Dasarian II Juni 2019, Awal Kemarau

dasarian-ii-juni-2019-awal-kemarau
Medan, (Analisa). Stasiun Klimatologi Deliserdang menjelaskan, pada Dasarian (sepuluh hari) II Juni 2019 terpantau di beberapa wilayah Sumatera Utara telah memasuki awal musim kemarau seperti di zona musim 7, 8, 9, 13 dan 14 yang meliputi wilayah Kota Medan, Kabupaten Deliserdang, Serdangbedagai, Batubara, Asahan, Labuhanbatu Utara, sebagian Kabupaten Karo, Tapanuliutara, Padanglawas dan Padanglawas Utara.

Kepala Stasiun Klimatologi Deliserdang, Klaus Johanes Apoh Damanik kepada Analisa, Rabu (26/6) menjelaskan, salah satu tanda yang mudah ditemui dari musim kemarau itu yakni curah hujan yang mengalami penurunan baik intensitas maupun frekuensi kejadian hujan. 

“Awal musim kemarau terjadi bila curah hujan terukur di suatu wilayah pada satu dasarian (10 hari) kurang dari 50 mm, diikuti dua dasarian berikutnya berturut-turut. Apabila hujan yang turun dalam satu dasarian telah memenuhi kriteria tersebut, maka dapat dipastikan wilayah tersebut sudah memasuki awal musim kemarau,” jelas Damanik didampingi Kasi Data dan Informasi Charles Alexander Tari. 

Dijelaskan Klaus Damanik, berdasarkan pantauan dari dinamika atmosfer dalam beberapa hari terakhir, pola angin di Sumatera Utara didomnasi dari arah tenggara hingga barat daya dengan kecepatan angin 5-20 knots.

Kemudian, ungkapnya terdapat gangguan siklonik berupa sirkulasi Eddy di Perairan Samudera Hindia bagian barat Pulau Sumatera yang mengakibatkan adanya belokan angin (shearline) dan penyebaran massa udara (divergen) di wilayah Sumatera Utara. Aliran massa udara bersumber dari perairan Samudera Hindia melewati wilayah daratan Sumatera Utara. 

Kurang signifikan

Kondisi cuaca tersebut di atas, jelas Klaus Damanik menyebabkan peluang terjadinya pembentukkan awan konvektif penyebab hujan menjadi kurang signifikan terjadi di beberapa wilayah Sumatera Utara khususnya Kota Medan sekitarnya. Kondisi berkurangnya hujan berkorelasi terhadap jumlah tutupan awan di mana dapat menyebabkan peningkatan suhu udara akibat pemanasan yang cukup tinggi.

Dia menyebutkan, berdasarkan prakiraan musim kemarau yang dikeluarkan BMKG Wilayah I melalui Stasiun Klimatologi Deliserdang bahwa, awal musim kemarau diprakirakan terjadi pada awal hingga pertengahan Juni 2019 di wilayah Kota Medan dan sekitarnya.

Dalam kesempatan itu, Charles Alexander Tari menjelaskan, berdasarkan hasil analisis curah hujan pada dasarian II Juni 2019, di Sumatera Utara umumnya berada pada kategori rendah (11-50 mm) hingga menengah (51-100 mm). 

Adapun daerah yang termasuk pada kategori tinggi (101-150mm) meliputi sebagian kecil Kabupaten Asahan (BP Mandoge), Deliserdang (Stasiun Geofisika Tuntungan), Labuhanbatu (Tanjung Sarang Elang), Labuhanbatu Utara (Labuhan Haji), Langkat (Boyan, Kuala Nibung, Sawit Langkat, Sawitsebrang, Wampu), Nias Utara (Sogawu), Serdangbedagai (Gunungpara), dan Simalungun (Marihat, Pematangbandar, Sinder Raya).

Selanjutnya berdasarkan hasil perhitungan secara statistik dan hasil model, prakiraan curah hujan pada dasarian III Juni 2019 menunjukkan di sebagian besar wilayah Sumatera Utara peluang terjadinya hujan 50-100 mm adalah 50-95 %. Masih terdapat potensi terjadi hujan >100 mm dengan peluang 30 – 40 % yakni di sebagian Kabupaten Langkat dan Mandailingnatal.

Dalam keterangannya Charles mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk terus memantau kondisi cuaca ataupun perubahan musim pada sosial media, di antaranya  Instagram @infoBMKG, @staklimdsd, facebook @staklimdsd, twitter @staklimdsd, serta channel youtube Stasiun Klimatologi Deliserdang. 

Hal itu, ungkap Tari mempertimbangkan kondisi cuaca yang senantiasa berubah- ubah. Untuk itu diharapkan dengan adanya berbagai media diseminasi ini, maka dapat mempermudah masyarakat mencari informasi mengenai cuaca dan iklim. (rmd)

()

Baca Juga

Rekomendasi