anaknya

nenek-sebatang-kara-rindu-anaknya

Labuhan Batu, (Analisa). Seorang nenek berusia 78 tahun bernama Turani tinggal sebatangkara rumah yang berdindingkan papan dengan baluran cat berwarna hijau. Raut wajah keriput nya sontak pancarkan kebahagiaan dan penuh rasa syukur, berkali-kali ia mengucapkan terimakasih banyak kepada pihak yang telah memberikan bantuan berupa zakat yang diterimanya.

Kisah Ramadan memang belum usai, meski idul fitri telah tiba. Nenek ini sangat terharu dan meneteskan air mata sembaru memeluk Kiki salah seorang relawan daerah asal Labuhan Batu, “akhirnya nenek dapat jatah zakat, bisa ikut hari Raya Idul Fitri” ujarnya lirih.

Turani memiliki beberapa orang anak dan beberapa cucu, tapi begitu mereka berkeluarga dia ditinggal sendirian di rumahnya. Anak-anaknya ada yang merantau ke Pekan Baru dan Kota Medan, dan juga di tempat lainya. Walau dia memiliki banyak cucu, namun mereka tidak pernah sekalipun pulang untuk melihat kondisinya. Dia sangat rindu kepada mereka semua. Ditambah dengan kesendiriannya ini tak ada yang bisa diharapkanya lagi. Untuk makan saja harus mencari berondolan kelapa sawit setiap harinya.

Turani sejak kanak-kanak memang sudah tinggal di Aek Batu Kampung Tengah Dalam, sampai sekarang ini. Suaminya telah lama tiada dan beberapa anaknya telah melupakannya. Mungkin mereka telah lama lupa akan kasih sayang seorang ibu yang telah bersusah payah merawat, mendidik, dan menyayangi mereka.

Dalam moment pemberian bantuan paket ramadhan, tim Humas MRI-ACT Sumut yang ikut terjun langsung ke lokasi mengabadikan dengan langsung merekam dan mendokumentasikan momen-momen bersama Nek Turani ini. Empat orang relawan yang ikut serta juga ikut menangis haru. (del)

()

Baca Juga

Rekomendasi