Ribuan Batang Tanaman Karet di Kawasan TNGL Ditebang

ribuan-batang-tanaman-karet-di-kawasan-tngl-ditebang

Analisadaily (Langkat) – Sebagai bentuk tindakan tegas, petugas Bala Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) menebang ribuan batang tanaman karet yang ditanam masyarakat di dalam kawasan TNGL menggunakan chainsaw atau gergaji mesin.

Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Bahorok, Palber Turnip mengatakan, penebangan ini juga dilakukan, untuk menunjukkan bahwa aktivitas perkebunan di dalam kawasan TNGL tidak dibenarkan.

“Harus diganti dengan tanaman lain yang dapat menjaga ekosistem kawasan,” kata Palber, Rabu (17/7).

Penebangan tanaman karet dilakukan di Juma Uruk, Desa Kaperas, Marike, Kecamatan Kutambaru, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut).

“Di lokasi itu, pembukaan lahan untuk perkebunan karet seluas 5 hektare. Jika dalam satu hektare terdapat 500 batang, maka ada 2.500 batang karet yang ditumbangkan,” ujarnya.

Palber menyebut, pertanaman karet di lokasi tersebut sudah dimulai sejak 6 hingga 8 tahun yang lalu. Hal tersebut bisa dilihat dari ukuran batang tanaman karet dan produksi getahnya.

Kepada lima orang pegelola kebun karet tersebut, dilakukan pendekatan pesuasif. Berdasarkan penyesuaian titik koordinat peta Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH), kawasan tersebut masuk dalam kawasan TNGL.

“Sehingga kemudian, mereka menyerahkannya kepada BBTNGL untuk ditumbangkan,” sebutnya.

Kelima orang yang membuka lahan di lokasi tersebut beralasan tidak mengetahui lahan yang mereka kelola masuk dalam kawasan TNGL. Penindakan tidak sampai proses hukum karena mereka mau menyerahkan ke BBTNGL untuk diperbaiki dengan penanaman tanaman lain.

“Selalu klasik alasannya. Mereka mengaku membeli lahan itu dari seseorang sebesar Rp 35 juta,” ucap Palber.

Diungkapkan Palber, di wilayah itu hanya seluas lima hektare yang terjadi pembukaan lahan. Sedangkan di Wilayah I Bahorok, dari perbatasan Sei Musam hingga perbatasan Karo, aktivitas pembukaan lahan paling banyak terjadi di Bahorok.

“Karena jumlah penduduknya yang padat dan tingginya aktivitas berkebun, serta tingginya keterlanjuran,” ungkapnya.

Penebangan tanaman karet punya tujuan. Pihak BBTNGL hendak mengembalikan fungsi kawasan yang rusak karena perkebunan. Dalam penebangan ini juga dilakukan secara langsung penanaman jengkol dan kemiri.

Lokasi penebangan merupakan berbatasan langsung dengan Hutan Produksi Tetap (HPT) yang pemangkunya adalah Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) I Langkat.

Asisten Restorasi Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orantutan Information Centre (YOSL-OIC) Azum Ridzki Mubarok menerangkan, sangat penting untuk mengembalikan fungsi kawasan dengan menanam kembali tanaman yang bisa sebagai  sumber makanan satwa di dalam kawasan.

“Misalnya durian, cempedak, jengkol, atau tanaman kayu lainnya, seperti meranti, sempuyung, dan lainnya,” tandas Azum.

(REL)

Baca Juga

Rekomendasi