Acara yang dihadiri mayoritas kaum ibu itu berlangsung khidmat, kekeluargaan serta meriah dan berjalan lancar. Selain para ibu, tampak juga hadir Penasihat H.Budiansyah, Edy Suryanto, Tokoh Pemuda Sumut, H.Darwin Syamsul, Ketua Rumah Komunikasi Lintas Agama ( RKLA) Sumut Ir.Soufinur Restu Nasution, tokoh agama, tokoh masyarakat, Haris Fadillah, para ustaz, Ketua Minang Bersatu Sumut IR.Rommy, pengusaha serta undangan lainnya.
Ketua MTH Sumut Hj.Bunda Indah mengatakan, selain saling memaafkan satu sama lain, kegiatan ini juga untuk lebih meningkatkan tali silaturahmi, kekompakan , kekeluargaan dan ukhuwah kita sesama majelis taklim di tengah- tengah masyarakat.
"Diharapkan silaturahmi dan kekeluargaan ini terus kita tingkatkan, kita jalin lebih erat lagi di dalam kesatuan dan persatuan kita untuk lebih damai, kondusif di Sumut yang kita cintai ini" ucap Bunda Indah yang juga Ketua Umum DPP RKLA Indonesia.
Lebih lanjut ia juga mengatakan, janganlah mengurus dosa orang lain, karena banyak orang, memikirkan kejelekan-kejelekan orang lain.
"Adanya pengajian sudah pasti masyarakat takut untuk melakukan fitnah. Berpolitik itu sebenarnya tidak masalah, tapi yang tidak sukanya menjelekkan dan memfitnah itu, dalam agama berdosà. Maka dari itu, kita sangat prihatin dengan orang-orang yang suka menjelekkan" pungkas tokoh perempuan nasional ini, sembari mengajak kaum ibu-ibu tersebut untuk bergabung di Pengajian Majelis Taklim Halimah.
Ustaz H. Syukri Albani awal tausiahnya mengatakan tidak sependapat bila Hj.Bunda Indah tidak disebut sebagai ustazah, karena apa yang dilakukan Hj Bunda Indah sudah cukup dikatakan sebagai pendakwah walaupun tidak banyak berdasarkan dalil naqli tetapi berdasarkan dalil aqli (akal pikiran yang diberi naluri untuk agar cerdas berpikir).
Dikatakan ustaz, tentang kepedulian sosial, mulailah dari diri sendiri, keluarga terdekat. Melahirkan kesadaran individual. Mulailah membersihkan alam sendiri, membuang sampah pada tempatnya, menggorek parit rumah dan lain sebagainya. Jika semua peduli terhadap dirinya, maka semua orang bisa peduli terhadap sesama.
“Oleh karena itu pasca Ramadan, energi kita harus mampu menjadi tenaga baru untuk merealisasikan keimanan di ruang sosial," ucapnya.
Dalam kehidupan sosial ini ada islam sebagai nilai. Sehingga kepatuhan kepada Islam dalam ruang sosial akan memunculkan ruang sadar keimanan yang sama tingginya.
"Semoga kita sebagai umat muslim dan Majelis Taklim Halimah bisa lebih bermanfaat ke depannya bagi orang banyak di sekeliling kita" jelasnya.
Acara yang bertema "Mempererat Ukhuwah Memupuk Persaudaraan" diawali dengan pembacaan ayat suci Alquran oleh Ikhwanuddin Hasibuan.
Acara diakhiri dengan penarikan lucky draw umrah gratis dan akan diberangkatkan pada Oktober 2019. (ns)