SUKHOI adalah perusahaan pembuat pesawat tempur militer Rusia. Perusahaan ini didirikan Pavel Sukhoi pada 1939 dengan nama Biro Desain Sukhoi atau dikenal dengan OKB-51, sekarang ini dikenal dengan nama Sukhoi Corporation.
Pemerintah Rusia sudah melakukan merger Sukhoi dengan Mikoyan, Ilyushin, Irkut, Tupolev, dan Yakovlev, membentuk sebuah perusahaan baru yang bernama United Aircraft Corporation (Rusia).
Rusia saat ini mengoperasikan Su-24, Su-25, Su-27, Su-30, dan Su-33. Lebih 2000 pesawat sudah diekspor ke luar Rusia. Pesawat tempur Sukhoi sudah dimiliki India, Republik Rakyat Tiongkok, Polandia, Slowakia, Hongaria, Jerman, Syria, Aljazair, Korea Utara (Korut), Vietnam, Malaysia, Afganistan, Yemen, Mesir, Libya, Iran, Angola, Ethiopia, Eritrea, Republik Indonesia, dan Peru.
Kini Rusia berencana akan tetap memproduksi setidaknya 200 pesawat Sukhoi Superjet 100 lainnya. Hal itu dikemukakan Menteri Perindustrian Denis Manturov kepada Reuters, meskipun kecelakaan fatal tersebut menimbulkan pertanyaan terkait masa depan pesawat jet penumpang pertama negara itu.
Sukhoi Superjet yang dioperasikan Aeroflot terbang dari Moskow ke kota Murmansk di Rusia utara, terbakar pada 5 Mei ketika pesawat itu mendarat darurat di bandara Moskow, menewaskan 41 orang.
Menurut Manturov, permintaan untuk pesawat tetap tinggi dan rencana produksi tidak berubah. "Bencana itu tidak mempengaruhi pelanggan kami, baik potensial atau mereka yang sudah memiliki kontrak," kata Manturov dalam wawancara yang dibuka untuk publikasi pada hari Senin.
Namun dia tidak merinci waktu untuk produksi 200 pesawat yang dipesan tersebut. Yang pasti, Rusia menghabiskan dana sebesar US$ 2 miliar untuk mengembangkan dan menyiapkan produksi Superjet, yang telah beroperasi sejak 2011.
Perusahaan milik negara itu telah menyelesaikan produksi sekitar 200 pesawat.
Permintaan tahunan saat ini adalah 25-30 pesawat dibandingkan dengan ekspektasi awal 50, karena persaingan ketat dengan produsen lain, jelas Manturov. (rtr/tst/es)