AS Setujui Penjualan 66 F-16 ke Taiwan

as-setujui-penjualan-66-f-16-ke-taiwan

Washington, (Analisa). Departemen Luar Negeri Ame­rika Serikat (AS) menyetujui penjualan 66 unit jet tempur cang­gih F-16 kepada Taiwan. Lang­kah ini kemungkinan besar akan memancing kemarahan peme­rin­tah Tiongkok.

Departemen Luar Negeri AS, Rabu (21/8), menyebut bahwa Taiwan akan mendapat­kan versi terbaru F-16 buatan Lock­heed Martin, atau yang bernama F-16C/D Block 70, dalam kesepakatan senilai US$ 8 miliar (Rp 112 triliun)

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, dalam pernyataan ter­baru mengungkapkan bahwa Presiden AS Donald Trump telah memberikan lampu hijau untuk penjualan jet F-16 setelah Kong­res AS diberitahu pekan lalu.

"Tindakan kami konsisten dengan kebijakan AS sebelum­nya. Kami hanya menindaklanjuti komitmen yang telah kami buat untuk semua pihak," sebut Pom­peo.

Diketahui bahwa Taiwan berniat meningkatkan kemam­puan pertahan­an udaranya di tengah meningkatnya ser­buan militer oleh Tiongkok ke wilayah udaranya.

Meskipun Tiongkok dan Tai­wan berpisah sejak perang sipil tahun 1949, hingga kini Tiongkok masih meng­anggap Taiwan sebagai bagian wila­yah­nya. Be­be­rapa waktu terakhir, Tiong­kok terus meningkatkan ancam­an terhadap Taiwan, termasuk me­nyatakan akan menggunakan ke­ke­rasan jika diperlukan. Namun Taiwan diketahui memiliki pemerintahan demokratis sendiri dan menjadi sekutu dekat AS.

Dalam pernyataan terpisah, Ba­dan Kerja Sama Keamanan Pertahan­an yang mengawasi penjualan militer asing AS -- menyebut pembelian puluhan jet F-16 oleh Taiwan 'tidak akan mengubah keseimbangan militer mendasar di kawasan tersebut'.

"Penjualan yang diusulkan akan berkontribusi pada kemam­puan pihak penerima dalam mem­berikan perta­hanan terhadap wila­yah udaranya, keamanan kawa­san dan interopera­bilitas dengan Amerika Serikat," de­mi­kian per­nyataan Badan Kerja Sama Kea­manan Pertahanan.

Rencana penjualan F-16 ke Taiwan ini diungkapkan pekan lalu, saat pemerintahan Trump di­laporkan telah secara informal memberitahu para anggota Kong­res AS soal rencana penjualan ini pada Kamis (15/8) lalu. Sejumlah anggota Kongres AS, baik dari Partai Republik maupun Partai Demokrat, menyambut baik pro­posal ini.

Dalam tanggapan terhadap propo­sal itu pada Senin (19/8) lalu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiong­kok, Geng Shuang, menyebut penjualan senjata oleh AS ke Taiwan merupakan 'pe­lang­garan serius' terhadap kese­pa­katan antara AS dan Tiongkok, juga merupakan bentuk 'intervensi serius dalam urusan dalam negeri Tiongkok'.

"AS harus segera membatal­kan ren­cana penjualan senjata dan ber­henti menjual senjata dan meng­hentikan kontak militer dengan Taiwan," tegasnya.

"Kalau tidak, AS akan me­nang­gung semua konsekuensi­nya," imbuh Geng dalam penega­sannya.

Taiwan sendiri telah memiliki armada F-16 namun versi lama yang dibeli tahun 1992 lalu. Pro­dusen F-16, Lockheed Martin, me­nyatakan bahwa model terbaru yang bernama F-16 Block 70/72 memiliki banyak sistem avionik, persenjataan dan teknologi cang­gih yang belum ada di model sebelumnya. Secara struktur, F-16 versi baru diklaim jauh lebih kuat dan diklaim bisa terbang dan bertempur 'hingga tahun 2070 dan seterusnya'. (Ant/AFP)

()

Baca Juga

Rekomendasi