
Kegiatan tersebut merupakan kerja sama antara Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Republik Indonesia dengan USU.
Sosialisasi dibuka Rektor USU Prof Dr Runtung Sitepu, SH, M Hum dan dihadiri Kepala Sub Direktorat Pengembangan Sistem Mutu Direktorat Penjaminan Mutu Kemenristekdikti RI Dr Syahrul Aminullah, SKM, MSi, yang juga tampil sebagai salah seorang narasumber, Wakil Rektor I USU Prof Dr Ir Rosmayati, MS dan sejumlah pimpinan fakultas, lembaga, unit manajemen mutu serta direktur sekolah pascasarjana USU. Dua narasumber lain Dr Pepen Arifin (Ketua Satuan Penjaminan Mutu Institut Teknologi Bandung) dan Ir Ahmad Wicaksono, M Eng, Ph D (Ketua Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Brawijaya).
Ketua Unit Manajemen Mutu USU Dr. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri menjelaskan sosialisasi roadmap program studi menuju akreditasi internasional bertujuan untuk memastikan terciptanya iklim kesetaraan kualitas pendidikan di Indonesia dengan global.
Dari sosialisasi ini diharapkan dapat pula tersusun rencana dan strategi serta tahapan pengembangan program studi menuju akreditasi internasional di institusi pendidikan tinggi di Indonesia dan mendapat pengakuan secara global.
Dalam sambutannya, Rektor USU menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan sosialisasi yang sangat bermanfaat bagi perguruan tinggi tersebut. Baik bagi peningkatan akreditasi dan kualitas program studi perguruan tinggi, maupun peningkatan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia perguruan tinggi serta lulusan yang dihasilkan.
Prof Runtung juga mengingatkan kepada seluruh peserta, untuk menuju internasionalisasi perguruan tinggi itu tidak mudah, karena memerlukan ketekunan, juga pengetahuan tentang aspek-aspek yang mendukung akreditasi. Dengan sosialisasi yang diinisiasi Kemenristek itu, rektor berharap agar seluruh pimpinan perguruan tinggi dapat mempersiapkan seluruh bekal, berupa strategi dan dana, untuk menuju world class university.
Ingatkan
Ia juga mengingatkan kepada seluruh civitas akademika USU, agar tetap bekerja keras untuk mengejar ketertinggalan dari PTN BH yang ada di Jawa.
Sementara itu, Ir Ahmad Wicaksono, dalam kapasitasnya sebagai narasumber mengatakan komitmen pimpinan untuk memajukan universitas, sangat diperlukan. Persyaratan akreditasi internasional seringkali menjadi kendala bagi banyak perguruan tinggi. “Salah satu contohnya, fasilitas laboratorium. Untuk mengadakan laboratorium dengan alat-alat sesuai standar internasional, tentu dibutuhkan dana yang tidak sedikit, sehingga seringkali perguruan tinggi belum memilikinya,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, selain kendala teknis dan prasarana, juga terdapat tantangan dengan diberikannya izin bagi perguruan tinggi asing untuk beroperasi di Indonesia. (aru)