Hidroponik Solusi Lahan Sempit Pertanian

hidroponik-solusi-lahan-sempit-pertanian

Oleh: Suadi.

Kawasan per­kotaan se­bagai kawasan padat pendu­duk membutuhkan ruang cu­kup untuk kebutuhan peru­mahan, gedung perkantoran, toko, fasilitas publik, peka­rangan, taman dan fasilitas lainnya. Karena itu tidak he­ran bila di kota harga tanah per meter bisa mencapai juta­an rupiah.

Meski harga tanah terse­but mahal, tapi sulit membuat bangunan karena berdiri di atas lahan sempit. Untuk itu disiasati rumah dibangun ber­tingkat, berdempetan dan sa­ngat terbatas untuk diman­faatkan sebagai ruang tanam­an hijau. Solusi alternatif yang tepat adalah dengan cara hidroponik.

Konsep hidroponik me­mang kontradiktif dengan sistem konvensional yang selama ini dikenal membu­tuhkan lahan cukup untuk media menanam tanaman. Sis­tem hidroponik tidak bu­tuh lahan dan tanah untuk menumbuhkan tanaman.

Kon­sep hidroponik me­maksimalkan air dan sejum­lah nutrisi untuk menum­buh­kan tanaman hijau. Konsep tersebut sangat cocok untuk mema­jukan pertanian perko­taan (urban farming) yang memang lahannya sempit.

Konsep hidroponik bisa disiasati dengan cara, tempat media (kaleng bekas, ember bekas, dan lain­n­ya) diikat dan digantung di pinggir din­ding luar ru­mah, dibuat ber­tingkat di sepanjang pagar ru­mah atau menggantung di teras dan lantai atas. Semen­tara kaleng bekas tersebut berfungsi sebagai tempat air, media tanam dan sejumlah nutrisi untuk me­numbuhkan tanaman terutama sayuran dan tanaman obat.

Peluang Bisnis Hidropo­nik

Hidroponik sudah umum dikenal di Indonesia. Sebagai negara agraris, hidroponik masih dipan­dang sebelah ma­ta karena masih berkutat de­ngan faktor luas lahan yang subur. Di beberapa negara, hidro­ponik dikembangkan dengan maksimal dan men­ja­di peluang ekonomi yang mampu menyumbang penda­patan negara.

Seperti di Belanda. Lahan terbatas, penduduk padat dan separuh wilayah lautan yang dikeringkan, mendesak seba­gian orang-orang disana un­tuk bertani dengan cara alter­natif tidak tergantung tanah dan lahan yaitu hidroponik. Hasilnya, produk per­tanian hidroponik Belanda diakui kualitasnya, hasilnya dieks­por dan menjadi salah satu andalan sumber pendapatan Belanda.

Inggris juga tak mau ke­tinggalan. Di Stockbridge House, wilayah timur laut Inggris, hidroponik diteliti dan dikembangkan dengan serius dengan teknik muta­khir nutrient film.

Negara yang dikepung pa­dang pasir tandus, Israel juga mengem­bangkan hidroponik tekno­lo­gi Aerohydroponic. Walaupun memiliki sisi bu­ruk mencaplok wilayah Pa­lestina, tapi negara ini memi­liki keunikan sistem perta­nian hidroponik tercang­gih di dunia.

Negara tetangga dekat Indonesia di sebelah selat­an, Australia juga giat mengem­bangkan hidroponik teruta­ma tanaman stroberi, sayur dan selada. Bahkan produksi sela­da dari hidroponik Australia digunakan untuk melengkapi menu McDonald Big Mac.

Sistem hidroponik meng­ubah wajah pertanian mo­­dern. Hidroponik menyaji­kan cara bertani de­ngan peng­awasan ketat, dapat disetting dan bebas pe­nga­ruh tempe­ratur dan iklim, terutama yang dipu­satkan di rumah ka­ca (greenhouse).

Ia juga mem­­buka peluang bisnis per­tanian yang menggiurkan. Belanda sudah membuktikan hal tersebut.

Di Indonesia, perusahaan hidroponik Amazing Farm yang berlokasi di Cikahuri­pan, Lembang, Ja­wa Barat sukses mengembangkan dan mempro­duksi sayur dan buah dan diekspor ke Singa­pura. Perusahaan hidroponik lainnya adalah Parung Farm yang menyuplai sayur di swa­layan dan restoran yang ada di Bogor dan Jakarta.

Jadi, sistem hidroponik ti­dak sekadar alternatif kare­na lahan terbatas, namun juga menjadi peluang bisnis dan alternatif pertanian canggih mengem­bangkan dan mem­produksi buah dan sayur lebih berkualitas dan lebih baik.

Kelebihan Cara Hidropo­nik

Cara hidroponik selain he­mat lahan dan tanah, juga le­bih efisien. Dengan cara hid­roponik, maka tanaman bebas gulma dan rerumputan, nu­trisi dan pupuk bisa diatur sesuai kebutuhan tanaman, kuan­titas dan kualitas pro­duksi tanaman bisa disetting lebih baik, lebih bersih dari racun dan pestisida, serta mu­dah dipanen.

Hal terpenting adalah be­bas resiko kehilangan kesu­­buran tanah akibat menipis­nya unsur hara kare­na disup­lai dari nutrisi yang diberikan secara berka­la dan dengan pengawasan ketat. Sehingga sepan­jang tahun pun bisa te­rus menanam dan berpro­duk­si tanpa khawatir tanah tidak subur.

Cara paling sederhana hid­roponik adalah meng­guna­kan sumbu (wick). Tanaman sederhana, mudah tumbuh dan sering dikonsumsi bisa dicoba untuk pemula seperti tanaman seledri, cabai, kang­kung, bayam, selada dan gen­jer. Tanaman-tanaman terse­but sangat akrab di dapur dan jarang absen di menu makan­an sehari-hari.

Wadah untuk hidroponik juga bisa diambil dari barang bekas yang banyak tersedia di sekitar seperti kaleng be­kas cat, ember bekas, pot be­kas, botol minum­an mineral, pipa bekas, dan drum bekas mi­nyak. Sumbu yang digu­nakan untuk menyerap air dan nutrisi juga cukup ba­nyak tersedia dari barang be­kas seperti kain flannel, kain biasa yang mudah diserap air dan sumbu kompor.

Media pengganti tanah ju­ga cukup banyak tersedia di lapangan seperti arang, keri­kil, pecahan batu bata, sera­but kelapa, dan busa bekas kur­si (sofa) dan tilam tidur. Jika ada, sekam dan kapas ju­ga bisa digunakan.

Sumbu tersebut berfungsi menyerap air nutrisi de­ngan cukup sesuai kebutuhan ta­naman. Semen­tara media ta­nam pengganti tanah ber­fung­si menja­di dasar/pijakan akar tanaman. Nutrisi hidro­ponik selain yang dijual di toko-toko dan online shop, juga bisa alternatif dengan buatan sendiri.

Di antara nutrisi buatan sendiri adalah nasi basi di­­campur air bersih dan gula aren/gula pasir secu­kupnya kemudian diaduk. Sumber lainnya adalah de­daunan ke­ring yang sudah membusuk, batang pisang, dan kotoran ternak (kambing, ayam, sa­pi).

Alternatif

Perbedaan terbesarnya adalah jika konsep hidro­po­nik memaksimalkan penggu­naan air dibantu nutrisi tertentu untuk menyuburkan tanaman dan posisi tanaman bisa disiasati sedemikian rupa sehingga tidak terhalang ma­salah lahan sempit dan juga bisa memberikan kesan este­tik di rumah, sementara kon­sep konvensional mutlak bu­tuh lahan cukup dan kondisi tanah harus subur serta peng­airan cukup.

Tantangan lain cara hidro­ponik adalah perawatan dan pemeliharaan yang intens. Se­mua hal harus dicek tidak boleh kelebihan ataupun ku­rang misal­nya jumlah nutrisi, pH, suhu, hama dan peralatan (media) yang digunakan. Ji­ka ada yang kurang atau ru­sak, berakibat tanaman tidak tumbuh dengan baik atau la­yu.

Cara hidroponik menjadi solusi alternatif bagi pecinta tanaman yang tidak punya lahan atau tinggal di perko­taan. Hidroponik juga men­ja­di cara baru memandang model pertanian modern dan bisa diaplikasikan di rumah sendiri.

(Penulis alumnus UMSU S1 & UNNES S2. Dosen STAIN Mandailing Natal)

()

Baca Juga

Rekomendasi