Medan, (Analisa). Puluhan nasabah dan karyawan Koperasi Simpan Pinjam dan Pendanaan Syariah-Baitul Maal wa Tamwil (KSPPS -BMT) Amanah Ray mendatangi Mapolrestabes Medan, Selasa (10/9). Kedatangan mereka untuk mengadukan pimpinan BMT Amanah Ray yang diduga melarikan uang nasabah mencapai puluhan miliar rupiah.
Salah seorang karyawan, TM (22) kepada wartawan, mengatakan, BMT Amanah Ray yang memiliki gerai satu unit kantor pusat dan enam unit kantor cabang ternyata tidak bernaung di bawah pengawasan OJK.
"Diduga perusahan sudah kesulitan untuk mengembalikan dana nasabah. Karena saat lebaran kemarin banyak yang melakukan penarikan dana," ujar wanita berbaju merah ini.
Sementara lanjut TM, dirinya bersama rekan-rekan kerjanya diteror nasabah. "Ya nasabah wajar meminta uang mereka. Sementara dari perusahaan lari dan nggak memberitahukan kejelasan dana nasabah. Sebelumnya perusahaan telah mencicil dana nasabah meski belum semua," ungkapnya.
Hingga kini para karyawan dan nasabah mengaku belum memperoleh titik terang terkait uang investasi yang sudah ditanam (disetorkan) sejak awal bergabung di BMT tersebut.
Salah seorang nasabah, Reza, mengaku menginvestasikan dananya Rp30 juta. "Saya baru bergabung. Uang yang saya simpan Rp30 juta. Kalau nasabah lain ada yang menyimpan mencapai Rp4 miliar. Itu baru satu nasabah. Sementara BMT ini ada enam kantor cabang. Kalau perkiraan saya total kerugian semua nasabah mencapai puluhan miliar bang," ucap Reza sembari menyebutkan nasabah mendapatkan keuntungan investasi 11% per tiga bulan.
Nasabah lainnya Nurul Amaniah, warga Jalan Setia Budi, Medan, mengaku kehilangan uang Rp500 juta. Nurul Aminah terduduk lemas di Kantor Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Medan, Selasa sore, menuturkan dia menabung di BMT Amanah Ray Cabang Setia Budi semenjak tahun 2004.
Wanita yang sehari-hari mengaku berjualan ayam potong di salah satu pasar tradisional Kota Medan yakni Pasar Sei Kambing, Medan, menyisihkan uang hasil jualannya untuk ditabungkan di BMT Amanah Ray.
Aminah mengaku memilih BMT Amanah karena dijanjikan mendapatkan keuntungan 10%, sehingga membuat dirinya tergiur. "Kalau bank-bank lain cuma empat sampai lima persen, jadi kami percaya karena orang itu (BMT) juga langsung turun ke pajak," ujarnya lirih.
Raib
Sementara itu Kantor Gubernur Sumut di Jalan Pangeran Diponegoro Medan dinilai tidak aman. Pasalnya, uang untuk gaji honorer Pemprovsu senilai Rp1,6 miliar lebih raib dari dalam mobil yang diparkirkan di pelataran parkir kantor tersebut, Senin (9/9).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Sumut Raja Indra Saleh mengatakan, jumlah uang tunai yang hilang sebesar Rp1.672.985.500.
Kejadiannya, bermula pada pukul 14.00 WIB, di mana pembantu PPTK Muhammad Aldi Budianto alias Aldi bersama tenaga honorer BPKAD Indrawan Ginting (yang menjadi sopir) berangkat menuju Bank Sumut Cabang Utama, Jalan Imam Bonjol, Medan untuk menarik uang tersebut. Seusai menarik uang itu, mereka kembali ke Kantor Kantor Gubsu. Setelah berputar sekali, keduanya yang mengendarai Toyota Avanza BK-1875-ZC parkir di pelataran parkir dekat pos sekuriti. Kemudian, mereka masuk ke Gedung Kantor Gubernur Sumut untuk salat dan absen pulang. Pada sekitar pukul 17.00 WIB ketika mereka masuk ke dalam mobil, uang sudah raib.
Aldi langsung menghubungi Propam Polrestabes, lalu Propam menyarankan membuat laporan. Mereka diperiksa dan di BAP oleh kepolisian.
Aldi juga menghubungi atasannya dan bertemu sekitar pukul 24.00 WIB di lokasi kejadian bersama petugas kepolisian.
“Uang ini untuk honor kegiatan TAPD di lintas OPD. Uang tersebut diambil tunai karena akan didistribusikan ke masing-masing OPD yang terkait kegiatan TAPD,” kata Indra didampingi Kabag Humas Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprov Sumut Muhammad Ikhsan saat memberikan keterangan pers, di Ruang Kerja Kepala BPKAD Sumut.
Periksa CCTV
Selain diperiksa kepolisian, semua CCTV yang ada di Kantor Gubsu sudah dilihat tapi ada satu sisi sebelah ATM Bank Sumut CCTV-nya tidak bisa dilihat jelas karena CCTV tersebut milik polisi.
Sedangkan CCTV Pemprovsu yang persis di halaman Kantor Gubsu, kata Indra tak berfungsi. Kondisi ini, lanjut Indra, membuat mereka kesulitan melacak pembobol mobil milik ASN tersebut.
Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi saat ditanya mengenai kasus ini belum banyak berkomentar. "Aku belum tahu itu," kata Edy saat ditanya usai meninjau sungai di Kota Medan.
Edy mengatakan, jika benar uang tersebut milik Pemprov Sumut, maka itu adalah kelalaian. Menurutnya, uang milik rakyat itu tidak boleh hilang."Loh, itu nggak boleh sampai kehilangan. Karena itu uang rakyat," ujarnya.
Kasat Reskrim, AKBP Putu Yudha Prawira mengatakan pihaknya tengah menyelidiki kasus tersebut. (ns/yy/Ant)