Ekspor Karet Indonesia Meningkat Tajam

ekspor-karet-indonesia-meningkat-tajam

Jakarta, (Analisa). Lalu lintas ekspor getah karet selama empat setengah tahun terakhir terus mengalami peningkatan yang cukup tajam se­hingga menunjukkan bahwa Indonesia adalah produsen karet alam terbesar kedua di dunia.

“Data BPS menunjukkan volume dan nilai ekspor getah karet kita untuk pe­riode 2014-2018 meningkat tajam dari 31,2 ribu ton menjadi 53,2 ribu ton. Atau dengan kata lain jumlahnya me­ning­kat signifikan sekitar 70 persen,” Ke­pala Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Kementerian Perta­nian Sudi Mardianto dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis (22/8).

Menurut Sudi, meningkatnya ekspor karet Indonesia merupakan hasil kerja keras petani karet yang selama ini terus menjaga kualitas. Karena itu, produksi yang ada mampu menembus pasar dunia seperti negara India dengan nilai tran­saksi mencapai15,4 juta dolar AS atau sebesar 27,23 persen dari total ekspor getah karet.

Selain itu, ada juga negara tujuan Vi­et­nam dengan nilai transaksi menca­pai 12,9 juta dolar AS. “Kita juga meng­ekspor ke negara Tiongkok dengan nilai transaksi mencapai 8,3 juta dolar AS. Kemudian ekspor ke negara tetangga Singapura sebesar 3,3 juta dolar AS dan Bangladesh sebesar 2,5 juta dolar AS,” katanya.

Sudi menjelaskan, transaksi nilai ekspor karet meningkat tajam dari 37 juta dolar AS menjadi 56,6 juta dolar AS atau naik sekitar 53 persen. “Pening­katan ini juga merupakan implementasi kebijakan dan program terobosan Ke­men­terian Pertanian yang memangkas sejumlah regulasi ekspor dan memper­mudah proses perijinan,” katanya.

Faktanya, getah karet Indonesia terus menunjukan nilai yang kompetitif di pasar nasional maupun internasional. Ke depan, lanjut Sudi, produksi getah ka­ret diprediksi akan semakin me­ning­kat produksi dan kualitasnya seiring de­ngan dilaksanakannya program pere­majaan kebun karet rakyat melalui program BUN500.

Agar manfaat ekonomi getah karet dapat dinikmati lebih besar oleh petani, upaya peningkatan nilai tambah juga harus dilakukan.

“Salah satu upaya yang kami saran­kan adalah dengan mengundang investor untuk membangun industri peng­olahan karet di daerah sentra perkebunan rakyat. Upaya ini secara operasional akan menggunakan pendekatan korpo­rasi, sehingga petani karet dapat manfaat yang besar dari pengolahan getah karet yang dihasilkan,” katanya.

Direktorat Jenderal Perkebunan Ke­menterian Pertanian saat ini tengah me­macu peningkatan produksi komoditas perkebunan dengan meluncurkan program BUN500. Program tersebut dibuat untuk mengembalikan kejayaan komo­ditas perlebunan Indonesia dalam me­nopang perekonomian rakyat secara nasional.

Sebab, Ketersediaan benih unggul di­pastikan mampu memenuhi kebutu­han, terutama untuk perkebunan rakyat.

Kegiatan dukungan perbenihan per­kebunan ini melalui APBN-P 2017 dan 2018, menyediakan benih bermutu tana­man perkebunan.

Selain itu, pemerintah juga akan mem­bangun kebun sumber benih dalam bentuk kebun entres maupun kebun induk penghasil biji selama kurun waktu 2020-2024. Diharapkan program yang telah direncanakan ini dapat dicapai dengan baik mulai dari mutu teknik maupun mutu genetik. (Ant)

()

Baca Juga

Rekomendasi