Fibroadenoma Mammae, Tumor Jinak Berbentuk Bulat

fibroadenoma-mammae-tumor-jinak-berbentuk-bulat

Oleh: dr. Nicolas Xavier Ongko.

Fibroadenoma mammae (FAM), adalah salah satu jenis tumor jinak pa­ling umum terjadi pada payu­da­ra. Fibroadenoma berbentuk bulat de­ngan batas tegas dan memiliki kon­sis­tensi kenyal dengan permukaan yang ha­lus. Ukurannya dapat mem­be­sar pada masa kehamilan. Tumor jinak ini biasanya ti­dak terasa sakit dan mudah bergeser saat disentuh. Pen­de­rita fibroadenoma keba­nyakan adalah wanita berusia antara 15-35 tahun.

Penyebab Fibroadenoma mammae

Perkembangan fibroadenoma seringkali dikaitkan dengan hormon reproduksi. Meski demikian, penye­bab kemunculannya belum dike­tahui secara pasti. Beberapa pendapat me­ngatakan bahwa fibroadenoma me­rupakan respons tidak normal tubuh wanita terhadap hormon estrogen.

Ukuran fibroanodema da­pat mem­besar pada masa ke­hamilan atau saat seseorang sedang menjalani terapi peng­ganti hormon, dan dapat me­nge­cil ketika tingkat ho­rmon reproduksi me­nurun, misalnya setelah wanita me­masuki masa menopause.

Selain fibroadenoma yang umum terjadi, ada juga bebe­rapa jenis fibroadenoma lain­nya, yaitu:

• Fibroadenoma kom­pleks. Pada jenis ini terjadi pertumbuhan sel yang cepat. Fibroadenoma kompleks di­diagnosis menurut analisa jaringan dengan mikroskop (biopsi).

• Fibroadenoma juvenile. Jenis ini merupakan fibroadenoma yang paling banyak diderita oleh wanita berusia 10-18 tahun. Fibroadenoma juvenile dapat membesar, na­mun seiring waktu akan me­nyusut bahkan menghilang.

• Fibroadenoma besar. Je­nis ini dapat membesar hing­ga berukuran 5 sentimeter dan harus diangkat karena da­pat menekan jaringan pa­yu­dara sekitarnya.

• Tumor phyllodes. Jenis ini bia­sa­nya bersifat jinak, namun dapat juga berubah menjadi ganas. Dokter akan me­nyarankan tumor ini un­tuk diangkat.

Anda bisa saja memiliki fibroadenoma pada payudara jika merasakan benjolan yang memiliki ciri-ciri se­bagai ber­ikut:

• Tidak terasa sakit.

• Berbentuk bundar de­ngan tepi ben­jolan yang jelas.

• Mudah digerakkan.

• Konsistensi benjolan te­rasa ke­nyal dan padat.

Anda bisa memiliki lebih dari satu fibroadenoma seka­ligus pada salah satu payu­dara atau keduanya. Dian­jur­kan untuk segera menghu­bungi dokter jika Anda men­deteksi adanya ben­jolan baru atau perubahan pada payuda­ra.

Dokter akan segera mela­kukan pe­me­riksaan payudara apakah terdapat ben­jolan atau masalah lain di kedua payu­dara. Bergantung pada ka­rak­terisktik benjolan yang di­temui dan usia pasien, ma­ka biasanya dokter akan me­nyarankan pasien untuk men­jalani salah satu dari bebera­pa tes ini:

• Mammografi. Dengan mam­mog­rafi dokter akan menganalisis gambar fibro­adenoma pada jaringan pa­yudara pasien yang diambil dengan meng­guna­kan sinar-X. Tes ini lebih efektif pada wanita berusia 40 tahun ke atas.

• USG payudara. Dokter akan me­nya­rankan pemerik­saan USG untuk pa­sien ber­usia di bawah 40 tahun. Se­bab, jaringan pada payudara di usia ter­sebut lebih padat dan membuat ha­sil uji mam­mografi sulit dianalisa dok­ter. Dalam pemeriksaan ini, dokter me­nganalisa apakah benjo­lan pada pa­yudara padat atau berisi cairan seperti pa­da kista payudara.

• Biopsi. Jika benjolan ti­dak bisa di­diagnosis pasti de­ngan mammografi dan USG, maka dokter akan menya­ran­­kan pemeriksaan biopsi pa­yudara. Dok­ter akan meng­ambil sampel ja­ringan dari dalam benjolan untuk diana­lisa di laboratorium.

Pada dasarnya fibroadenoma tidak me­merlukan pengobatan. Demi meng­hi­lang­kan rasa cemas, bebera­pa wanita memilih jalan ope­rasi untuk menghi­langkan benjolan fibroadenoma.

Berdasarkan pemeriksaan fisik, tes pemindaian, dan biopsi, dokter akan menya­rankan pilihan prosedur un­tuk menangani fibroadeno­ma. Jika dari hasil tes yang sudah dilakukan, dokter menganggap benjolan terse­but ber­sifat abnormal, maka prosedur peng­angkatan fibroadenoma akan dilaku­kan, misalnya melalui:

• Lumpektomi. Ini meru­pa­kan pro­sedur pembedahan untuk memotong atau meng­angkat benjolan fibroade­no­­ma dari payudara. Jaringan yang diangkat tersebut akan dibawa ke laboratorium un­tuk diperiksa apakah terdapat sel-sel kanker.

• Cryoablation. Dalam prosedur ini, dokter akan me­masukkan alat tipis mirip tongkat ke benjolan fibroadeno­ma melalui kulit untuk membekukan jaringan tumor dengan gas.

Beberapa hal yang diper­tim­bang­kan dokter saat me­mi­lih antara pro­se­dur lum­pektomi atau cryoab­lat­ion ada­lah ukuran, lokasi, dan jumlah ben­jolan fibroadeno­ma.

Meski telah diangkat, fibroadeno­ma masih bisa mun­cul kembali. Dapat dilakukan pemeriksaan lanjutan dan bila perlu biopsi untuk me­mastikan apa­kah benjolan baru tersebut meru­pa­kan fibroadenoma atau kanker.

Untuk memutuskan dila­ku­kan atau tidaknya operasi pengangkatan fibroa­de­noma, perlu dijadikan pertim­ba­ngan bahwa fibroadenoma bisa me­nge­cil atau menghilang de­ngan sen­diri­nya, dan bah­wa operasi bisa meng­ubah bentuk serta tekstur payuda­ra. Apa­bila operasi tidak di­lakukan, Anda harus melaku­kan pemeriksaan rutin un­tuk mengetahui apakah terdapat pe­ru­bahan ukuran atau ben­tuk benjolan.

Sampai saat ini, penyebab fibroadenoma belum diketa­hui, sehingga ter­bentuknya fibroadenoma belum dapat di­­cegah. Namun kita dapat menge­ta­hui perubahan yang terjadi pada payu­dara secara dini dengan rekomendasi se­bagai berikut:

• Ketika berusia 20 tahun, dian­jurkan untuk melakukan pemeriksaan payudara 1-3 tahun sekali ke dokter.

• Lakukan pemeriksaan mammog­ra­fi ketika Anda berusia 45-74 tahun setiap 1-2 tahun sekali.

• Bila Anda berisiko ter­kena kanker pa­yudara, dian­jurkan untuk melaku­kan pe­meriksaan mammografi seti­ap setahun sekali.

Anda juga dapat melaku­kan peme­rik­saan payudara sendiri (SADARI) untuk me­ngetahui perubahan pada payudara Anda, yaitu dengan cara:

1. Mengangkat tangan dan periksa apakah ada kelainan di payudara.

2. Letakkan tangan di pinggang dan periksa payu­dara. Langkah pertama dan kedua dilakukan di depan cer­min.

3. Tekan payudara dari atas ke ba­wah dan rasakan apakah ada benjolan.

4. Tekan payudara secara meling­kar dan rasakan apa­kah ada benjolan.

5. Tekan payudara ke arah puting dan lihat apakah ada cairan keluar.

6. Tekan kembali payu­da­ra secara melingkar pada po­sisi berbaring.

SADARI dilakukan antara 7-10 hari setelah hari perta­ma haid. Bila An­da mene­mu­kan perubahan terjadi pada payudara Anda, segera kon­sultasikan kepada dokter.

()

Baca Juga

Rekomendasi