Final Kompetisi Antarklub Afrika Sekali Main

final-kompetisi-antarklub-afrika-sekali-main
Jakarta, (Analisa). Konfederasi sepak bola Afri­ka, CAF, mengubah aturan untuk final kompetisi antarklub Benua Hitam itu menjadi sekali main setelah di lokasi netral mulai musim depan setelah se­lama ini digelar dalam format kandang-tandang.

Keputusan itu nantinya akan mempengaruhi dua kom­petisi antarklub Afrika yakni Liga Champions Afrika dan Piala Konfederasi Afrika.

“Final Liga Champions Afri­ka dan Piala Konfederasi Afri­ka sekarang akan dima­inkan dalam satu pertandingan saja,” kata Presiden CAF Ah­mad lewat twitternya demikian dilansir AFP Kamis (18/7) dini hari WIB.

Liga Champions Afrika pertama digelar pada 54 tahun lalu dan partai finalnya dilang­sungkan dalam satu pertan­ding­an saja, namun memasuki tahun kedua hingga kini, per­tandingan digelar mengguna­kan format kandang tandang.

Bahkan, selama beberapa ta­hun format agregat sebagai penentu kemenangan tak di­pakai dan laga ketiga harus di­mainkan untuk menentukan tim pemenang.

Belakangan, mencuat kon­troversi mengenai par­tai final Liga Champions Afrika 2018/2019 antara wakil Tunisia Es­perance kontra wakil Maroko Wydad Casablanca yang ha­silnya tak diresmikan bahkan hampir tujuh pekan berselang setelah laga kedua dimainkan.

Wydad Casablanca meno­lak melanjutkan laga kedua yang dilangsungkan di kan­dang Esperance setelah insiden kerusakan VAR atas gol pen­ya­ma kedudukan mereka, yang akan menyamakan skor agre­gat.

Selepas itu Esperance sem­pat menjalani sere­moni juara, hanya untuk kemudian dipe­rintahkan untuk memainkan laga ulangan di lokasi netral oleh CAF, keputusan yang mem­buat kedua tim menem­puh jalur hukum di Pengadilan Arbitrase Olahraga.

Format kandang-tandang ditempuh CAF demi mening­katkan okupansi stadion partai final, yang selalu rendah ketika pertandingan digelar di lokasi netral dan hanya sekali main.

Rendahnya ketertarikan me­nyaksikan pertan­dingan yang tak menampilkan tim kan­dang juga terjadi dalam pelak­sanaan putaran Piala Afri­k­a 2019 di Mesir sejak 21 Juni la­lu.

Tribun Stadion Internasio­nal Kairo yang ber­kapasitas 75.000 penonton selalu terlihat padat tanpa celah ketika Mesir tampil, namun laga-laga lain­nya tanpa tim tuan rumah bah­kan kesulitan menembus angka 10.000 penonton. (Ant)

()

Baca Juga

Rekomendasi