Kualasimpang, (Analisa). Lembaga Pendidikan Akupunktur (LPA) Mustika di bawah naungan Yayasan Baroena Mustika Indonesia (YBMI) menggelar pelatihan akupunktur, di Desa Paya Kulbi, Kecamatan Karang Baru, Aceh Tamiang (Atam), Kamis (22/8).
Kegiatan ini dibuka Kabid Pembina PAUD dan Pendidikan Non Formal (PNF), Disdikbud Aceh Tamiang, Mukhlis yang diikuti 20 peserta program pendidikan kecakapan wirausaha (PKW). “Nantinya para peserta akan diberi pelatihan akupunktur dan bekam agar bisa menjadi praktisi yang mandiri,” kata Mukhlis, saat memberi kata sambutan.
Mukhlis menyatakan, pendidikan kecakapan akupunktur sangat layak dilaksanakan di Kabupaten Aceh Tamiang. Dengan adanya pendidikan tersebut, para pemuda Aceh Tamiang diharapkan bisa memiliki keahlian untuk mandiri.
“Saya mewakili Kepala Dinas Pendidikan di sini merasa sangat senang dan bangga, program PKW bidang akupunktur yang merupakan program dari Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan DPKP, Kemendikbud RI ini bisa dilaksanakan di Aceh Tamiang,” ucapnya.
Pihaknya meyakini, dengan adanya pendidikan kewirausahaan seperti ini, bisa berdampak pada kesejahteraan anak-anak muda sebagai peserta.
Sebab dengan mengetahui dan menguasai ilmu akupunktur mereka bisa mulai membuka usaha sendiri nantinya.
Mukhlis berharap, para peserta serius dalam mengikuti pendidikan sehingga keterampilan akupunktur dan bekam itu bisa dimanfaatkan untuk kepentingan diri sendiri dan keluarga para peserta pelatihan.
Persaingan kerja saat ini sangat ketat, karena itu, peserta harus benar-benar menguasai ilmu dan keterampilan ini sebagai calon akupunkturis supaya bisa mandiri,” pesan pejabat Disdikbud Atam tersebut.
Pimpinan LPA Mustika Adriansyah mengatakan, pelaksanaan pendidikan kecakapan wirausaha tersebut merupakan bantuan dari Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Ditjen PAUD dan Dikmas-Kemendikbud tahun 2019, yang dipercayakan kepada lembaga pendidikan masyarakat yang dikelolanya.
Sedangkan kuota yang dibutuhkan oleh LPA Mustika untuk mengikuti program PKW bidang akupunktur tersebut sebanyak 20 peserta.
Sebenarnya, kata dia, dalam proposal pihaknya mengajukan kuota 25 orang ke Ditbinsuslat, namun yang disetujui cuma 20 orang. “Para peserta ini nanti akan kita latih supaya menjadi mandiri setelah selesai mengikuti pendidikan,” jelasnya. (dhs)