Medan Kota Masa Depan

medan-kota-masa-depan

Oleh: Dr Maruli Siahaan SH, MH.

Masa depan Medan sebagai kota modern, beradab, berkemajuan, ramah lingkungan, ramah anak, kota pusat pendidikan dan jadi salah satu ikon kemajuan di Sumatera Utara dengan konsep masa depan yang cerah adalah tanggung jawab kita bersama. Sekecil apapun sumbang saran kita terhadap ibu kota Provinsi Sumatera Utara ini sangat berperan untuk kemajuan Kota Medan.

Sebagai ibukota provinsi sudah selayaknya Kota Medan adalah role model dalam segala hal untuk kota-kota lainnya. Masalahnya, seperti apa wajah Kota Medan saat ini, dan masa yang akan datang? Semua sangat tergantung kepada kita sebagai warga Kota Medan. 

Meletakkan masa depan Kota Medan hanya di tangan satu orang tentu tidaklah adil dan bijaksana. Kemajuan Kota Medan adalah buah dari pemikiran, kerja keras dari kolektif kolegial. Semua elemen mulai dari masyarakat, pengusaha, TNI/Polri, ASN punya tanggung jawab yang sama sesuai dengan porsi masing-masing dalam membangun Kota Medan. Untuk itu, bagaimana mengelola Kota Medan sehingga menjadi salah satu parameter dalam mengelola dan meraih kemajuan di Sumatera Utara mesti jadi pemikiran yang kritis di usia Kota Medan yang sudah mencapai 429 tahun.

Tulisan ini adalah sebuah masukan membangun, tanpa ada bermaksud me­nyalahkan, hanya sebagai bahan evaluasi, atau catatan kritis saja bagaimana agar Kota Medan sebagai kota metropolitian, modern, kota bermartabat secara substansial bisa kita wujudkan di tengah tantangan zaman, kompleksitas masalah yang makin rumit ke depan. Saatnya paradigma berpikir yang kreatif, inovatif, melibatkan semua pihak di­la­kukan dalam manajemen pe­merin­­tahan agar solusi yang datang adalah yang memang untuk kepen­tingan bersama, bukan sifatnya parsial. Dalam teori pembangunan, pola yang paling bagus adalah pola partisipatif, di mana setiap warga punya kon­tribusi, sekecil apapun itu sehingga legitimasi pembangunan itu me­ngakar sampai ke tingkat “gross root” yang paling bawah sekalipun.

Kita juga patut memberikan apre­siasi yang tinggi kepada pihak-pihak yang telah berupaya keras dalam membangun Kota Medan ini. Ber­bagai terobosan yang dilakukan oleh Pak Wali tentu patut kita apresiasi. Apakah usaha itu sudah maksimal atau tidak, tentu butuh dukungan, masukan, kritik membangun dalam rangka mendorong Medan menjadi kota modern dan mampu meng­hadirkan kesetaraan dan kemakmuran bagi rakyatnya. Sebagaimana yang kita ketahui, kesejahteran, kemak­muran, dan kebahagiaan selalu jadi alat ukur dalam menilai sebuah kemajuan. Berbagai jabaran kemak­muran yang kemudian sipesifikasikan khusus dengan konsep Indeks Pem­bangunan Manusia (IMP) sampai saat ini belum sampai pada level yang lebih tinggi. Artinya IPM Kota Medan masih biasa-biasa saja misalnya. Tugas kita bersama, bagaimana menaikkan IPM penduduk kota Medan ke arah yang lebih baik.

Semuanya butuh komitmen yang kemudian melekat dalam semua perilaku pemerintahan dan warganya. Di usia Kota Medan yang ke-429 ini, apa yang harus dilakukan oleh Pemko Medan sehingga Medan menjadi salah satu kota rujukan dalam menge­lola pembangunan, pemberantasan korupsi, dan pelayanan publik yang prima.

Tentu segala sesuatu bermula dari komitmen, kompetensi, kepedulian, dan karakter. Jika komitmen diba­rengi dengan kompetensi dan karak­kter yang kuat, appaun yang kita cita-citakan bisa terwujud dengan baik. Jika kompetensi kuat, dan diimbangi dengan perbuatan yang baik dengan motivasi yang baik pula, Medan sebagai kota yang smart, jadi ikon Sumut bisa terwujud dengan baik.

Catatan Kritis

Apa saja yang menjadi catatan kritis bagi Pemko Medan di usianya yang ke 429 ini? Pertama, manajemen pembangunan Kota Medan, apakah manajemen pembangunan manusia dan infrastruktur selama ini sudah mencerminkan pada upaya pem­berdayaan masyarakat secara jelas, terencana, terarah dan terukur? Capaian-capaian yang diraih harus bisa dibuktikan dengan objektif. Kita pantas mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Pak Wali Kota selama ini. Hanya, masih banyak kelemahan dalam hal menentukan capaian–capaian dalam bentuk angka, misal­nya mengenai tata kelola pem­bangu­nan infrastruktur dan pembangunan sumber daya manusia. Mengelola pembangunan fisik dan pembangunan SDM adalah hal yang sangat penting dikuatkan, didorong agar manajemen pembangunan itu fokus pada upaya bagaimana pembangunan berbasis “out put dan out come” secara terukur dilakukan.

Konsep “good governance dan clean goverment” adalah konsep yang ingin diraih. Apa yang jadi parameter dari good governance dan clean goverment sudah jelas. Tinggal lagi bagaimana tata kelola anggaran pembangunan Kota Medan berbasis “good governance” adalah sesuatu yang musti dilalukan. Untuk itu, komitmen, kompetensi, dan karakter adalah hal yang sangat dituntut agar Pemko Medan punya manajemen pembangunan yang terukur dan jelas. Saat ini kalau kita lihat sinkronisasi pembangunan belum bisa terwujud dengan baik, dan upaya untuk itu patut kita apresiasi dengan baik. Jika Kota Medan hujan satu jam saja, maka ancaman banjir sudah di depan mata. Apa yang dilakukan agar ke depan minimalisasi banjir ini bisa diwujudkan dengan baik, tentu butuh planning pembangunan yang jelas dan terukur.

Kedua, konsep kota cerdas (smart city) atau yang dalam sebutan lain seperti smart governance” atau tata kelola pemerintahan yang cerdas merupakan sebuah paradigma dan ikon baru yang ingin diciptakan. Tentu paradigma ini tidak salah karena memang sudah jadi tuntutan zaman. Bagaimana Kota Medan mampu mengadopsi nilai-nilai smart city tentu jadi sebuah perenungan khusus di usia yang ke-429 ini. Secara utuh smart city terdiri dari 6 kom­ponen pembentuk, yaitu smart governance, smart environment, smart living, smart people, smart mobility dan smart people (Cohen, B., 2013. What Exactly Is A Smart City?)

Smart governance di sini lebih menekankan bagaimana agar peran pemerintah sebagai pengayom dan fasilitator pelayan yang prima kepada warga. Di samping itu juga terdapat peran masyarakat sebagai partisipan dan objek pembangunan. Pemerin­tahan yang cerdas adalah yang dapat memaksimalkan potensi yang di­miliki dan meminimalisir kendala atau masalah yang dihadapi.

Apakah paradigma kota cerdas ini sudah diadopsi oleh Pemko Medan? Saat ini era disruptif atau industri 4.0 sangat membutuhkan berbagai ino­vasi dan kreasi dalam semua hal. Tentu tidak ada alasan untuk ber­santai. Nilai-nilai kerja keras, “team work” meski kita adopsi, transfor­masi jadi kebiasaan agar Kota Medan ini bisa lebih maju, baik dan mampu berkompetisi dalam skala nasional dan juga global. Kekuatan Korea Selatan, Jepang, Tiongkok karena mereka mampu membangun budaya kerja keras, budaya mutu, budaya team work dalam perilakunya. Hasilnya, inovasi terus bermunculan. Untuk itu, Pemko Medan dengan me­ng­adopsi kota cerdas saatnya mela­kukan berbagai pembenahan dengan melihat rakyat atau warga Kota Medan adalah manusia yang punya potensi untuk maju.

Ketiga, saatnya rakyat diajak ber­dia­log sebagai mitra kerja yang sejajar. Pendekatan top down atau atasan bawahan bukan zamannya lagi. Warga adalah mitra kerja Pemko Medan yang sejajar. Di era teknologi yang terus ber­­kembang, tentu transparansi, kom­petensi adalah hal yang selalu hadir setiap saat. Bahkan inovasi rakyat bisa lebih hebat dari pemerintahan. Untuk itu, mengelola potensi yang dimiliki oleh rakyat dengan melihat mereka adalah mitra kerja yang sejajar sangat­lah penting dalam rangka memak­simal­kan potensi semua warga sebagai modal dasar dan kekuatan Pemko Medan ke depan.

Banyak yang musti dilakukan. Pemko Medan saatnya melihat visi yang jauh ke depan bahwa zaman sangat berubah dengan cepat. Semua instrumen kemajuan harus dimiliki oleh pemerintah karena instrumen kemajuan itu bukanlah sesuatu yang sulit. Asal mau beradaptasi, bekerja keras, tidak malu belajar pasti mampu menghadapi arus kemajuan, sehebat apapun itu. Dengan demikian Pemko Medan yang adaptif, kreatif, inovatif akan hadir sebagai sarana untuk memberikan warganya kesejahteraan dan kemakmuran karena ini adalah amanat UUD 1945.

Penutup

Catatan kritis di HUT ke-429 Pemko Medan ini adalah saran yang sangat membangun karena kecintaan kita pada Kota Medan ini. Berbagai kemajuan dan upaya yang dilakukan oleh Pak Wali Kota Medan harus kita apresiasi. Saran dan membangun yang kita berikan saya yakini adalah sebuah proses pengayaan ide bahwa masih banyak warga sangat mencintai Kota Medan ini. Ketika kepedulian kita tuangkan dalam bentuk ide dan gagasan, ini adalah wujud nyata bahwa ternyata masih banyak yang peduli untuk Kota Medan sehingga suatu saat kota ini bisa jadi kota smart, kota yang berkemajuan, ramah ling­kungan, jadi role model, dan jadi ikon Sumut. Semoga di usia ke-429 ini semua terpanggil sesuai dengan porsi masing-masing membangun Kota Medan ini sebagai kota masa depan. Sekecil apapun itu. ***

Penulis adalah warga Kota Medan dan pensiunan perwira Polri.

()

Baca Juga

Rekomendasi