Berkat Penemuan Trofi Terbuat Tengkorak Manusia

Bukti tentang Kekejaman Suku Maya Terungkap

bukti-tentang-kekejaman-suku-maya-terungkap

RERADABAN  Maya adalah sebuah peradaban di Mesoa­merika yang dibangun bangsa Maya. Peradaban ini dikenal akan aksara hieroglifnya dan juga seni rupa, arsitektur, ma­tematika, kalender, dan keahlian astronominya.

Peradaban Maya berkembang di wilayah Meksiko tenggara, seluruh wilayah Guatemala dan Belize, serta bagian barat Hon­duras dan El Salvador.

Kawasan ini terdiri dari dataran rendah di Se­menanjung Yukatan di utara dan Dataran Tinggi Sierra Madre yang terbentang dari Ne­gara Bagian Chiapas di Meksiko hingga Guatemala bagian selatan dan El Salvador, serta dataran rendah di wilayah pesisir Samudra Pasifik di selatan.

Kini peninggalan  ar­keo­lo­gis peradaban Maya me­ngung­kap  satu hal yang sangat jelas. Ek­splorasi ar­keologi di hutan Pacbitun, Belize, belum lama ini menemukan dua ornamen terbuat dari tengkorak ma­nusia.

Seperti yang dilaporkan pada jurnal Latin American Antiquity, kelompok peneliti yakin tengko­rak tersebut dapat menjelaskan persaingan dan perebutan kekua­saan di peradaban Maya.

Dikenal dengan nama “trofi tengkorak Pacbitun”, ornamen mengerikan tersebut kemung­kinan besar dikenakan di leher sebagai liontin mewah. Tam­paknya, darah, keringat, dan kerja keras, bercampur saat membuat benda ini.

Goresannya menunjukkan bahwa tengkorak pertama kali dipotong menggunakan pisau tajam. Selain itu, setiap ujungnya dibor untuk mengikat tali dan memperkuat tengkorak.

Trofi tengkorak itu kemudian diukir dan dicat dengan warna merah.

Peradaban Maya memang tidak dapat dipisahkan dari ritual berdarah dan tengkorak manusia. Meski begitu, para arkeolog baru mengetahui sedikit makna di balik penemuan ini.

Pada beberapa situs arkeologi suku Maya, para penguasa di­gambarkan kerap mengenakan teng­korak nenek moyang mereka sendiri sebagai orna­men. 

Namun, trofi yang ditemukan di Pacbitun diyakini akan me­ngung­kap se­suatu yang lebih jahat.

Menurut dugaan peneliti, para tokoh elit mungkin mengenakan trofi yang dibuat dari tengkorak musuh-musuh mereka yang kalah untuk mengekspresikan kekuasaan.

Gagasan ini cocok dengan konteks sosial yang lebih luas saat itu. Trofi tengkorak diperkirakan berasal dari abad delapan atau sembilan Masehi.

Saat itu, Pac­bitun dan kota-kota Maya lainnya di dataran rendah selatan kehi­langan kendali atas ke­kuasaan, sementara yang berada di utara berusaha mengambil keuntungan dari kekosongan pemerintahan dan meningkatkan agresi mere­ka.

Di tengah pembantaian itu, peradaban Maya di wilayah se­latan yang dulunya kuat akhirnya mengalami kehan­curan miste­rius.

Meskipun penyebab kerun­tuhannya masih belum jelas, tapi peninggalan ini mungkin bisa memberi jawaban.

“Meskipun bukti dari trofi tengkorak tidak secara pasti menunjukkan bahwa situs-situs di bagian da­taran rendah selatan berhasil dikuasai  pejuang utara, tapi itu setidaknya menunjukkan adanya bukti keke­rasan.

Dan peperangan mengindika­sikan adanya sebuah akhir,” papar Gabriel D Wrobel, pemimpin penelitian sekaligus associate professor of Antrophology dari Michigan State University. (ngi/wkp/es)

()

Baca Juga

Rekomendasi