Identifikasi Gelombang Gravitasi dengan Elektromagnetik

identifikasi-gelombang-gravitasi-dengan-elektromagnetik

PADA tahun 2014, dunia ter­kejut karena kalangan ilmuwan ber­hasil menemukan gelom­bang gravitasi. Kejadian itu mem­buktikan bahwa alam se­mesta memang mengalami pe­muaian yang sangat cepat yang muncul di radiasi latar belakang.

Gelombang gravitasi me­ru­pakan riak yang terjadi da­lam ruang waktu. Riak tersebut mun­cul ketika dua benda yang sangat kompak dan sangat masif meng­alami penggabungan.

Jika gelombnag gravitasi bisa diamati secara langsung, maka para ilmuwan akan dapat me­nge­tahui karakteristik peng­ga­bungan kedua benda tersebut dan juga memahami fisis atau apa yang sebenarnya terjadi ke­tika benda mengalami interaksi gravitasi yang sangat kuat.

Pengamatan gelombang gra­vitasi bukanlah pekerjaan mudah, Bahkan, penemuan riak dalam radiasi latar belakang dari alam semesta dini sampai saat ini masih menjadi perdebatan. Tapi era untuk bisa mendeteksi gelombang grvitasi tak akan la­ma lagi.

Detektor gelombang gravi­ta­si seperti Advance LIGO (Laser Interferometer Gravitatio­nal-Wave Observatory) dan Vir­go telah bekerja mulai tahun 2016. Meskipun demikian, ge­lombang gravitasi memiliki re­solusi yang sangat terbatas.

Pendeteksian hanya dapat dilakukan pada lokasi sumber datangnya gelombang gravitasi dan areanya hanya bisa diperluas diperluas 10 sampai dengan 1000 derajat2 di langit. Itupun ber­gantung pada jumlah detek­tor dan kekuatan sinyal.

Untuk memahami sifat dari sumber gelombang gravitasi, ma­ka para ilmuwan harus bisa me­nemukan lokasi dari mitra elek­tromagnetiknya dengan akurat sesaat setelah gelombang gravitasi dideteksi.

Pertanyaan yang muncul, ba­gaimana teleskop bisa ber­kon­tribusi dalam pendeteksian ter­sebut? Kemungkinan itu ada lewat survei galaksi yang sangat ce­pat untuk mengidentifikasi dan mengkarakterisasi lokasi mun­culnya gelombang gra­vitasi.

Gelombang gravitasi dari ber­gabungnya dua bintang neutron bisa dideteksi sampai de­ngan ja­rak 200 Mpc (1 parsec ku­rang lebih sama dengan 3.26 tahun cahaya), atau 800 kali ja­rak galaksi Andromeda. Dengan be­roperasinya LIGO, Virgo di tahun 2016, diharapkan kedua­nya akan dapat mendeteksi se­ti­daknya 40 kejadian yang me­ng­indikasikan kehadi­ran ge­lom­bang gravitasi setiap tahunnya.

Survey

Di setiap area 1 derajat2 da­lam jarak 200 Mpc, setidak­nya terdapat 8 galaksi. Dan dalam area 100 derajat2, setidaknya terdapat 800 kandidat galaksi. Untuk itu, perlu diadakan survey cepat yang dapat me­nun­jukan keberadaan galaksi-ga­laksi yang memiliki hubungan de­ngan emisi geombang gra­vitasi.

Jika sumber yang berpotensi akan menjadi tuan rumah bagi ge­lombang gravitasi bisa di­iden­tifikasi, maka dapat dilakukan pengamatan lanjutan dengan teleskop medan pandang sempit untuk mengukur cahaya yang dipancarkan oleh sumber ge­lombang gravitasi.

Pancaran elektromagnetik yang diikuti ke­mudian de­ngan dideteksinya gelombang gravitasi hanya berlangsung singkat, sekitar satu minggu. Karena itu dibutuhkan survei cepat yang mendahului untuk menemukan tuan rumah dari gelombang gravi­tasi.

Untuk bisa melakukan survei cepat dengan potensi mem­per­oleh tuan rumah gelombang gra­vi­tasi, maka survei harus men­cari galaksi dengan laju pem­bentukan bintang yang ting­gi. Diyakini, galaksi seperti ini akan memiliki kesempatan lebih be­sar untuk menjadi tuan rumah ba­gi peristiwa gelombang gra­vitasi.

Tanda-tanda pembentukan bin­tang dalam sebuah galaksi da­pat diketahui dari cahaya yang di­pancarkan dalam garis hid­rogen alpha, yang datang dari atom hidrogen di awan gas di pa­lung kelahiran bintang.

Mes­kipun demikian, laju ber­ga­bung­nya obyek kompak yang masif akan memiliki ke­sem­patan lebih besar sebagai tuan rumah peris­ti­wa gelom­bang gravitasi.

Pengamatan dengan teles­kop ber­ukuran 2 meter akan da­­pat men­cakup area 30 de­ra­jat2 se­tiap tahunnya dan se­lain ga­laksi de­ngan laju pem­ben­tukan bin­tang yang tinggi, ke­beradaan peristiwa berga­bung­nya lubang hitam dan bin­tang neutron bisa diamati sam­pai dengan jarak 450 Mpc.

Pendeteksian gelombang gra­vitasi memegang peranan pen­ting dalam menceritakan sejarah alam semesta sekaligus membuktikan teori yang sudah dibangun. Jika tidak sesuai, tentu ada yang harus ditinjau kembali.

Dan selama ini gelombang gravitasi masih berupa teori yang belum dapat dideteksi ke­beradaannya sampai ketika tim BICEP2 memberikan pe­ng­umuman bukti dari inflasi alam semesta dini yang ke­mudian diperta­nyakan kebenarannya.

Jika gelombang gravitasi dapat dideteksi dengan lebih mudah, tentu akan ada banyak kisah alam semesta dan benda-benda di dalamnya yang di­kuak­kan untuk para penghuni Bu­mi. (nasa/ast/lsc/ar)

()

Baca Juga

Rekomendasi