Media Sosial Picu Kepunahan Satwa Liar

media-sosial-picu-kepunahan-satwa-liar

London, (Analisa). Foto-foto satwa yang populer di Instagram berpeluang meningkatkan perdagangan ilegal satwa liar, kata aktivis dan kelompok perlindungan satwa liar.

Karena foto-foto cantik satwa liar bisa tersebar dengan cepat lewat media sosial dan membangkitkan minat banyak pengguna dan follower untuk memilikinya. Misalnya saja foto dengan berang-berang liar.

"Perdagangan ilegal berang-berang tiba-tiba meningkat secara eksponensial," kata Nicole Duplaix, Ketua Kelompok Spesialis Berang-Berang di International Union for Conservation of Nature (IUCN) kepada kantor berita AFP, Minggu (25/8).

Semua spesies berang-berang Asia sudah lama terdaftar sebagai satwa liar yang terancam punah, setelah habitatnya sejak lama menyusut dan perdagangan ilegal dengan kulitnya tetap marak.

Tetapi sekarang, para konservasionis mengatakan bahwa lonjakan media sosial dan teknologi komunikasi telah memicu permintaan luas untuk bayi berang-berang di negara-negara Asia, khususnya Jepang. Trend ini bisa mendorong seluruh spesies menuju kepunahan.

Pihak Konvensi Perdagangan Internasional untuk Spesies Langka CITES saat ini berkumpul di Jenewa, Swiss, untuk mengevaluasi dan menyempurnakan perjanjian yang mengelola perdagangan lebih dari 35 ribu spesies tanaman dan hewan. Mereka sekarang akan membahas proposal untuk meningkatkan perlindungan dua spesies berang-berang yang terancam punah.

Para ahli konservasi bersikeras bahwa langkah ini sangat penting, setelah populasi kedua spesies turun sampai 30 persen selama tiga dekade terakhir. Penurunan itu diyakini berlangsung makin cepat selama beberapa tahun terakhir.

"Ini terutama didorong oleh keinginan untuk memiliki berang-berang sebagai hewan peliharaan yang eksotis, dan media sosial benar-benar mendorongnya," kata Cassandra Koenen, Koordinator kampanye "Wildlife Not Pets" dari kelompok World Animal Protection, mengatakan kepada AFP.

Hal itu dibenarkan Paul Todd dari Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam NRDC. "Sungguh luar biasa melihat bagaimana tren terbaru di media sosial punya korelasi langsung dengan matinya spesies di lapangan," katanya kepada kantor berita AFP.

Tokoh-tokoh populer di Instagram dan Facebook sering mendapat ribuan komentar memikat tentang foto berang-berang mereka, seperti "sangat lucu", "sangat menggemaskan", dan "ingin (punya) satu!".

Nicole Duplaix dari IUCN mengakui bahwa berang-berang "sangat karismatik". Faktor kelucuan mereka justru yang "menyebabkan kematian mereka", katanya. (Ant/AFP)

()

Baca Juga

Rekomendasi