
Oleh: Rhinto Sustono
JANGAN mudah percaya kalau ada yang bilang punya batu turquoise (pirus) asli nusantara. Sebab jenis batu ini tidak ditemukan di daerah mana pun di Indonesia. Batu ini sudah dikenal masyarakat dunia sebagai batu permata sejak ribuan tahun silam.
Sesuai namanya, turquoise (bahasa Prancis) yang artinya batu turki, sebab orang Turki-lah yang pertama kali membawa batu ini ke pasar Eropa. Batu pirus sudah digunakan bangsa Mesir kuno dan Aztec sebagai perhiasan dan batu hias.
Konon, topeng dan makam Raja Tutankhamun dihiasi batu ini. Orang Mesir kuno percaya, biru turquoise menjadi simbol regenerasi, sehingga batu ini jadi sangat berharga karena kepercayaan tersebut.
Di belahan dunia lain, selain untuk penghias dekorasi dan perhiasan, oleh penduduk asli Amerika, turquoise juga digunakan sebagai bahan karya seni. Bahkan orang Tibet mempercayai batu ini untuk penyembuhan berbagai penyakit.
Ada kalanya warna terang, tegas, dan menonjol pada gemstone lebih disukai pecinta dan kolektor akik. Namun sebagian lainnya lebih memilih perpaduan warna yang alami, yang muncul dari bentukan alam selama beratus bahkan berjuta tahun. Lalu bagaimana dengan warna yang lembut? Adakah yang suka?
Namun pada batu pirus, warnanya lembut bahkan tak sebening batu mulia kebanyakan. Pembentukan warnanya dikarenakan proses alamnya. Jenis batu ini hanya ditemukan di daerah kering dan tandus, yang sarat asam, air tanah diperkaya tembaga merembes ke bawah, kemudian bereaksi dengan mineral yang mengandung fosfor dan alumunium.
Makanya tidak heran jika batu pirus jarang sekali ditemukan di permukaan bumi. Kekhasan warna batu pirus, biru sampai hijau mineral dan selalu memiliki kotoran tembaga. Konon pirus tertua ditemukan di makam Mesir kuno yang dibuat pada 4.000 SM.
Ciri lainnya dari batu pirus, bentuknya menyerupai batu kali dengan permukaan halus. Warna pirus terindah yang pernah menghebohkan dunia gemstone, yakni biru langit yang kuat. Soal warna ini kerap menjadi perhitungan untuk menentukan harganya yang selangit.
Standar harga juga didukung ada-tidaknya corak inklusi pada permukaan batunya. Corak inklusi teratur seperti sarang laba-laba dan tanpa inklusi sama sekali harganya justru lebih mahal. Bagi kolektor gemstone tingkat dunia, dari inklusi yang dimunculkan pirus, bisa ditebak negara asal batu tersebut.
Batu yang tidak ditemukan di daerah mana pun di Indonesia ini, memiliki beberapa varian. Jenis bau pirus dibedakan berdasarkan asal negara didapatkan atu tersebut. Sebut saja jenis robbin’s egg dari Iran.
Wilayah di bagian barat Persia ini, sejak 2.000-an tahun silam memang menjadi produsen batu pirus. Penandanya ada pada kubah Istana Iran yang menampilkan pirus berciri tanpa inklusi.
Jenis lainnya, pirus mesir. Sesuai namanya, pirus ini berasal dari Mesir. Kono penambangan pirus di Mesir sudah berlangsung sejak 3.000 SM. Kekhasan pirus mesir yakni lebih hijau dari pirus asal Iran.
Selain Iran dan Mesir, Amerika Serikat, China, India, Afganistan, Chili, dan Turkistan juga memiliki produksi pirus dengan kekhasannya masing-masing.
China juga menghasilakn batu pirus dalam jumlah cukup besar. Tambang pirus telah dikenal sejak 3.700 tahun lalu. Ciri khas warna pirus dari China ini mulai kuning, hijau, sampai biru langit. Untuk biru murni sangat jarang ditemukan, namun pirus hijau menjadi andalannya.
Banyak yang membedakan jenis turquoise ini sesuai warnanya, misalnya celeste yang dominan biru langit ringan. Ada juga light urquoise (pirus terang) dengan biru terang. Namun ada pula yang lebih biru dari light urquoise disebut dengan penamaan pirus biru.
Tiga jenis lainnya sesuai warnanya, pirus menengah karena adanya paduan warna antara biru muda dan tua, dan pirus gelap yang didominasi biru tua, dan pearl mystic turquoise (pirus mutiara mistik) dengan hijau terang yang lembut.
Karena keindahan dan harganya yang lumayan, batu pirus juga seperti jenis kebayakan batu permata lainnya, tidak terhindar dari produk tiruan. Dalam perkembangan kekinian, batu permata tak sekadar dijadikan perhiasan di pergelangan tangan, sebagai cincin, gelang, bros penghias baju dan jilbab, juga giwang. Namun banyak batu mulia yang sudah merambah ke dunia fashion.
Kekhasan biru langitnya,menjadikan pirus selalu menjadi tren dan favorit untuk disematkan sebagai asesori pakaian. Meski pasaran batu akik kini semakin menungkik, namun batuu pirus pesonanya tak mudah tergerus.