
• Oleh: Yuni Naibaho, S Sos
Seringkali hati bertanya sampai dimana harus bersabar. Jika menilik dari sudut pandang manusia, tentu wajar jika dikatakan sabar itu ada batasnya, karena manusia memang penuh keterbatasan.
Akan tetapi, bagaimana sabar dalam sudut pandang Allah.
"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas,” (QS. Az-Zumar : 10).
Namun Allah SWT dengan kasihNya untuk menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong kita, karena Allah SWT menyertai orang-orang yang sabar.
"Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar," (QS Ali Imran: 146).
Orang yang mengaku beriman sudah pasti memiliki sifat sabar bersama dirinya. Itulah bukti kebenaran imannya.
“Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa,” (QS. Al-Baqarah : 177).
Hidup manusia selalu memiliki dua sisi yang saling bertolak belakang. Ada bahagia dan sengsara, sehat dan sakit, kaya dan miskin, cerdas dan bodoh, dan sebagainya. Garis kehidupan juga sering kali tidak sesuai dengan keinginan dan harapan. Musibah, ujian, cobaan, kendala, tantangan, dan hambatan kerap menghadang. Masalah ada di mana-mana, dari anak-anak hingga kakek-nenek, semua berhadapan dengan masalah.
Hidup tanpa ada masalah, maka tidak akan membuat manusia itu menjadi dewasa dan lebih dekat pada Tuhan nya. Semakin banyak masalah dan menderita, makan akan semakin rajin shalatnya. Bukan malah menjauh dari Allah bahkan berfikir negatif bahwa Allah tidak adil.
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata Nabi Saw bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 6970 dan Muslim, no. 2675].
Hidup di dunia ini adalah ladang akhirat, dan selama masih hidup di dunia ini Allah pasti akan menguji untuk menilai sekuat apa iman dan seberapa tingginya derajat kita di sisi Allah. "Allah tidak membebani seseorang diluar kemampuannya" (Al-Baqarah: 286). Kemudian Allah akan memberikan pahala kebaikan jika seseorang yang sedang diuji tersebut bersabar dan melakukan kebaikan dan mencari jalan keluar dengan cara yang diridhai Allah, dan sebaliknya Allah akan memberikan dosa jika ia tidak bersabar dan mencari jalan keluar dengan cara yang tidak diridhai Allah.
Saat Allah menyebut DiriNya beserta orang-orang yang sabar maksudnya adalah memang orang-orang yang dipilihNya dengan cara diberi beragam cobaan. Karena terlebih mereka tidak hanya sabar dalam menghadapi cobaan malah menjadikan solat sebagai media mendekatkan dirinya kepada Allah.
Disaat manusia merasa sempit atau datang masalah, dan ia semakin mendekatkan dirinya pada Allah, maka sebenarnya kita mengakui dan menyadari bahwa kita sebagai manusia hanya hamba yang lemah, tidak punya kuasa dan kekuatan apa-apa. Sehingga kita berserah diri hanya pada Allah SWT sang Pencipta dan Maha Kuasa. Hingga tak sewajarnya lah kita suka menyombongkan diri dikala lapang, menjauh dari perintah Allah disaat senang. Dunia ini sebagai ladang ujian bagi manusia dan harus dapat mencari hikmah di dalamnya untuk lebih mendekatkan diri pada Allah.
Dalam menghadapi masalah, memang dibutuhkan kesabaran dalam menghadapinya. Sebab kesabaran merupakan suatu kemampuan untuk menerima, mengolah, dan menyikapi kenyataan. Artinya sabar adalah upaya menahan diri dalam melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu untuk mencapai ridho Allah SWT. Maka orang yang sabar adalah orang yang mampu menempatkan diri dan bersikap optimal dalam setiap keadaan. Sabar bukanlah sebuah bentuk keputus-asaan tapi merupakan optimisme yang terukur.
Seberat dan seberapa besarpun permasalahan, tetaplah bersabar. Kemenangan itu sesungguhnya akan datang bersama dengan kesabaran. Jalan keluar datang bersama kesulitan. Dan, dalam setiap kesulitan itu ada kemudahan. Karena janji Allah SWT adalah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar.
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”(QS. Al-Baqarah: 155).
Dengan sabar akan membuat kita sadar bahwa semuanya berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Dalam kondisi tertimpa musibah, kita jadi bisa mengontrol emosi, sehingga tidak mengeluh dan menyalahkan diri sendiri.
Demikian juga setelah musibah berlalu, kita bisa mengambil hikmah dan selanjutnya bangkit memperbaiki diri sendiri. Intinya, dengan sabar apa pun musibah dan cobaan yang menimpa tidak membuat kita menjadi frustasi dan putus asa.
"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar,” (QS. Al Baqarah : 153).
Sedangkan salat merupakan cara menyelesaikan masalah dengan memanfaatkan energi ketundukan. Melalui shalat, kita akan menyadari bahwa kita adalah makhluk yang lemah, sedangkan Allah Mahakuat. Kita adalah miskin, sedangkan Allah Mahakaya. Kita adalah kecil, sedangkan Allah Mahabesar.
Salat secara bahasa berarti doa. Disebut doa karena salat merupakan ibadah yang terdiri atas rangkaian doa. Secara istilah, shalat dijelaskan oleh para ulama dalam pengertian yang berbeda-beda. Jadi tidak perlu sedih, apalagi putus asa bahkan berfikir bahwa Allah SWT tidak adil pada kehidupan kita. Biarkan masalah mewarnai hidup kita karena pasti akan sirna seiring terus memohon solusi kepada Allah dengan sabar dan shalat.
"Dan mintalah pertolongan kamu sekalian dengan sabar dan shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (QS al- Baqarah : 45).
Bila sedih, salatlah. Bila ditimpa musibah, salatlah. Tak ada aktivitas lain selain salat ketika hati gundah gulana. Tak ada obat mujarab selain salat. Bermohonlah dan curahkan segenap perasaan yang ada. Salat adalah ibadah paripurna yang memadukan olah pikir, gerak, dan rasa yang terpadu secara serasi dan selaras dan saling melengkapi.
"Sedekat-dekat seorang hamba kepada Tuhannya yaitu ketika ia sujud, maka perbanyaklah berdo’a di dalam sujud.”(HR. Muslim).
Ketika Allah menyayangi seorang hambanya maka ia akan menguji hambanya itu terus- menerus hingga hamba tersebut sampai pada maqam sabar. Bahkan di antara mereka ada yang lebih senang/bahagia bila di uji oleh Allah dengan hal-hal yang tidak menyenangkan daripada diuji dengan nikmat atau hal yang menyenangkan.
Kata sabar lebih dari seratus kali disebut didalam Alquran. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya makna sabar. Karena sabar merupakan poros, sekaligus inti dan asas segala macam kemuliaan akhlak.
Hakikatnya, kesabaran itu tidak memiliki batas. Manusia yang tidak sabarlah yang membatasi kesabaran itu sendiri. Padahal ganjaran yang Allah sediakan bagi mereka yang bersabar pun tidak memiliki batas. Semoga kita mendapat karunia kesabaran sehingga menjadi bagian orang-orang yang dicukupi pahala tanpa batas.
Penulis Anggota Komisi Infokom MUI Kota Medan