Perluasan Elektronifikasi Digencarkan Menuju Ekonomi Digital

perluasan-elektronifikasi-digencarkan-menuju-ekonomi-digital
Medan, (Analisa). Saat ini Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara (BI Sumut) semakin gencar melakukan perluasan elektronifikasi menuju ekonomi dan keuangan digital dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Hal itu disampaikan Direktur Kantor Perwakilan BI Sumut, Andiwiana S di Medan, Rabu (11/9).

“Teknologi digital telah hadir di setiap sisi kehidupan. Potensi digitalisasi di Indonesia pun sangat besar. Berdasarkan data Wearesocial Januari 2019, penetrasi penggunaan smartphone di Indonesia mencapai 133%, internet 56% dan media sosial 56%. BI menilai kondisi ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin guna mendorong inklusivitas ekonomi,” ujarnya.

Perkembangan fintech dan e-commerce di Indonesia, sambungnya, sangat pesat. Bahkan kehadirannya membuka lebar peluang inklusivitas ekonomi keuangan kepada 51% penduduk unbanked dan 59,7 juta UMKM.

“Merespon kondisi tersebut, BI menilai perlu mengeluarkan kebijakan yakni Sistem Pembayaran Indonesia (SPI) 2025 yang memiliki lima visi yakni, mendukung integrasi ekonomi-keuangan digital nasional, mendukung digitalisasi perbankan, menjamin interlink antara fintech dengan perbankan, menjamin keseimbangan antara inovasi dengan consumers protection, integritas dan stabilitas serta persaingan usaha yang sehat dan menjamin kepentingan nasional dalam ekonomi keuangan digital antar negara,” pungkasnya.

Dia mengatakan, perluasan elektronifikasi merupakan salah satu strategi SPI 2025 selain standardisasi QRIS dan onboarding UMKM. Nantinya, perluasan elektronifikasi akan diterapkan pada bansos nontunai, transaksi keuangan pemerintah, sektor pariwisata dan sektor transportasi.

“Untuk sektor pariwisata, telah disusun roadmap integrasi dan elektronifikasi transportasi di Sumut khususnya di Danau Toba yakni diimplementasikan di Kawasan Danau Toba, dari Bandara Silangit ke Prapat-KMP Ihan Batak dari Prapat ke Samosir-Minibus Samosir. Hal ini dapat dimulai dengan inisiasi pembentukan badan khusus yang mengatur transportasi di kawasan Danau Toba,” tandasnya.

Disebutkannya, rekomendasi milestone-nya pada tahun 2020 yakni pembentukan unit usaha pengelola transportasi Danau Toba yang berkoordinasi dengan BPODT, di tahun 2022 pembangunan kelengkapan infrastruktur pendukung transportasi dan tahun 2023 integrasi seluruh jenis moda transportasi di bawah satu badan pengelola, pengenalan tiket terusan dan round trip serta elektronifikasi pembayaran tiket.

“Jadi, nantinya para wisatawan hanya perlu memiliki satu kartu (e-money) saja untuk bertransaksi sehingga menjadi lebih efisien. Pengembangan elektronifikasi pembayaran di Danau Toba diawali dengan pembayaran di rute utama pariwisata Silangit-Parapat-Samosir (PP) dengan pilot project pembayaran Damri,” tukasnya. (tiwi)

()

Baca Juga

Rekomendasi