
Lhokseumawe, (Analisa). Museum Kota Lhokseumawe yang menyerupai bangunan rumah adat Aceh kini menjadi tujuan edukasi dan rekreasi bagi pelajar, mahasiswa serta masyarakat umum khususnya di Lhokseumawe dan Aceh Utara.
Kasi Permuseuman dan Cagar Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Lhokseumawe, Fauzi SE mengungkapkan, sejak beroperasi museum ini sudah menjadi media edukasi dan rekreasi terutama pelajar dan masyarakat yang singgah di Lhokseumawe.
Museum Kota Lhokseumawe di bangun pada 2014 lalu, dan kini ramai dikunjungi masyarakat, pelajar dan mahasiswa di Lhokseumawe dan Aceh Utara, kini menjadi tempat edukasi kebudayaan. Sekolah-sekolah juga kerap mengajukan permohonan studi ke museum ini
Museum ini antara lain memiliki koleksi foto-foto, seperti foto walikota dan wakil walikota, pelaminan Aceh, alat-alat perikanan Aceh tempo dulu, rapai (rebana), pedang, pratah (tempat tidur).
Sedangkan di halaman museum terdapat bangunan balai pertemuan dan krong (tempat yang digunakan masyarakat Aceh dulu untuk menyimpan gabah pasca panen).
Untuk melengkapi koleksi museum rumah adat Aceh ini, pihaknya akan menggelar forum untuk membahas tentang Lhokseumawe era kawasan industri, Lhokseumawe pada zaman konflik, dan Lhokseumawe mandiri yang juga mengupas mata uang.
Di Museum ini juga mulai digelar beberapa kegiatan yang mencuri perhatian warga kota yaitu lomba mewarnai bagi pelajar. “Ke depan kalau ingin tahu Lhokseumawe masyarakat, ayo ke museum, “ kata Fauzi didampingi stafnya Asep Rahmad Mulyana.
Nazla Salsebela, siswi kelas II SMA Sukma Bangsa Kota Lhokseumawe, bersama sejumlah siswi lainnya yang mengunjungi museum untuk menyelesaikan tugas mengenal seni rupa Aceh koleksi meseum ini, mwngatakan sudah agak lumayan tetapi pengelolaannya perlu dimaksimalkan lagi.
“Dengan demikian museum tidak hanya sebagai tempat edukasi bagi pelajar dan mahasiswa, tetapi juga menjadi tempat wisata budaya yang menarik serta mampu memikat setiap pengunjung,” katanya. (kdn)