Sejumlah Kasus genosida Terbesar dalam Sejarah

sejumlah-kasus-genosida-terbesar-dalam-sejarah

GENOSIDA atau genosid (ge­no­cide) adalah sebuah pem­bantaian besar-besaran secara sis­tematis terhadap satu suku bangsa atau sekelompok suku bangsa dengan maksud memus­nahkan atau (mem­buat punah) bangsa tersebut. Kata ini pertama kali digunakan seorang ahli hu­kum Polandia, Raphael Lemkin, pada 1944 dalam bukunya Axis Rule in Occupied Europe yang diterbitkan di Amerika Serikat (AS) . Kata ini diambil dari bahasa Yunani genos ('ras', 'bangsa' atau 'rakyat') dan bahasa Latin caedere ('pembunuhan').

Genosida merupakan satu dari empat pelanggaran HAM berat yang berada dalam yurisdiksi Interna­tional Criminal Court. Pelanggaran HAM berat lainnya adalah kejaha­tan terhadap kema­nusiaan, kejaha­tan perang, dan kejahatan Agresi.

Ada pula istilah genosida budaya yang berarti pembunuhan pera­daban dengan melarang peng­gu­naan bahasa dari suatu kelompok atau suku, mengubah atau meng­hancurkan sejarahnya atau meng­hancurkan simbol-simbol perada­bannya. Berikut beberapa kasus genosida yang pernah terjadi di dunia:

1. Genosida Nanking

Pada 1937, Jepang melakukan genosida saat menguasai Kota Nanking, Tiongkok. Genosida itu dilakukan dengan cara memper­kosa dan membunuh warga secara massal. Maka itu, peristiwa geno­sida ini juga dikenal dengan pe­mer­kosaan Nanking.

Jepang melakukan pemban­taian selama enam minggu sejak 13 Desember 1937 atau hari per­tama mereka menguasai Nanking. Sela­ma periode ini antara 40.000-300.000 warga sipil Tiongkok dibu­nuh dan dilucuti Tentara Kekaisaran Jepang.

2. Genosida Armenia

Pembantaian massal era Perang Dunia I dan deportasi hingga 1,5 juta orang Armenia oleh Turki Ottoman merupakan masalah yang sangat sensitif baik di Armenia maupun Turki. Sejak 1915, etnis Armenia yang tinggal di Kesultanan Ottoman dikumpul­kan, dideportasi, dan dieksekusi atas perintah pemerintah.

Pembantaian, pemulangan, de­por­tasi paksa dan kematian ka­rena penyakit di kamp-kamp konsentrasi diperkirakan telah menewaskan lebih satu juta etnis Armenia, Asyur dan Yunani antara 1915 dan 1923.

3. Genosida Khmer Me­rah Kamboja

Ketika kelompok Khmer Merah mengambil alih peme­rintahan Kamboja pada 1975, mereka memulai kampanye "pendidikan ulang" yang menar­get­kan para pembangkang po­litik. Golongan ini termasuk dokter, guru, dan siswa yang dicurigai menerima pen­didikan.

Mereka dipilih untuk disiksa di penjara Tuol Sleng yang terkenal kejam. Dalam empat tahun setelah mereka berkuasa, antara 1,7 dan 2 juta warga Kamboja tewas dalam "Killing Fields" atau ladang pembantaian Khmer Merah.

4. Genosida Rwanda

Genosida Rwanda adalah salah satu tragedi berdarah dalam sejarah manusia. Kecelakaan pesawat pada 1994, yang menye­bab­kan kematian Presiden Rwan­­da, Juvenal Habyarimana, memi­cu kekerasan terorganisir terha­dap suku Tutsi dan pen­duduk sipil Hutu moderat di seluruh negeri.

Sekitar 800.000 orang Tutsi dan Hutu yang moderat dibantai dalam program genosida yang diorganisir selama 100 hari. Genosida ini tercatat sebagai pembantaian tercepat dalam sejarah di dunia.

5. Konflik Bosnia

Sejumlah Kasus Genosida Terbesar yang Tercatat dalam SejarahPada 1991, Yugoslavia mulai pecah akibat konflik etnis. Ketika Republik Bosnia dan Herzegovina (Bosnia) mende­klarasikan kemer­de­kaan pada 1992, wilayah itu menjadi medan pertempuran.

Orang-orang Serbia mengin­car warga sipil Bosnia dan Kroasia di daerah-daerah yang berada di bawah kendali mereka dalam kampanye pembersihan etnis. Perang di Bosnia merenggut nyawa sekitar 100.000 orang.

6. Perang Saudara Su­dan

Lebih satu dekade lalu, peme­rintah Sudan melakukan genosida terhadap warga sipil Darfuri, mem­bunuh 300.000 dan menye­bab­kan lebih dua juta orang mengungsi. Selain krisis yang sedang berlangsung di Darfur, pasukan di bawah komando Pre­siden Sudan Omar al-Bashir telah melakukan serangan terhadap warga sipil di wilayah Abyei yang menjadi sengketa, dan negara bagian Kordofan Selatan dan Nil Biru.

7. Konflik Rohingya di Myanmar

Sebuah laporan Tim Indepen­den Pencari Fakta PBB secara eksplisit menyatakan enam pejabat militer Myanmar meng­ha­dapi tuduhan genosida atas kampanye militer mereka terha­dap etnis minoirtas Muslim Ro­hingya di negara bagian Rakhine.

Pada 2017 pasukan pemerin­tah Myanmar memimpin tindak­an brutal di negara Rakhine Myan­mar sebagai serangan balik atas serangan kelompok Arakan Ro­hingya Salvation Army (ARSA) di 30 pos polisi Myanmar dan pangkalan militer. Sekitar 700.000 orang Ro­hingya melari­kan diri dari serangan brutal militer Myanmar. (listvc/tst/es)

()

Baca Juga

Rekomendasi