
SUASANA kemeriahan datangnya bulan puasa sangat terasa di Rusia termasuk di Moskow sendiri. Tenda Ramadan pun didirikan di ibukota Rusia Moskow menawarkan acara berbuka puasa dan kegiatan Ramadan yang meriah bagi penduduk setempat dan umat Muslim yang tinggal di kota tersebut.
Tenda ini terletak di sebuah taman yang menampilkan rumah-rumah ibadah dari tiga agama Ibrahim,sebuah masjid, gereja dan sinagog. Setiap malam, lebih dari 500 orang berbagi iftar secara bersama selama bulan Ramadan.
Tenda menyelenggarakan buka puasa pertama pada hari Senin sebagai hari pertama melaksanakan puasa tahun ini, di bawah naungan pemerintah kota Moskow. Acara buka puasa diadakan oleh Dewan Mufti Rusia. Tenda Ramadan ini juga menampilkan kegiatan budaya, termasuk menampilkan seni Turki dan Tartar tradisional, akan berlangsung sampai akhir Ramadan nanti.
Di antara para tamu yang hadir dalam acara berbuka puasa bersama adalah Ketua Dewan Mufti Rusia Ravil Gaynuddin dan pejabat dari kota Moskow. Pemimpin spiritual masyarakat Rusia Kristen dan Yahudi serta perwakilan dari organisasi masyarakat sipil Rusia turut hadir dalam acara tersebut.
Tenda iftar didirikan di Moskow dan bisa menampung lebih dari 500 orang setiap malam tahun ini. Jumlah orang yang hadir semakin meningkat setiap tahunnya.
Wakil ketua Dewan Mufti Rusia, Mustafa Kutukucu, mengatakan selama Ramadan aksi solidaritas sosial dari departemen pendidikan keagamaan juga melakukan kunjungan ke penjara, panti asuhan dan rumah jompo untuk memberikan hadiah.
Tenda Ramadan juga dijadwalkan untuk dirayakan pada Hari Turki pada 21 Agustus mendatang, penasihat pelayanan keagamaan di Kedutaan Besar Turki di Moskow, Fahri Saglik mengatakan kepada kantor berita Cihan. Dia memanggil semua warga Turki Moskow untuk bergabung dengan mereka di tenda hari itu. "Kami memiliki sebuah Ramadan seperti di Turki. Keluarga saling mengunjungi untuk berbuka puasa," katanya.
Unik
Sedikit bergeser dari kota Moskow. Mari sejenak melirik sebuah ibukota yang cukupmenarik utamanya bagi umat muslim, yaitu Kazan yang tak lain adalah ibu kota negara bagian Rusia yang dikenal dengan Tatarstan. Kota muslim ini memiliki lanskap yang unik dan menarik. Ia berada di atas bukit dengan pemandangan danau di bawahnya.
Persis di pinggir danau, terdapat beberapa bangunan besar Islam, seperti Masjid Agung QolSharif dan makam syuhada. Masjid QolSharif termasuk yang terbesar di Eropa dengan arsitektur khas berupa menara-menara tinggi, yang barangkali terpengaruh oleh Masjid Biru di Istanbul Turki.
Masyarakat muslim Kazan mirip dengan di Asia. Kumandang azan, deretan masjid, dan para perempuan berjilbab menjadi pemandangan biasa di kawasan ini.
Penghuni kota ini sebagian besar Muslim. Dahulu berdiri kerajaan Islam Tatarstan di Rusia. Kejatuhan kerajaan Islam Kazan oleh kerajaan Tsar Rusia membuat didirikan gereja besar dipusat Kazan. Namun muslim Kazan terus bertahan menjaga agamanya, Islam hingga diwariskan turun temurun.
Mereka mengaku pertama kali mengenal Islam dari seorang utusan Islam asal Baghdad pada abad ke-7 Masehi, manakala Kazan masih menjadi bagian dari wilayah Bulgaria. Sejak itu, Islam berkembang cepat di wilayah ini.
Piala Dunia yang tempo hari berlangsung di Rusia, salah satunya menggunakan tempat stadion di Kazan. Stadium Kazan Arena merupakan kandang Klub FC Rubin Kazan. Stadium ini menyediakan mushola untuk shalat. Di wilayah Kazan cukup mudah bagi muslim untuk mencari makanan halal.
Dahulu sama seperti agama-agama lain, Islam sempat mengalami hambatan serius pada masa komunisme Soviet. Hampir semua masjid dialih fungsi menjadi gudang atau gardu jaga. Segala sesuatu yang menyiratkan simbol keagamaan dilarang.
Setelah komunisme Soviet tumbang, komunitas Muslim di wilayah ini seolah bangkit dari tidur panjang. Mereka kembali membangun tempat ibadah dan institusi keagamaan dengan cepat. Kini, tak kurang dari 1.200 masjid telah kembali berdiri dan mendorong kemajuan masyarakat di berbagai bidang.
Di kota Kazan ini ada pula universitas Islam yang diberi nama Universitas Islam Rusia.
Menurut penuturan banyak orang, pendidikan Islam di Tatarstan tetap berlangsung meskipun pada masa komunis. Mereka melakukan dakwah minimal kepada anggota keluarga sendiri. Itulah sebabnya, Islam tidak surut meski dilarang selama satu generasi. (acc/ra/dw/ar)