
Oleh: Poltak MS.
Kelebihan berat badan adalah salah satu masalah yang dinilai cukup mengancam eksistensi manusia, terutama kaum hawa. Banyak wanita mengakui bahwa naiknya angka timbangan adalah problematika hidup yang terus dicari penyelesaiannya. Karena itu tak heran kalau berbagai program diet terus dikembangkan. Mulai dari yang namanya food combining, diet mayo, sampai pada yakni diet golongan darah.
Adalah Dr.Peter J. D’Adamo, seorang dokter naturopati dari Amerika Serikat, menemukan cara berdiet berdasarkan golongan darah. Konon, karena setiap orang memiliki golongan darah berbeda, maka makanan yang dikonsumsinya pun harus berbeda.
Cara berdiet ini didasari penemuan D’Adamo bahwa lektin atau protein yang terdapat pada berbagai jenis makanan akan menghasilkan pengaruh berbeda pada setiap golongan darah. Jika tidak cocok pada golongan darah tertent, lektin bisa menyebabkan terjadinya penggumpalan sel-sel darah.
Diet ini dikembangkan sang dokter naturopati dalam bukunya yang berjudul “Eat Right for Your Type: The individualized diet solution to staying healthy, living longer & achieving your ideal weight”.
D’Adamo mengklaim setiap golongan darah mencerna makanan secara berbeda. Ia percaya bahwa makan makanan yang salah dapat menyebabkan efek negatif pada tubuh. Efek ini termasuk melambatnya metabolisme, kembung, bahkan menyebabkan munculnya penyakit tertentu, seperti kanker.
Menjaga asupan makanan agar sesuai dengan kebutuhan golongan darah tertentu ini dipercaya juga bisa mengembalikan fungsi penjagaan sistem tubuh dan memperbaiki metabolisme tubuh. Selain itu, masing-masing golongan darah rentan atau berisiko terhadap jenis penyakit yang berbeda.
Cara diet berdasarkan golongan darah di luar negeri terutama di negara asalnya Amerika Serikat, sudah begitu populer. Sementara di Indonesia, masih agak sulit menemukan orang yang ahli diet itu, atau orang-orang yang menggunakannya.
Pola diet sesuai golongan darah ini memang masih asing, karena yang paling paham dalam hal ini adalah naturopati atau dokter yang meyakini ilmu pengobatan bisa dilakukan dengan obat-obatan yang sifatnya alami, baik dari tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Banyak yang menyimpulkan bahwa para naturopati ini berniat menghentikan suatu penyakit dengan cara menjaga pola makan dan gaya hidup, dan tentu saja hal ini tidak bertentangan.
Secara garis besar golongan darah dikelompokkan dalam 4 tipe, yaitu A, B, AB, dan O. Pemilik golongan darah A disarankan mengonsumsi bahan makanan yang sedikit mengandung lektin. Para pemilik golongan darah ini memiliki lambung dengan kandungan lektin rendah. Jika asupan lektin berlebihan, dikhawatirkan mengganggu kesehatan lambung.
Selain itu, mereka yang bergolongan darah A menghasilkan lendir yang lebih banyak dibanding golongan darah lainnya. Keadaan ini menimbulkan risiko terhadap penyakit jenis alergi, seperti asma, infeksi telinga, dan gangguan pada pernapasan.
Makanan yang dianjurkan adalah dari kelompok nabati. Sumber hewani bisa diperoleh dari ikan dan ayam kampung, itu pun dengan jumlah dan frekuensi terbatas. Susu yang dianjurkan adalah susu fermentasi (yoghurt atau kefir), krim tanpa lemak, keju alami, telur dalam jumlah terbatas (dari jenis organik atau telur ayam kampung), lemak dalam jumlah terbatas, kacang-kacangan seperti kenari, biji-bijian, almod, susu keledai alami. Orang dengan golongan darah A ini semestinya memperbanyak makan sayuran dan buah-buahan segar.
Makanan yang harus dihindari karena mengandung banyak lektin atau makanan yang bisa merangsang tubuh memproduksi banyak lendir adalah hidangan laut berwarna putih seperti cumi-cumi, ikan kakap putih, daging sapi, susu, keju hasil olahan industri, kacang merah, kacang tolo, roti, kue-kue, cake, kentang, kol, mangga, pepaya, jeruk, dan pisang. Juga makanan olahan seperti sosis, kornet, dendeng, ham, dan daging asap, minyak jagung dan minyak kacang tanah.
Pemilik golongan darah B adalah tipe kebalikan dari golongan darah A. Mereka diijinkan menyantap sumber hewani dengan porsi lebih banyak. Namun, karena golongan darah B rentan terhadap penyakit autoimun dan serangan virus, mereka dianjurkan banyak mengonsumsi sayuran hijau yang kaya magnesium.
Daftar makanan yang diperbolehkan adalah daging sapi, domba, kelinci, ikan laut, semua produk susu, kecuali blue chesse dan es krim, telur ayam organik dan telur ayam kampung, minyak zaitun lebih dari satu sendok, beras merah, beras putih pecah kulit, beras putih tumbuk, bahan makanan dari bahan beras atau tepung beras, havermut, bekatul, semua jenis buah terlebih nanas sangat baik. Namun ada juga jenis buah yang diminimalkan konsumsinya, yaitu yang kaya lektin, seperti kesemek, delima, belimbing, dan pir.
Selain itu, ia tidak diperbolehkan atau membatasi mengonsumsi ayam, kepiting, lobster, udang, kerang, scallop, remis, tiram, kodok, telur puyuh, telur bebek, minyak wijen, minyak jagung, minyak biji bunga matahari, minyak kacang tanah, minyak kacang kedelai.
Batasi juga konsumsi kelapa, santan, kedelai, kacang tanah, biji bunga matahari, biji labu, wijen, kacang mete, pistasio, tempe, tahu dan susu kedelai, kacang merah, kacang tolo, makanan dari terigu, mi instan, ketan, jagung, lobak, tomat, dan jagung muda.
Pola makan pemilik golongan darah AB ini, pantangannya tidak terlalu ketat, namun harus membatasi konsumsi daging sapi, lobster, udang, cumi, ikan ekor kuning, belut, teri, kodok. Hindari susu dan semua produk susu, daging olahan.
Semua jenis kacang dikonsumsi sedikit-sedikit sambil mengamati reaksinya. Wijen dan minyak wijen perlu diwaspadai. Batasi konsumsi terigu dan makanan olahan seperti roti, cake, kue pasta. Hindari pula jagung, taoge, jamur, dan jeruk.
Beruntunglah pemilik golongan darah O yang menyukai daging-dagingan. Mereka boleh menyantap daging sebanyak-banyaknya, kecuali daging olahan. Namun golongan ini harus mengimbanginya dengan mengonsumsi sayur-sayuran yang banyak pula. Boleh juga menyantap minyak jenis nabati, minyak zaitun, dan buah-buahan segar.
Harus pula dihindari atau dibatasi, yakni kol, brokoli, kembang kol, sawi, pokcoi, taoge, terong, jamur, dan kentang. Telur, susu dan kacang-kacangan tak terlalu berguna karena tubuh telah mendapat asupan dari sumber hewani. Juga terigu dan makanan hasil olahan tidak terlalu bermanfaat lagi. Bagi anda yang sensitif, hindari jeruk karena berisiko keracunan usus.