Dolar AS Menguat Jelang Pidato Powell

dolar-as-menguat-jelang-pidato-powell

Singapura, (Analisa). Sebagian besar mata uang Asia masih melanjutkan penurunan terhadap dolar AS, Jumat (23/8), karena pasar masih fokus pada pidato Ketua Federal Reserve AS (Fed) Jerome Powell yang dianggap sebagai indikator arah kebijakan bank sentral itu.

Sekeranjang mata uang regional semakin tertekan setelah sebelumnya sejumlah bank sentral di Asia dan Federal Reserve AS (Fed) melakukan pelonggaran moneter dalam upaya mendorong perlambatan pertumbuhan eko­nomi. Minat terhadap aset berisiko memudar seiring penguatan dolar AS menyusul risalah pertemuan kebijakan Fed Juli yang dirilis pada Rabu, meningkatkan ekspektasi bahwa Bank Sentral AS itu akan pemangkasan suku bunganya secara agresif.

Saat ini investor cenderung berhati-hati karena mereka masih menantikan klarifikasi Powell dalam simposium bank sentral global di Jackson Hole, untuk melihat seberapa dovish Fed akan melakukan pelonggaran moneter.

Di antara sejumlah mata uang Asia, won memimpin pelemahan dengan penurunan 0,4 persen. Disusul oleh rupee dengan penurunan 0,3 persen.

Won masih memperpanjang penurunan pada Jumat di tengah meningkatnya sengketa perdagangan dengan Jepang. Korea Selatan pada Kamis mengatakan, pihaknya akan membatalkan perjanjian berbagi data intelijen militer dengan Jepang. Hal ini membuka perselisihan baru dalam kerjasama keamanan trilateral antara AS, Jepang dan Korea Selatan.

Keputusan untuk keluar dari perjanjian itu memperburuk ketegangan Korea Selatan dan Jepang, yang sebelumnya telah terlibat dalam perselisihan terkait penggunaan tenaga kerja paksa oleh Jepang pada masa pendudukannya terhadap Korea. Langkah itu juga mengancam akan mengubah lebih jauh kerjasama keamanan mengenai prioritas AS seperti Korea Utara dan Tiongkok.

Rupee merosot ke level terendah sejak 14 Desember 2014 pasca rilis risalah pertemuan kebijakan Bank Sentral India (RBI) yang kembali meningkatkan ekspektasi pelonggaran moneter lebih lanjut. Risalah pertemuan tersebut menunjukkan prioritas utama komite kebijakan moneter saat ini adalah memperbaiki pertumbuhan ekonomi India yang lemah, dengan prospek inflasi rendah yang memberikan ruang bagi bank sentral itu untuk memangkas suku bunga.

Selain itu, perdagangan yang lebih luas juga cenderung berhati-hati karena investor masih menantikan pidato Ketua Fed dalam simposium bank sentral global di Jackson Hole pekan ini. Pasar akan melihat seberapa dovish Powell dalam menentukan arah kebijakan moneter Fed.

Gao Qi, ahli strategi FX di Scotiabank mengatakan, jika Powell lebih dovish atau hawkish, itu akan memudarkan minat investor terhadap aset berisiko dan tentunya akan memberikan terkanan pada mata uang Asia.

Rupiah naik tipis terhadap dolar AS pada Jumat didukung oleh langkah kebijakan Bank Indonesia (BI) yang memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 5,50 persen. Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Ja­karta mengatakan, rupiah di akhir pekan diperdagangkan menguat karena ma­sih terdukung oleh langkah penurunan suku bunga BI pada Kamis, walaupun penguatannya tidak signifikan.

Pada awal perdagangan rupiah dibuka pada 14.230

Pada pukul 10.00 rupiah berada pada level 14.245

Di akhir perdagangan rupiah berada pada tingkat 14.210, menguat dari perdagangan sebelumnya.

Kurs terakhir berbagai mata uang Asia terhadap dolar AS, tercatat sebagai berikut:

Dolar Singapura: 1,388, turun dari 1,386 Dolar Taiwan: 31,38, turun dari 31,36

Won Korea: 1212,20, turun dari 1206,70

Baht Thailand: 30,78, stabil

Peso Pilipina: 52,38, turun dari 52,33

Rupee India: 71,78, turun dari 71,68

Ringgit Malaysia: 4,188, turun dari 4,180

Yuan Tiongkok: 7,093, turun dari 7,074

Di Tokio, yen beringsut lebih rendah terhadap dolar AS pada Jumat karena pidato Ketua Federal Reserve AS (Fed) Jerome Powell mengindikasikan bahwa Fed tidak akan me­lakukan pelonggaran moneter lebih lanjut. Sebelumnya, yen menguat didu­kung oleh data manufaktur AS yang sedikit lebih lemah dari perkiraan.

Indeks Manajer Pembelian IHS Mar­kit menunjukkan aktivitas manufaktur AS mengalami perlambatan pa­da Agustus, pertama kali dalam hampir satu dekade. Data itu memicu kekhawatiran di antara sebagian investor bahwa pelemahan ekonomi di luar negeri dan eskalasi perang dagang dengan Tiongkok dapat menyeret eko­nomi AS.

Dolar AS terakhir tercatat 106,43 yen, naik 0,2 persen dibandingkan dengan level sebelumnya.

Di London, euro turun ke level terendah tiga pekan terhadap dolar AS pada Jumat seiring penguatan dolar didukung oleh kenaikan imbal hasil (yield) AS. euro semakin tertekan karena investor saat ini tengah menantikan pidato Ketua Fed Jerome Powell untuk melihat apakah bank sentral itu akan melakukan pelonggaran moneter lebih lanjut.

Meskipun sebelumnya indeks manajer pembelian (PMI) kawasan zona euro lebih kuat dari perkiraan, mata uang tunggal ini kembali tertekan dipicu oleh Bank Sentral Eropa (ECB) yang dipro­yeksikan akan mengambil langkah pelonggaran moneter lebih lanjut pada September mendatang.

Yen Jepang: 106,45, turun dari 106,55

Franc Swiss: 0,9839, naik dari 0,9837

Dolar Kanada: 1,3312, naik dari 1,3282

Sterling terhadap dolar: 1,2233, naik dari 1,2229

Euro terhadap dolar: 1,1068, turun dari 1,1083

 HARGA EMAS

Di Comex New York, harga emas menguat pada pembukaan Jumat.

Kontrak Desember 2019 diperdagangkan pada level $1.512,90 per ounce, naik $0,29.

Harga spot kitco pada pukul 13.30 GMT (20.30 WIB) tercatat $1.504,00 per ounce, naik 0,43 persen.

Di London, harga emas melemah pada Jumat menuju penurunan mingguan pertama dalam empat bulan dipicu oleh aksi ambil untung yang dilakukan oleh investor. Harga emas kembali tergerus karena investor masih menunggu klarifikasi dari Ketua Fed Jerome Powell seputar kebijakan moneter Bank Sentral AS itu.

Julius Baer, analis di Carsten Menke mengatakan, harga emas tertekan karena pasar masih menantikan pidato Ketua Fed dalam simposium bank sentral global di Jackson Hole yang dianggap sebagai indikator arah kebijakan Fed ke depan.

London, harga emas $1.494,76 per ounce, turun 0,3 persen dari penutupan sebelumnya di New York.

Harga perak tercatat $17,05 per ounce, naik 0,3 persen dari penutupan sebelumnya.

Di Singapura, harga emas melingsir pada Jumat di tengah ketidakpastian perdagangan AS-Tiongkok dan pasar yang masih fokus pada pidato Ketua Fed Jerome Powell untuk melihat seberapa dovish Fed akan melakukan pelonggaran moneter pada September mendatang.

Di Singapura, harga emas $1.496,78 per ounce, turun 0,1 persen dari penutupan sebelumnya di New York.

Di Tokio, kontrak benchmark Agustus 2019 mencapai 5,118 yen per gram, menguat 21 dari penutupan sebelumnya. (Rtr/AP/AFP/ant/htb)

()

Baca Juga

Rekomendasi