Kacamata dari Skateboard Bekas Tembus Amerika

kacamata-dari-skateboard-bekas-tembus-amerika

BAGI seorang skater, papan skateboard yang rusak atau patah jadi ba­rang tak berguna alias lim­bah. Namun, tidak bagi Ocky Chopin.

Bagi Ocky, papan seluncur yang rusak merupakan harta ka­run yang bisa menghasilkan uang hingga Rp 10 juta­an per bulan­nya. Bahkan, mampu me­nem­bus pasar Amerika Serikat (AS). Le­wat tangan kreatifnya, papan yang rusak bisa diolah menjadi ber­bagai jenis barang, termasuk kacamata.

Kepada detikFinance, skater ini bercerita mengenai awal mula mem­ba­­ngun bisnis kerajinan yang kemu­dian dia beri label Backyard Recycled.

Awal mula membangun bisnis ini dimulai ketidaksengajaan. Di kisaran tahun 2014, Ocky melihat kacamata kayu yang dijual di se­buah toko yang menjual per­leng­kapan skateboard (skate shop). Toko tersebut menjual kacamata dengan harga yang relatif tinggi yakni sampai Rp 1 juta per item­nya. Parahnya, kacamata-kaca­mata itu barang impor.

"Ya pernah lihat ada skates­hop jual kacamata kayu dan itu harganya luma­yan mahal," kata­nya baru-baru ini.

Ide pun muncul. Ocky berusa­ha membuat kacamata sendiri. Na­mun diakuinya membuat ka­ca­mata dari kayu tidaklah mu­dah. Dia mengaku terus-menerus bereksperimen untuk mem­buat kacamata dari kayu terutama dari papan skateboard.

Ocky sempat frustrasi bere­ksp­eri­men dan memilih hanya membuat akse­soris seperti ka­lung dan cincin. Lan­taran, mem­buat kacamata yang bagus meru­pa­kan hal yang sulit.

"Sempat nyerah akhirnya buat ak­sesoris aja dari limbah pa­pan skateboard. Saya buat cincin kalung anting. Nyerah karena sulit dan alat-alat yang dipergu­na­kan juga lumayan mahal," je­lasnya.

Tapi, ia berniat melanjutkan kem­bali usahanya. Terutama, se­te­lah bis­nis aksesorisnya berja­lan dan men­dapat modal untuk merambah bisnis kaca­mata kayu tersebut. Modal yang ter­kumpul kala itu paling tidak mencapai Rp 1,5 juta.

"Akhirnya hasil uang dari aksesoris cincin, kalung dan anting saya beliin alat-alat yang men­­dukung untuk pembuatan kacamata kayu dari limbah papan skateboard," ujarnya.

Butuh waktu 2 tahun bagi Ocky untuk belajar dan benar-benar memu­lai bisnis di Backyard Recycled. Ia benar-benar terjun di bisnis ini di 2016.

Lebih lanjut, Ocky bilang, untuk mendapatkan bahan baku­nya yakni papan skateboard rusak bukan perkara sulit. Ocky biasa mendapatkan papan rusak itu dengan barter kacamata, atau mendapat sumbangan dari rekan-rekannya di komunitas skater.

Ada sejumlah proses yang mesti dilewati untuk mengha­sil­kan sebuah kacamata. Sebut Oc­ky, membuat pola, memotong pa­pan skateboard, memo­tong se­suai desain kacamata, dan selan­jut­nya dihaluskan.

Sebelum dirakit menjadi kaca­mata, potongan itu melalui proses pewar­naan. Jangan salah, Ocky tidak mela­kukan pengecatan pada proses ini, ia justru meman­fa­atkan warna asli dari papan se­luncur tersebut.

"Karena papan skate itu terdiri dari 7 layer dan tiap layer pasti beda-beda warnanya itu yang menandakan tiap brand papan skate," ujarnya.

Paling tidak, kini Ocky bisa meng­hasilkan 7 kacamata untuk se­­tiap ming­­gunya. Untuk harga­nya, kaca­mata itu ia bandrol de­ngan harga di kisaran Rp 600 ribu hingga Rp 750 ribu. Konsu­men pun bisa memesan lensa sesuai keinginannya. Tentu saja, ada tam­ba­han biaya yang disesuaikan dengan lensa tersebut.

"Bila request lensa harga me­nye­suaikan si lensa. Yang pasti harga fra­me only Rp 600 ribu ditambah har­ga lensa dan juga di tangkainya bi­sa dikasih nama si pemesan," ujar­nya.

Soal pemasaran produk, Ocky ha­nya mengandalkan media sosial Insta­gram. Calon konsu­men yang berniat untuk meme­san pun bisa langsung mengirim pesan di akun @backyar­drecy­cled.

Bisnis memanfaatkan limbah papan seluncur itu kini mengha­sil­kan pundi-pundi uang bagi Ocky. Sebulannya, Ocky bisa men­jual rata-rata 12 kaca mata. Omzetnya, sekitar Rp 10 juta sebulan.

Konsumen Ocky tidak hanya berasal dari Indonesia, tapi juga luar negeri seperti Singapura dan Amerika Serikat (AS).

"Dan kaca mata sudah sampai ke negeri Paman Sam," tutup­nya­. (dtc)

()

Baca Juga

Rekomendasi