Sekolah Boleh Liburkan Pelajar

sekolah-boleh-liburkan-pelajar

Pekanbaru, (Analisa). Dinas Pendidikan Kota Pe­­kanbaru, untuk kesekian kalinya mengeluarkan ke­bijakan dengan mem­per­silakan kepala sekolah me­liburkan pelajar mereka untuk menekan anak didik terpapar lebih parah lagi terhadap kabut asap melanda daerah itu akibat keba­karan hutan dan lahan.

"Jika anak didik me­ngalami sesak nafas, pusing-pusing akibat kabut asap pekat sila­kan sekolah me­liburkan mereka, karena kondisi udara saat ini makin tidak kondusif untuk ke­sehatan," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Abdul Jamal, Kamis (22/8).

Menurut dia, kebijakan terkait diperlukan untuk menekan korban terpapar kabut asap yang lebih banyak lagi, khususnya di kalangan pelajar dan Surat Edaran tentang kebijakan me­ne­tapakn libur sekolah sudah diedarkan ke sekolah jauh hari.

Ia menyebutkan, memang untuk mene­rap­kan libur sekolah tentunya sekolah ha­rus berkordinasi dengan Dinas Pendidikan Kota Pe­kanbaru dan orang tua siswa, dan harus dilaporkan jika ada rencana melibur­kan atau memulangkan peserta didik lebih awal dari jam pelajaran mereka.

"Prosesnya harus secara bertahap, sebab sekolah tidak bisa memulangkan peserta didik SD sekaligus agar jam pelajaran atau kelas tidak ko­song semua, kecuali murid TK mereka bisa dipulangkan langsung sekaligus," ka­tanya.

Selain itu, kata Jamal, pi­hak sekolah juga bisa me­nyikapi kondisi kabut asap dengan memundurkan jad­wal masuk kelas atau jadwal belajar, berkaitan dengan kondisi kabut asap tebal dan mengganggu kesehatan.

Kota Pekanbaru saat ini sudah berselimut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di sejumlah kabupaten di Pro­vinsi Riau bahkan sejak dua hari terakhir, dan pe­man­dangan kabut sangat jelas terlihat pada pagi hari jarak pandang hanya terlihat be­berapa meter saja.

Menurut Staf Analisis Badan Meteo­rologi Kli­matologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru Binbin, kabut yang me­nyelimuti Kota Pekanbaru memang asap kiriman, dan Pekanbaru tidak berpeluang turun hujan.

"Asap yang menyelimuti Pekanbaru adalah asap ki­riman dari kebakaran hutan dan lahan di daerah tenggara, seperti Kampar, Kuantan Singingi dan Pelalawan. Data BMKG pada Kamis pagi justru menyatakan satelit tidak memantau titik panas di Pekanbaru," katanya.

Menurut data BMKG,  pada Kamis pagi terdeteksi 237 titik panas yang menjadi indikasi kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera, dan Riau terbanyak karena mencapai 115 titik panas. Lokasi titik panas paling banyak di Kabupaten In­dragiri Hilir sebanyak 37 titik, dan Pelalawan 32 titik.

Kemudian di Indragiri Hulu 14 titik, Kepulauan Meranti 10 titik, Rokan Hilir 8 titik, Bengkalis 7 titik, Kuantan Singingi 3 titik, dan Siak serta Kampar masing-masing dua titik panas.

Dari jumlah tersebut ada 68 yang terin­dikasi titik api kebakaran hutan dan lahan. Lokasi paling banyak juga di Indragiri Hilir 24 titik, dan Pelalawan 19 titik. keba­karan hutan dan lahan juga terjadi di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dan Jambi dan asapnya juga mencapai Riau. (Ant)

()

Baca Juga

Rekomendasi