Mempertahankan NKRI

mempertahankan-nkri

BARU saja negeri ini memperingati Hari Ulang Tahun (HUT)nya ke-74. Tiba-tiba sedikit ‘terguncang’ dengan kasus yang berkaitan dengan demo yang dilakukan masyarakat di Manokwari, Papua Barat Senin (19/8). Dari pemberitaan yang ada, massa melakukan demonstrasi sepanjang Jalan Yos Sudarso Manokwari. Mereka memblokir jalan tersebut. Aksi ini buntut dari peristiwa mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya. Sehingga massa tak terima dan mela­kukan unjuk rasa. Lalu apa sebenarnya yang men­jadi pemicu aksi demo ini terjadi? Pada Kamis (15/8) lalu mahasiswa Papua dengan sejumlah warga Malang bentrok. Bentrokan terjadi ketika Aliansi Mahasiswa Papua dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua, melakukan aksi damai mengecam penandatanganan New York Agreement antara Pemerintah Indonesia dan Belanda pada 15 Agustus 1962.

Aksi berakhir ricuh karena terjadi bentrokan antara mahasiswa Papua dengan sekelompok warga Malang. Akibat peristiwa tersebut puluhan mahasiswa terluka. Kemudian kasus ini tampaknya belum berhenti. Di saat, masyarakat Indonesia mengadakan peringatan 17 Agustus, terjadi ‘pengepungan’ yang dilakukan pihak yang berwenang dan organisasi masyarakat (ormas) di asrama mahasiswa Papua. Hal ini dipicu adanya kabar perusakan tiang berbendera merah putih di lingkungan asrama. Maka dilakukan negosiasi agar mereka meninggalkan asrama.

Negosiasi pun berjalan alot hingga akhirnya polisi terpaksa melakukan evakuasi secara paksa. Peristiwa ini tampaknya berbuntut panjang, Senin (19/8) terjadi bentrokan di Manokwari, Papua Barat. Sejumlah massa melakukan aksi atas peristiwa yang menimpa mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya. Massa melakukan pemblokiran Jalan Yos Sudarso. Akibat hal itu aktivitas masyarakat maupun arus lalu lintas lumpuh. Tidak hanya memblokade jalan saja, dalam aksi tersebut warga juga menebang pohon dan membakar ban di jalan raya. Parahnya lagi, pendemo melakukan pembakaran Gedung DPRD Manokwari.

Menyikapi persoalan yang ada, Gubernur Papua Lukas Enembe berencana akan membentuk tim untuk mengusut kasus yang dialami sejumlah mahasiswa Papua di Surabaya, Semarang, dan Malang. Tim tersebut akan mengusut kasus ini dan mencari tahu seperti apa kejadian sebenarnya. Karena inilah buntut dari aksi demo yang terjadi di Manokwari dan Jayapura. Tentu saja tim ini diharapkan memberikan pemahaman kepada masyarakat di Papua Barat, kenapa kasus ini terjadi. Karena bagaimanapun bisa jadi kasus ini dipicu oleh orang-orang yang memang tidak senang Indonesia damai.

Karena itu memang diperlukan investigasi yang transparan. Kalau memang kejadian penangkapan dan pengosongan asrama yang dilakukan pihak keamanan akibat karena kasus perusakan bendera merah putih, maka hal ini memang tidak bisa ditolerir mengingat di saat negara sedang memperingati hari kemerdekaannya, di mana bendera merah putih yang berkibar di langit nusantara ini menjadi simbol kemerdekaan bangsa Indonesia, ada segelintir orang yang tidak menghormati simbol negara ini. Siapapun orangnya, kelompoknya maupun sukunya maka hukumlah yang akan menyelesaikannya.

Kasus-kasus yang terjadi di Papua memang selama ini kebanyakan mengarah kepada rencana disintegrasi bangsa. Namun harus diingat, ini terjadi karena memang ada orang-orang yang tidak ingin negara ini aman dan damai. Maka sudah saatnya pemerintah harus bertindak tegas dan tidak mentolerir aksi-aksi yang berkeinginan untuk memisahkan diri dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jika selama ini pemerintah begitu getol dengan aksi-aksi yang ingin mengubah ideologi bangsa, yang mengatasnamakan agama, maka pemerintah juga harus juga getol untuk memberantas aksi-aksi yang ingin memisahkan diri dengan NKRI.

Upaya-upaya diplomasi tetap dilakukan, tetapi jika upaya ini gagal, maka sudah sepantasnya pemerintah dalam hal ini negara, melakukan upaya yang lebih keras ‘memadamkan’ usaha-usaha yang ingin ‘merdeka’. Kita tidak ingin kasus Timor Leste kembali ter­jadi, akibat dari ketidaktegasan negara dalam me­ngelola konflik yang ada. Ketika teriakan NKRI harga mati, maka di saat itulah, mempertahankan negara ke­satuan dari Sabang sampai Marauke harus tetap ter­jaga dengan baik. Papuan adalah Indonesia dan dia harus tetap menjadi bagian dari NKRI.

()

Baca Juga

Rekomendasi