
Oleh: dr. Nicolas Xavier Ongko. Multiple myeloma adalah jenis kanker yang menyerang sel plasma, yaitu salah satu jenis sel darah putih pada sumsum tulang penderita. Secara umum, sel plasma berfungsi untuk memproduksi antibodi guna mengatasi infeksi dalam tubuh.
Namun pada multiple myeloma, sel plasma justeru memproduksi protein yang tidak normal secara berlebihan yang akhirnya dapat merusak berbagai organ tubuh, seperti ginjal dan tulang.
Gejala multiple myeloma yang dirasakan setiap penderita umumnya berbeda. Pada perjalanan awal penyakit, penderita sering tidak merasakan gejala apa pun. Berikut ini adalah beberapa gejala umum dari multiple myeloma:
• Mual, kehilangan selera makan, dan penurunan berat badan.
• Konstipasi
• Nyeri pada tulang dan tulang menjadi lebih mudah patah.
• Kelelahan dan pucat.
• Mudah terserang infeksi.
• Mudah berdarah dan timbul lebam-lebam.
• Sering merasa haus.
• Kebingungan atau gangguan mental.
• Mati rasa pada kaki.
Penyebab multiple myeloma belum diketahui dengan pasti. Pertumbuhan sel plasma abnormal (myeloma) dapat berlipat ganda dengan cepat dan melebihi pertumbuhan sel normal, kemudian menghasilkan antibodi yang merugikan tubuh.
Terdapat multiple myeloma dalam bentuk jinak, yaitu MGUS (monoclonal gammopathy of undetermined significance). MGUS adalah kondisi ketika antibodi abnormal diproduksi oleh sel myeloma, tetapi tidak menyebabkan kerusakan pada tubuh.
Meski demikian, sebagian besar kasus multiple myeloma berawal dari MGUS. Diperkirakan, dari seratus penderita MGUS, satu di antaranya berkembang menjadi multiple myeloma setiap tahunnya.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang berisiko terkena multiple myeloma, di antaranya:
• Jenis kelamin. Kasus multiple myeloma lebih banyak ditemukan pada laki-laki daripada perempuan.
• Usia. Sebagian besar multiple myeloma didiagnosis pada usia pertengahan 60 tahun. Risiko seseorang menderita penyakit ini meningkat seiring bertambahnya usia.
• Ras. Multiple myeloma sering terjadi pada orang kulit hitam dibandingkan dengan yang orang kulit putih atau orang asia.
• Menderita MGUS.
• Riwayat kesehatan keluarga. Seseorang lebih berisiko terkena multiple myeloma jika ada anggota keluarganya yang menderita penyakit ini.
• Mengalami obesitas
Mendeteksi multiple myeloma tidak mudah, karena tidak semua kasus memperlihatkan gejala tertentu. Untuk mengetahui apakah seseorang benar-benar menderita multiple myeloma, dokter akan melakukan serangkaian tes berdasarkan gejala serta faktor risiko terkait. Tes dilakukan untuk mendiagnosis multiple myeloma dan mengetahui stadiumnya. Beberapa jenis tes dan prosedur yang harus dijalani, antara lain adalah:
• Tes darah
Tes darah yang dilakukan seperti pemeriksaan hitung darah lengkap, fungsi ginjal, kadar kalsium, LDH (lactate dehydrogenase), albumin dan globulin. Hal yang ditemukan adalah penurunan kadar Hb (anemia) dan albumin, penurunan jumlah trombosit (trombositopenia), serta peningkatan kadar kalsium dan globulin.
Selain itu untuk mendeteksi protein abnormal dalam darah dapat dilakukan pemeriksaan yang dinamakan serum protein electrophoresis (SPEP), imunofiksasi, free light chain (FLC) assay, dan beta-2 microglobulin. LDH dan beta-2 microglobulin digunakan untuk mengetahui stadium dari multiple myeloma.
• Pemeriksaan urine
Sama dengan darah, sampel urine juga dapat diperiksa untuk mengetahui keberadaan protein abnormal. Pemeriksaan yang dilakukan adalah urine protein electrophoresis, imunofiksasi, dan free light chain (FLC) assay. Selain itu dilakukan pengumpulan urine 24 jam untuk mendeteksi jumlah protein abnormal yang dinamakan protein Bence Jones.
• Pemeriksaan aspirasi sumsum tulang
Sampel darah dan jaringan dari aspirasi jarum halus yang diambil dari tulang panggul dekat daerah bokong, dilakukan untuk melihat gambaran pertumbuhan dari sel plasma. Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan jarum yang lebih besar dan panjang, namun tetap dilakukan dengan bius lokal.
• Pemindaian
Pemindaian seperti foto Rontgen (pemeriksaan bone survey), MRI, CT scan, atau PET scan (positron emission tomography). Pemindaian berguna untuk mendeteksi kelainan pada tulang yang berkaitan dengan multiple myeloma. Pemindaian dilakukan pada bagian kepala, tulang belakang, lengan, panggul, dan tungkai untuk mengetahui adanya kerusakan pada bagian tersebut.
Dari pemeriksaan yang dilakukan, dokter dapat menentukan stadium dari multiple myeloma. Multiple myeloma dibagi menjadi tiga stadium, yaitu stadium I, stadium II, dan stadium II. Stadium ini dibagi berdasarkan agresivitas dari penyakit. Semakin tinggi stadiumnya, semakin agresif penyakitnya.
Pengobatan Multiple Myeloma
Multiple myeloma belum bisa disembuhkan. Meski demikian, beberapa jenis perawatan di bawah ini dapat membantu meredakan rasa sakit, mencegah terjadinya komplikasi, dan menjaga kondisi penderita agar tetap stabil dengan memperlambat perkembangan multiple myeloma. Dengan perawatan yang dilakukan, penderita dapat kembali beraktivitas. Beberapa pengobatan untuk multiple myeloma, di antaranya adalah:
• Obat-obatan
Obat-obatan yang diberikan biasanya dalam bentuk tablet, infus, atau kombinasi dari kedua obat tersebut. Beberapa obat yang dapat diberikan adalah cyclophosphamide, thalidomide, atau prednison
Keputusan jenis obat dan dosis yang diberikan sangat bergantung terhadap kondisi pasien dan daya tahan tubuh pasien, karena obat-obatan yang digunakan akan memberikan efek samping, mulai dari yang ringan sampai yang berbahaya, terhadap pasien. Pasien dengan usia di bawah 65 tahun biasanya lebih kuat untuk menerima terapi yang lebih agresif.
Pada beberapa pasien yang multiple myelomanya belum bergejala (disebut smouldering multiple myeloma), belum membutuhkan terapi segera. Akan tetapi diharuskan untuk monitor penyakit sampai muncul gejala awal, guna mendapatkan pengobatan.
Selain obat-obatan untuk multiple myeloma, diberikan juga obat untuk mengatasi gejala dan komplikasi yang menyertai. Obat-obatan anti nyeri dan obat golongan bisphosphonate digunakan untuk mencegah kerusakan tulang dan menurunkan kadar kalsium dalam darah. Erythropoietin juga dapat digunakan untuk mengatasi anemia.
• Transplantasi sumsum tulang atau stem cell
Pada prosedur ini, sumsum tulang yang terjangkit sel kanker digantikan dengan sumsum tulang baru. Sebelum transplantasi, sumsum tulang dibersihkan dari sel kanker melalui obat-obatan dosis tinggi untuk multiple myeloma. Kemudian stem cells dimasukkan ke tubuh dengan tujuan pembentukan sumsum tulang yang baru.
• Radioterapi
Radioterapi menggunakan sinar-X dan proton digunakan untuk menghancurkan sel kanker serta menghentikan pertumbuhan sel myeloma yang memicu timbulnya rasa sakit dan kerusakan pada tulang.
• Cuci darah
Cuci darah dilakukan bila kerusakan pada ginjal berkembang menjadi gagal ginjal.
• Operasi
Operasi dilakukan bila terdapat kelainan pada tulang yang bertujuan untuk memperbaiki atau memperkuat tulang yang rusak
Berikut ini adalah komplikasi-komplikasi yang bisa disebabkan oleh multiple myeloma diantaranya:
• Nyeri dan kerusakan pada tulang
• Infeksi
• Anemia
• Penurunan fungsi ginjal