Boneka Anyaman, Dari Iseng Jadi Bisnis Potensial

boneka-anyaman-dari-iseng-jadi-bisnis-potensial

SELAIN sebagai kese­nian, anyaman juga bisa dijadikan bisnis yang sangat po­tensial untuk digeluti. Seperti yang dilakukan seorang ibu rumah tangga ber­nama Novie.

Berawal dari kebutuhan No­vie untuk mencari hadiah untuk anak, dirinya pun iseng membuat kerajinan boneka dengan meto­de anyaman. Hasil keisengan No­vie itu lantas dibagi-bagikan kepada keluarga dan teman-temannya. Dari sana, produk kera­jinan Novie ternyata men­dapat respons positif.

"Dari awal banget saya bikin sekitar 12 tahun lalu, pada saat anak saya baru lahir saya butuh hadiah untuk saya bagi-bagi dan dari situ saya mulai bikin ini," kata Novie kepada detikFinance bebe­rapa waktu lalu, seperti ditulis baru-baru ini.

Lewat pemasaran dari mulut ke mulut, Novie kemudian men­dapat sejumlah pesa­nan. Melihat res­pon positif itu, Novie tak me­nyia-nyiakan peluang dalam men­­cari cuan. Novie akhirnya membuatkan brand produknya itu dengan nama Doots_Doots.

Saat awal-awal menjalani bisnis, produk yang dikeluarkan Doots_Doots hanyalah keranjang anyaman polos biasa. Seiring berjalannya waktu, Novie akhir­nya mem­buat berbagai inovasi desain anyaman yang unik de­ngan mencontoh karakter-karak­ter populer untuk dijadikan bone­ka anyaman.

Semua inovasi itu, kata Novie, terus dipikirkannya agar produk Doots_Doots bisa berbeda dari produk-produk yang lain.

"Karena habis kita bikin satu model, ditirunya cepat banget. pertama ditiru pasti marah, tapi lama-lama kita anggap pujian untuk kita. kalau barang kita ditiru berarti barang kita bagus," kata­nya.

"Dan kita nggak bisa berhenti di situ saja, kalau barang kita ditiru kita harus terus be­ri­novasi dan bikin baru itu yang terus mem­bedakan kita dengan yang lain," sam­bung Novie.

Karenanya, kata Novie, ide dan inovasi itu lah hal paling ma­hal dalam menjalankan bisnis ke­rajinan seperti ini. Sementara untuk modalnya kira-kira sekitar Rp 1 juta untuk bisa membuat banyak produk anyaman. Tergo­long murah untuk menjalankan usaha seperti ini.

"Sejak awal konsep saya sela­lu ingin berbeda dari yang lain. Saya mau bikin dari yang tidak pernah ada, bisa ada. Jadinya yang paling susah itu cari ide-ide baru terus," kata dia. Novie mengatakan bahwa dirinya men­jalin kerja sama dengan sejumlah perajin untuk membantunya membuat produk Doots_Doots. Karena itu, semua produknya ter­lihat bagus dari segi finishing dan kualitas cat.

Barang-barang ini semuanya di cat de­ngan cat kualitas bagus dan finishing yang rapi. Ke­dua­nya tak pernah menanggapi ber­le­bihan terkait pesaing bisnis yang memiliki kriteria produk yang sama.

Produk yang paling murah berupa kotak penyimpanan kecil dengan harga Rp 125 ribu, disusul tas kecil, seharga Rp 285 ribu.

Ada pula ragam boneka yang dibanderol dengan harga kisaran Rp 300-350 ribu, sementara yang paling mahal berbentuk storage tempat laundry baju kotor seharga Rp 700 ribu. Semua produknya itu dipasarkan Novie hanya lewat media sosial, utamanya lewat Instagram.

Dari bisnis yang dijalaninya itu, Novie mengaku bisa menda­pat­kan omzet jutaan hingga pulu­han juta dalam satu bulan. Terle­bih, kata Novie, saat dirinya me­ne­rima pe­sanan di musim-musim ramai seperti libur natal dan tahun lalu di bulan Desember.

"Karena berdasarkan pesanan, omzetnya itu nggak menentu, tapi pada saat-saat mu­sim ramai seperti Desember mungkin bisa jual 100-200 per bulan," katanya.

Ke depan, Novie berharap ke­ra­jinan ta­ngan di di dalam negeri bisa lebih berkem­bang dan bisa terus bertahan menghadapi se­mua barang-barang yang me­ng­an­dalkan teknologi. Dia pun ber­pesan kepada semua orang yang ingin menjalankan usaha untuk bisa terus berinovasi agar bisa memiliki keunggulan tersendiri.

"Bisnis bisa gagal tapi kita tidak perlu takut, selama kita masih bisa berinovasi kita pasti bisa terus bertahan. Terus berino­vasi dan kita akan selalu terde­pan," tuturnya.

Tertarik untuk memesan pro­duk Doots-Doots milik Novie, maka Anda bisa lang­sung meme­san­nya di Instagram @doots_­doots. (dtc)

()

Baca Juga

Rekomendasi