Eks-Ibu Negara Honduras Terancam 87 Tahun Penjara

eks-ibu-negara-honduras-terancam-87-tahun-penjara

Tegucigalpa, (Analisa). Mantan Ibu Negara Honduras, Rosa Elena Bonilla, dinyatakan bersalah atas tindak pidana peng­gelapan uang negara sebesar US$ 779 ribu (Rp 10,9 miliar). Dalam kasus ini, Bonilla terancam hu­kuman maksimum 87 tahun pen­jara.

Tindak pidana ini terjadi antara tahun 2010 hingga tahun 2014, saat suami Bonilla, Porfirio Lobo masih menjabat sebagai Pre­siden Honduras, salah satu negara di kawasan Amerika Tengah.

Pengadilan setempat menya­ta­kan Bonilla bersalah telah me­nyelewengkan dana sebesar 18,3 juta Lempira Honduras atau setara Rp 10,9 miliar yang merupakan uang negara plus donasi interna­sional, yang seharusnya diper­untukkan bagi program sosial un­tuk membantu anak-anak dari ke­luarga miskin.

Dana itu dipakai oleh Bonilla untuk membayar tagihan medis pribadi, membangun sejumlah pro­yek, membiayai sekolah anak-anaknya di sekolah swasta dan un­tuk membeli sejumlah perhia­san mewah.

Juru bicara pengadilan, Carlos Silva, Rabu (21/8),  menyatakan vonis terhadap Bonilla akan dibacakan dalam sidang selanjutnya yang digelar 28 Agustus mendatang. Dalam kasus ini, Bonilla terancam hu­kuman antara 58 tahun penjara hingga 78 tahun penjara.

Kasus ini awalnya diselidiki oleh misi anti korupsi, Organiza­tion of American States, yang memulai mandatnya di Honduras tahun 2016 setelah terjadi unjuk rasa besar-besaran. Jaksa-jaksa lokal kemudian mendorong kasus ini untuk diselidiki lebih lanjut.

Bonila yang ditangkap tahun lalu ini, didakwa mengoperasikan sebuah jaringan yang, antara tahun 2011 hingga tahun 2015, men­cairkan lebih dari 70 cek yang seharusnya digunakan untuk membeli sepatu bagi siswa-siswa miskin.

Para penyidik dari Dewan Antikorupsi Nasional -- sebuah LSM setempat -- menuturkan ke­pada jaksa bahwa Bonilla men­transfer sejumlah besar uang ne­gara ke rekening peribadinya se­kitar lima hari sebelum suaminya mengakhiri masa jabatannya pada Januari 2014.

Diketahui bahwa suami Bo­nilla, Lobo, terpilih menjadi Pre­siden Honduras pada akhir tahun 2009 setelah kudeta militer me­lengserkan presiden saat itu, Ma­nuel Zelaya. Lobo menjabat sela­ma empat tahun hingga tahun 2014.

Lobo yang juga menghadapi penyelidikan kasus korupsi, menyatakan: "Kami tidak sepakat dengan putusan itu, dan kami akan banding."

Pengacara Bonilla, Juan Berganza, juga menyatakan klien­nya akan membalikkan vo­nis. "Mantan Ibu Negara Rosa Elena Bonilla tidak bersalah dan kami akan mengajukan banding atas putusannya," tegas Berganza. (Ant/AP/Rtr)

()

Baca Juga

Rekomendasi