Nanoselulosa Urai Plastik 60 Hari

nanoselulosa-urai-plastik-60-hari

Jakarta, (Analisa). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Ba­litbangtan) Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Pascapanen mengembangkan teknologi nanose­lulosa sebagai campuran produksi bioplastik yang mam­pu mempercepat waktu urainya.

Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry menyatakan, bioplastik nanoselulosa ini ramah lingkungan dan mu­dah terurai secara alami dalam waktu 60 hari.

“Penggunaan limbah pertanian sebagai bahan baku nanoselulosa mampu mengurangi pencemaran akibat limbah yang tidak tertangani dengan baik.” katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (23/8).

Dikatakannya, produk nanoselulosa dihasilkan dari limbah biomassa pertanian, seperti tandan kosong kelapa sawit, tongkol jagung, daun nenas, jerami padi, dan lainnya.

Bahan nanoselulosa tersebut, dicampurkan pada proses produksi bioplastik.

Bioplastik umumnya diproduksi dari pati khususnya pati singkong, tambahnya, namun bioplastik yang ada di pasaran saat ini masih memiliki kekurangan yaitu daya kuat tariknya yang rendah serta permeabilitasnya yang tinggi.

Menurut Fadjry, penambahan nanoselulosa dari limbah pertanian dari hasil penelitian Balitbangtan mampu meningkatkan kuat tarik sekaligus menurunkan permeabilitas bioplastik.

Dia mengakui biaya atau harga jual bioplastik umumnya 3 - 3,5 kali lebih mahal dari plastik kon­ven­sional atau sekitar Rp700-Rp2000 per kantong.

“Namun dengan keunggulannya terhadap keles­tarian lingkungan diharapkan ke depan ada intervensi pemerintah untuk dapat menurunkan harga bioplastik agar bisa bersaing dengan produk plastik konvensio­nal”, katanya.

Sebelumnya  Fadjry Djufry, meluncurkan produk bioplastik berteknologi nano di Gedung Sadikin Sumintawikarta, Kantor Pusat Pertanian Bogor pada 22 Agustus 2019. (Ant)

()

Baca Juga

Rekomendasi