Suku Bunga Acuan Dipangkas Jadi 5,5%

suku-bunga-acuan-dipangkas-jadi-5-5

Jakarta, (Analisa). Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI)  di Jakarta, Kamis (22/8) memu­tuskan menurunkan (me­mangkas) BI 7-days Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,5% dari sebe­lumnya 5,75%. Penurunan ini merupakan yang ke­dua kali pada tahun ini setelah penurunan pertama pada Juli lalu. Sedang­kan, suku bunga Deposit Facility turun sebesar 25 bps menjadi sebesar 4,75%, dan suku bunga Lending Facility diturunkan 25 bps menjadi 6,25%.

Gubernur BI Perry Warjiyo di Kantor BI, Jakarta, Kamis, membeberkan tiga hal yang mendasari pihaknya menurunkan suku bunga acuan menjadi 5,5%.

Pertama, rendahnya perkiraan inflasi hingga tahun 2020. Kedua, adanya unsur kepercayaan bahwa imbal dari hasil investasi masih akan menarik meskipun suku bunga acuan BI turun.

Ketiga, untuk meningkatkan penyaluran kredit perbankan di mana diharapkan bisa mendorong percepatan perekonomian nasional.

Perry Warjiyo dalam penjelasannya me­nga­takan rendahnya prakiraan inflasi yang berada di bawah titik tengah dengan sasaran 3,5% plus minus 1% akan tetap berada da­lam sasaran 3% pada 2020.

Sedangkan unsur kepercayaan bahwa imbal dari hasil investasi masih menarik meskipun suku bunga acuan BI turun, menurut Perry, bisa diukur dari perbedaan suku bunga baik dalam riil policy rate 2,5% differensialnya, kemudian nominal interest rate diferensial cover sebesar 4,16%. Sedangkan jika uncover tanpa premi risiko menjadi 5,74%.

Namun, penurunan suku bunga acuan direspon negatif oleh pasar. Salah satu indikatornya Indeks Harga Saham Gabung­an (IHSG) ditutup negatif. Pasca pengu­mum­an penurunan bunga acuan BI 7 days reverse repo rate, IHSG ditutup turun 13,7 poin (0,22%) ke level 6.239.

Turun

Perry Warjiyo juga menjelaskan, pe­mang­kasan bunga acuan ini akan mem­pengaruhi pada suku bunga kredit perban­kan nasional. Menurut dia, dengan turunnya suku bunga ini maka penyaluran kredit diharapkan bisa lebih kencang.

"Bunga kredit yang turun ini akan terus mendorong penyaluran kredit, karena likuiditasnya cukup. Karena itu, kita ingin mendorong permintaan kredit korporasi dan rumah tangga, maka itu kita turunkan bunga acuan 25 bps," ujarnya.

Dia mengungkapkan, hingga saat ini suku bunga kredit perbankan secara rata-rata telah turun 6 basis poin (bps) dan akhir tahun diharapkan bisa turun lebih cepat.

Perry menjelaskan, suku bunga kredit di perbankan memang terus mengalami penu­runan. Hal ini tercermin dari tahun lalu hingga tengah tahun ini, saat BI menaikkan bunga acuan hingga 175 basis poin, justru bunga kredit perbankan terus mengalami penurunan.

Menurut Perry secara year on year (yoy) hingga Agustus ini suku bunga kredit ke­mungkinan sudah turun 30 bps. Sektor yang bunganya sudah mengalami penurun­an adalah modal kerja, investasi dan kredit konsumsi.

Berdasarkan data uang beredar BI pada Juni 2019 suku bunga kredit tercatat 10,73% turun 3 bps dibandingkan pada bulan sebelumnya.

Demikian juga, rerata tertimbang suku bunga simpanan berjangka tenor satu bulan 6,76% dari sebelumnya 6,82%. Kemudian tenor enam bulan 7,26% dari sebelumnya 7,31%.

Suku bunga simpanan berjangka tenor tiga bulan tercatat relatif stabil sebesar 6,79%. Sementara suku bunga simpanan berjangka waktu 12 bulan naik menjadi 7,05% dan 24 bulan meningkat menjadi 7,34%. (Ant/dtc)

()

Baca Juga

Rekomendasi