Hukum Islam Rahmatan Lil Alamin

hukum-islam-rahmatan-lil-alamin
Medan, (Analisa). Islam rahmatan lil alamin yakni rahmat bagi seluruh manusia bermakna bertujuan menyelamatkan seluruh isi dunia mencakup darat dan laut. Apalagi di wilayah Indonesia yang didominasi kelautan dengan berbagai problematikanya, sehingga diperlukan sikap seorang muslim ikut menjaga kelestarian wilayah maritim. 

Hal ini dikatakan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan, Prof Mohd Hatta pada Penyuluhan Kajian Fikih Kontemporer Kemaritiman oleh Komisi Fatwa MUI Kota Medan, di Pondok Pesantren Modern Darul Hikmah TPI, Selasa (20/8). Hadir sebagai narasumber lainnya Wakil Ketua MUI Kota Medan, Dr Hasan Matsum dan Paban Tahwiltas Spotmar Latmal 1 Lekol Laut (KH) Irfan Hasibuan. 

Dijelaskan Prof Hatta, di dalam Alquran terdapat 32 ayat yang membicarakan tentang laut atau kemaritiman, dan merupakan hukum Islam yang jadi ketentuan dan tidak dapat diubah. Sehingga sikap seorang muslim tidak melakukan perusakan dan pencemaran wilayah kelautan, mengambil manfaat dan mendayagunakan hasil alam kelautan dengan sebaik-baiknya demi kemakmuran dan kemaslahatan.

Selain itu, lanjut Prof Hatta, manusia dituntut untuk senantiasa memikirkan dan menggali rahasia dibalik ciptaan Allah serta dapat mengambil pelajaran dari berbagai kejadian dan peristiwa alam termasuk pada wilayah kelautan.

"Bumi kita ini didominasi oleh kelautan dengan berbagai problematika yang tidak seimbang dengan SDM belum lagi dengan ancaman-ancamannya, sehingga kondisi kelautan kita tidak sekuat dengan negara lain," katanya. 

Letkol Laut (KH) Irfan Hasibuan dalam materi konservasi wilayah maritim dalam bingkai wawasan nusantara memaparkan, negara Kesatuan Republik Indonesia berada di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik terdiri dari 17.504 pulau. Luas laut sekitar 3,25 juta KmA² dan luas daratan sekitar 2,01 juta KmA².

"Laut sangat berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi Indonesia yakni sumber devisa negara, pengelolaan sumber data laut, jalur pelayaran dan perdagangan, pengaruh perkembangan kehidupan sosial, budaya, pariwisata, kesenian dan pendidikan," ucapnya.

Sementara Dr Hasan Matsum menyatakan, Alquran berbicara banyak tentang laut padahal ia sendiri diturunkan di wilayah padang pasir dan hal tersebut merupakan salah satu kebesaran Allah SWT yang wajib disyukuri.

"Untuk itu dalam pemanfaatan sumber daya ikan ini dibutuhkan pendekatan selektivitas alat tangkap untuk menjamin keberlanjutan sumber daya perikanan. Pendekatan selektivitas ini searah dengan prinsip- prinsip kelestarian dari sumberdaya ikan. Dengan demikian, penangkapan ikan secara selektif berarti menjaga kontinuitas kegiatan penangkapan ikan sehingga keberlanjutan sumber daya ikan benar-benar terjamin," katanya. 

Dalam Alquran disebutkan bahwa sumberdaya perikanan merupakan anugerah dari Allah menjadi amanah bagi umat manusia sebagai khalifah agar dapat melestarikannya. Kepedulian terhadap kelestarian laut merupakan manifestasi syukur terhadap anugerah yang terkandung di dalamnya tersebut.

"Sebagaimana berburu makhluk laut, jual beli di laut juga pada dasarnya dibolehkan selama tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah muamalah," tuturnya. (sug)

()

Baca Juga

Rekomendasi