Simposium Bank Sentral Topang Valuta Asia

simposium-bank-sentral-topang-valuta-asia

Singapura, (Analisa). Sebagian besar mata uang Asia menguat terhadap dolar AS, Rabu (21/8), menjelang simposium bank sentral global yang rencana­nya akan dilangsungkan pada Ju­mat pekan ini di Jackson Hole, Wyoming.

Komentar dari Ketua Federal Re­serve AS (Fed) Jerome Powell akan menjadi fokus ketika pasar memproyeksikan bahwa Bank Sentral AS itu akan melakukan pe­longgaran moneter lebih lanjut pada September mendatang.

Seperti sebelumnya, dimana per­temuan kebijakan Fed pada Juli lalu menjadi fokus para inves­tor, dengan Fed memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin. Saat ini juga, pasar masih mengawasi ketat perkembangan seputar kebijakan di Fed.

Di antara sejumlah mata uang Asia, won memimpin penguatan de­ngan kenaikan 0,5 persen. Di­susul oleh ringgit dengan ke­naikan 0,2 persen.

Won melonjak dan tercatat se­bagai pemain regional terbaik di antara sekeranjang mata uang re­gional seiring meredanya kon­flik perdagangan Korea Selatan dan Jepang.

Menurut sebuah sumber, Je­pang pada Selasa menyetujui pe­ngi­riman bahan teknologi ting­gi ke Korea Selatan untuk kedua ka­linya sejak diberlakukannya pem­batasan eskpor bulan lalu.

Menteri Luar Negeri Korea Se­latan Kang Kyung-wha dan Men­teri Luar Negeri Jepang Taro Ko­no akan menggelar pertemuan di Tiongkok pada Selasa-Kamis, 20-22 Agustus 2019. Pertemuan ter­sebut merupakan upaya kedua ne­gara dalam meredakan perseli­si­han perdagangan.

Ringgit beringsut lebih tinggi di­dukung oleh pertumbuhan pro­duk domestik bruto (PDB) Ma­lay­sia yang tumbuh lebih kuat dari perkiraan. PDB negara itu tum­buh 4,9 persen secara tahunan pada kuartal kedua 2019, lebih ting­gi dari proyeksi 4,5 persen pa­da kuar­tal pertama, tertutama di­dorong oleh belanja konsumen yang lebih tinggi dan minyak sawit.

Gubernur Bank Negara Ma­lay­sia (BNM) mengatakan, per­tum­buhan yang positif tersebut di­dukung oleh kinerja yang kuat dari berbagi sektor penting. Sek­tor pertambangan negara itu me­lonjak 2,9 persen secara tahunan, sementara layanan dan konstruksi tumbuh masing-masing 6,1 per­sen dan 4,3 persen.

Rupiah menguat terhadap dolar AS pada Rabu namun belum cu­kup stabil karena terdampak oleh pe­rang perdagangan AS-Tiong­kok. Kepala Riset Monex Inves­tindo Futures Ariston Tjend­ra di Jakarta mengatakan, pengua­tan ru­piah saat ini didukung oleh fak­tor teknikal, namun sengketa per­da­gangan antara AS dan Tiong­kok yang terus berlanjut cen­derung memudarkan stabilisasi rupiah.

Presiden AS Donald Trump kembali berkomentar terkait sikap pemerintahannya yang akan tetap menekan Tiongkok sekali­pun itu merugikan ekonomi AS. Trump mengatakan bahwa pere­ko­nomian Negeri Paman Sam itu telah dicurangi oleh Pemerintah Tiongkok selama beberapa deka­de. Situasi tersebut meningkatkan kekhawatiran di pasar keuangan yang menganggap bahwa perang dagang dua negara ekonomi ter­besar dunia itu akan berlangsung untuk waktu yang ti­dak menentu.

Pada awal perda­ga­ngan rupiah dibu­ka pada 14.255

Pada pukul 10.00 rupiah berada pada level 14.235

Di akhir perdaga­ngan rupiah berada pada tingkat 14.240, me­nguat dari perda­gangan sebelumnya.

Kurs terakhir ber­ba­gai mata uang Asia terhadap dolar AS, tercatat se­bagai berikut:

Dolar Singapura: 1,384, naik dari 1,385

Dolar Taiwan: 31,35, naik dari 31,40

Won Korea: 1202,00, naik dari 1208,10

Baht Thailand: 30,76, naik dari 30,81

Peso Pilipina: 52,27, naik dari 52,32

Rupee India: 71,52, naik dari 71,58

Ringgit Malaysia: 4,171, naik dari 4,180

Yuan Tiongkok: 7,054, naik dari 7,067

Di Tokio, yen masih melanjut­kan penurunan terhadap dolar AS pada Rabu karena pasar tengah me­nantikan simposium tahunan bank sentral global, dengan Fede­ral Reserve AS (Fed) diproyek­si­kan akan kembali memangkas su­ku bunga acuannya pada Septem­ber mendatang.

Para pembuat ke­­bijakan bank sen­tral utama akan ber­te­mu di Jackson Ho­le, Wyoming pada Ju­mat pekan ini, de­ngan pasar berfokus pada jadwal pidato Ketua Fed Jerome Powell.

Komentar Po­well akan menjadi titik fokus setelah pembalikan kurva im­bal hasil (yield) AS pekan lalu -- secara luas dikaitkan dengan tan­da-tanda resesi -- menguatkan ekspektasi bahwa Bank Sentral AS itu akan melakukan pelong­ga­ran moneter pada pertemuan ke­bijakan berikutnya.

Dolar AS terakhir tercatat 106,33 yen, stabil dibandingkan de­ngan level sebelumnya.

Di London, euro turun tajam ter­hadap dolar AS pada Rabu setelah Perdana Menteri Italia, Giu­seppe Conte mengumumkan pe­ngunduran dirinya dan me­layang­kan kritik tajam kepada Me­n­teri Dalam Negeri Italia, Mat­­teo Salvini. Conte menyebut Ma­tteo melangkahi koalisi yang berkuasa dan membahayakan ekonomi negara demi keuntungan pribadi dan politiknya.

Sebelumnya, Matteo menye­ru­kan pemilihan perdana menteri le­bih awal dari yang telah dijad­walkan, dengan mengkritik ke­tidak­mampuan pemerintah koa­lisi untuk menyepakati masalah kebijakan.

Yen Jepang: 106,42, naik dari 106,25

Franc Swiss: 0,9806, naik dari 0,9804

Dolar Kanada: 1,3265, turun dari 1,3329

Sterling terhadap dolar: 1,2144, naik dari 1,2084

Euro terhadap dolar: 1,1101, naik dari 1,1070

HARGA EMAS

Di Comex New York, harga emas melemah pada pembukaan Rabu.

Kontrak Desember 2019 di­per­dagangkan pada level $1.510,60 per ounce, turun $0,34.

Harga spot kitco pada pukul 13.30 GMT (20.30 WIB) tercatat $1.501,90 per ounce, turun 0,34 persen.

Di London, harga emas me­ling­sir pada Rabu karena investor cenderung berhati-hati menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve AS (Fed) Jumat pe­kan ini, dengan pasar mem­pro­yeksikan bahwa bank sentral itu akan kembali memangkas su­ku bunga acuannya pada September mendatang.

Jigar Trivedi, analis komoditas di Anand Rathi Shares&Stock Brokers yang berbasis di Mumbai mengatakan, pasar menjadi lebih berhati-hati karena masih menanti­kan hasil pertemuan Fed pekan ini.

London, harga emas $1.499,18 per ounce, turun 0,5 persen dari penutupan sebelumnya di New York.

Harga perak tercatat $17,09 per ounce, turun 0,2 persen dari pe­nutupan sebelumnya.

Di Singapura, harga emas tu­run pada Rabu di tengah aksi am­bil untung yang dilakukan oleh investor dan fokus pasar yang saat ini tertuju pada pertemuan kebi­ja­kan Federal Rerserve AS (Fed) Ju­mat pekan ini. Pasar meng­harap­kan Fed akan kembali mengambil langkah pelonggaran moneter seperti halnya pada Juli lalu, di­mana Fed memotong suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin.

Di Singapura, harga emas $1.498,84 per ounce, turun 0,5 per­sen dari penutupan sebelum­nya di New York.

Di Tokio, kontrak benchmark Agus­tus 2019 mencapai 5,144 yen per gram, melemah 16 dari penu­tupan sebelumnya. (Rtr/AP/AFP/ant/htb)

()

Baca Juga

Rekomendasi