Analisadaily (Medan) - Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Sumatera Utara, Arsyad Lubis, diduga melindungi bawahannya yang telah membuat resah para kepala sekolah di Kabupaten Langkat.
Bahkan parahnya, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Disdik di Kabupaten Langkat diduga mencatut nama Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajekshah (Ijeck), untuk menakut-nakuti para kepala sekolah di sana.
Informasi tentang keresahan para kepala sekolah di Kabupaten Langkat kini semakin meluas. Keresahan itu menyusul isu yang disampaikan Kepala UPT perihal akan adanya pergantian kepala sekolah dalam waktu dekat.
Kepala UPT Disdik di Langkat beberapa waktu lalu menyebarkan berita tentang akan adanya pergantian kepala sekolah. Untuk meyakinkan para kepala sekolah, dia bahkan tidak segan-segan mencatut nama Wagubsu sebagai pejabat yang akan melakukan pergantian tersebut.
Tentu hal ini membuat kepala sekolah di Langkat cemas terhadap pergantian yang dilakukan karena menurut Kepala UPT, pengganti mereka nantinya adalah para kepala sekolah yang didatangkan dari Kota Medan.
Keresahan para kepala sekolah di Langkat juga sudah diketahui oleh Wagubsu. Malah oleh Wagubsu sudah pula dilakukan pertemuan beberapa hari lalu dengan berbagai pihak.
Dalam pertemuan yang dihadiri Kadis Pendidikan Sumut, Arsyad Lubis, Kepala UPT Langkat, Robbi Rezeky, dan beberapa orang yang mendengar pernyataan tentang pergantian kepala sekolah itu, Wagubsu meminta Kadis Pendidikan agar memberhentikan Kepala UPT Langkat. Karena perbuatannya telah membuat resah dan mencemarkan nama baik Wagubsu.
Namun begitu, Kadis Pendidikan Sumut sampai saat ini belum juga mencopot Kepala UPT Langkat tersebut. Hal inilah yang memunculkan dugaan Kadis Pendidikan memang 'memelihara' para pejabat seperti ini sebagai alat untuk 'mencari dana' dari para kepala sekolah.
Karena dengan dihembuskan isu akan dilakukannya mutasi, maka para kepala sekolah akan resah dan mencari perlindungan.
Terpisah ketika ditanya awak media belum lama ini, Musa Rajekshah tidak mau berkomentar banyak. Namun dia mengakui adanya peristiwa itu dan kini masih menunggu proses dari Kadis Pendidikan Sumut.
Sedangkan Kadis Pendidikan Sumut, Arsyad Lubis, tidak berkenan mengomentari persoalan ini. Dia tidak pernah membalas panggilan telepon maupun SMS dari wartawan.
