Perpustakaan Sekolah Harus Mampu Berinovasi

perpustakaan-sekolah-harus-mampu-berinovasi

Idi, (Analsa). Perpustakaan harus bisa dan mampu berinovasi sesuai perkembangan zaman, ter­utama di era digital saat ini. Hal tersebut dikatakan Asisten II Bidang Ekonomi, Pem­ba­ngunan dan Keistimewaan Aceh Ka­bu­paten Aceh Timur, H. Usman A. Rachman, saat membuka Bimtek Pengelola Perpusta­kaan Sekolah Tingkat SD, SMP dan SMA se­derajat di Aula Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Aceh Timur di Peu­reulak, Selasa (20/8).

Ia mengatakan, sebagian orang berang­ga­pan perpustakaan identik dengan buku atau majalah. Namun semakin canggihnya teknologi, anggapan tersebut sudah kurang tepat. “Perpustakaan saat ini sudah banyak dilengkapi dengan teknologi modern. Audio visual, internet dan berbagai perangkat teknologi informasi lainnya telah menghiasi ruang perpustakaan. Perpustakaan yang tidak mau mengubah dirinya, akan diting­galkan oleh pengunjung,” ujar Usman.

Ia menambahkan, pustakawan jangan hanya mengerjakan rutinitas, tetapi men­coba berbagai alternatif yang memberikan perubahan atau inovasi dan membentuk kreativitas. Inovasi di perpustakaan dapat dilakukan di berbagai jenis layanan.

Perpustakaan saat ini, tambahnya, harus sudah dilengkapi dengan jasa bimbingan plus konsultasi, yang dapat merujuk kebu­tu­han pengunjung untuk menyele­saikan ma­salah-masalah, terutama dalam hal pendidikan yang berkaitan erat dengan ilmu pe­ngetahuan dan di sinilah peran pusta­kawan membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengunjung perpustakaan.

Perpustakaan sekolah merupakan bagian penting dari komponen pendidikan yang tidak dapat dipisahkan keberadaannya dari ling­kungan sekolah. Sebagai salah satu sa­rana pendidikan, perpustakaan sekolah ber­fungsi sebagai penunjang belajar bagi para siswa/siswi, juga membantu siswa dan guru dalam memacu tercapainya tujuan pendidikan di sekolah.

“Perpustakaan sekolah harus me­mung­kinkan para guru dan siswa memperoleh ke­sem­patan untuk memperluas dan me­nam­bah pengetahuan dengan membaca ba­han pustaka yang diperlukan dalam proses belajar dan mengajar. Rutinitas kerja di per­pustakaan kadang kala memunculkan rasa jenuh, apalagi yang dikerjakannya ha­nya satu garapan saja, misalnya hanya memberikan layanan sirkulasi, atau terus menerus bekerja di bagian pengolahan,” tuturnya.

Hal tersebut tentunya menimbulkan kebosanan. Untuk menghilangkan itu, ada ba­nyak cara dalam bekerja, baik dengan ke­bijakan rotasi, mutasi atau memberikan rek­reasi bagi pustakawan. Satu hal yang se­baiknya sering dilakukan oleh pusta­kawan adalah berinovasi.

Ia mengaku, inovasi dilakukan berda­sar­kan pengalaman dan kajian di perpus­ta­kaan. Ada banyak cara untuk melakukan ino­vasi di perpustakaan, hal ini sangat ter­gantung dari kondisi perpustakaan yang bersangkutan.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsi­pan Aceh Timur Lukman, dalam laporan­nya mengatakan, kegiatan ini berlangsung tiga hari, Selasa-Kamis (20-22/8), diikuti 40 pe­serta pengelola perpustakaan sekolah. Pe­materi kegiatan dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Aceh, Kemen­terian Agama Aceh Timur dan Dinas Pen­didikan dan Kebudayaan Aceh Timur. (rel/bsr)

()

Baca Juga

Rekomendasi