Oleh: Dwi Utami Amalia
Sekolah Dasar Budi Agung telah melaksanakan pembagian raport, tepatnya di kelas satu seorang anak bernama Salsa sangat senang sekali, bisa mendapatkan peringkat pertama di kelas satu dengan nilai yang sangat memuaskan.
“Selamat Salsa atas prestasinya, Nak,” kata Ibu guru.
“Iya, Bu,” kata Salsa.
Orangtua Salsa sangat bangga atas prestasi yang dicapai. Salsa pun meminta untuk merayakannya.
“Bu, Salsa kan dapat juara di sekolah. Kita jalan-jalan yuk, Bu.” ajak Salsa. “Kamu maunya kemana?” tanya Ibu.
“Kita ke kebun binatang aja, Bu. Salsa kan belum pernah lihat binatang buas, pasti seru,” jawab Salsa.
“Yasudah, besok kita ke sana.”
Dengan penuh semangat Salsa mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa besok, setelah selesai Salsa pun tidur lebih awal agar tidak bangun kesiangan. Pagi telah tiba, Salsa bergegas mandi, memakai pakaian yang cantik dan sarapan.
“Ayo Bu kita pergi Salsa sudah gak sabar,” kata Salsa dengan penuh semangat.
“Baiklah,” kata Ibu.
Salsa pun pergi bersama Ayah dan Ibunya ke kebun binatang yang ada di Medan. Di tengah-tengah perjalanan, Ayah Salsa menasihati Salsa agar ketika sampai di kebun binatang menuruti perintah Ayah dan Ibunya. Tidak lama kemudian Salsa tiba di kebun binatang.
“Bu, kita harus beli tiket dulu?” tanya Salsa.
“Iya, supaya ketika terjadi hal yang tidak diinginkan petugas kebun binatang bisa membantu kita.”
“Oh, begitu Bu. Sini Bu biar Salsa aja ngasi tiketnya ke petugas,” kata Salsa.“Yasudah.”
Setelah memberi tiket ke petugas pintu masuk, Salsa bersama Ayah dan Ibunya masuk ke area kebun binatang. Salsa sangat senang sekali bisa melihat berbagai macam binatang yang sebelumnya belum pernah Salsa lihat. Di kebun binatang juga banyak sekali pengunjung yang datang untuk berlibur.
“Bu, banyak sekali binatangnya.” kata Salsa dengan gembira.
“Iya, di kebun binatang kita bisa melihat binatang yang hidup di hutan, jadi kita tidak perlu jauh-jauh ke hutan untuk melihat binatang.” kata Ibu Salsa.
“Jadi ini binatang-binatang yang ada hutan, Bu?” tanya Salsa.
“Iya, Nak,” kata Ibu.
Ketika mengililingi area kebun binatang Ayah Salsa menyuruh Salsa untuk bepegangan tangan dengan Ayah dan Ibunya. Namun, Salsa tidak mempedulikan apa kata Ayahnya. Salsa menganggap dirinya sudah besar, jadi tidak perlu berpegangan tanga dengan Ayah dan Ibunya.
“Bu, ayo kita lihat harimau,” kata Salsa. “Kandangnya ada di sebalah sana,” kata Ibu.
Karena banyak sekali orang-orang yang melihat harimau, Salsa menerobos ke tempat paling yang depan agar bisa terlihat. Salsa melihat harimau yang besar dan memiliki gigi taring yang panjang. Ketika Salsa menoleh ke arah belakang, Salsa tidak melihat Ayah dan Ibunya karena banyak sekali orang yang melihat harimau.
“Ayah…Ibu,” teriak Salsa.
Salsa pun kebingungan tidak melihat Ayah dan Ibunya, Salsa berlajan mencari Ayah dan Ibunya dengan raut wajah ketakutan dan sedih. Salsa takut Ayah dan Ibunya sudah pulang meninggalkannya. Setelah lama mencari, Salsa pun menangis di sudut kebun binatang. Tidak lama kemudian, petugas kebun binatang datang menghampiri Salsa.
“Adik, kenapa menangis?” tanya Ibu petugas kebun binatang.
“Salsa tersesat mencari Ayah dan Ibu,” kata Salsa sambil mengucek-ucek matanya.
“Tenang Adik manis, ayo ikut Ibu. Kita akan menemukan orangtuamu.” kata Ibu petugas kebun binatang.
Salsa dan Ibu petugas kebun binatang pergi ke posko pengumuman untuk mengumumkan bahwa Salsa tersesat mencari Ayah dan Ibunya. Beberapa menit kemudian, Ayah dan Ibu Salsa datang ke posko pengumuman dan bertemu dengan Salsa.
“Ayah…Ibu…” teriak Salsa sambil memeluk Ayah dan Ibunya.
“Maafin Salsa, Salsa bandel gak dengar apa kata Ayah,” ucap Salsa dengan sangat menyesal.
“Yasudah, ini jadi pelajaran buat kamu agar lebih berhati-hati dan mendengarkan nasihat Ayah dan Ibu,” kata Ayah sambil mengelus kepala Salsa.
Semenjak kejadian tersebut, Salsa menjadi anak yang patuh. Setiap perkataan dan nasihat baik dari orangtuanya maupun orang lain Salsa dengarkan, karena nasihat baik yang diberikan manfaatnya Salsa juga yang merasakannya.