
Simalungun, (Analisa). Organisasi profesi Persatuan Entomologi Indonesia (PEI) berinisiasi mentabulasi persoalan hama-hama infasif yang muncul pada bidang tanaman pangan dan perkebunan di Sumatera Utara dengan membuat Workshop bertema "Fenomena kemunculan hama baru pada komoditas Pangan dan Perkebunan" di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Marihat, di Marihat Simalungun, Selasa (10/9). Hal ini guna menghadapi permasalahan pangan dan perkebunan, khususnya mengamankan produksi jagung dari ancaman serangan organisme pengganggu tumbuhan.
Ketua PEI cabang Sumatera Utara, Prof. Dr. Retna Astuti K, berterima kasih kepada semua pihak yang berperan serta dalam workshop. Diharapkan kegiatan serupa terus berlanjut sebagai bentuk kontribusi PEI menyelesaikan permasalahan pertanian khususnya serangan serangga hama.
“PEI sudah terlalu lama dalam stagnasi dalam tidur panjangnya, sudah saatnya kita sebagai tenaga pemikir bergandeng tangan mencari solusi persoalan yang timbul dimasyarakat, ikut handil dalam pengembangan profesi bidang Entomogi di masa depan” tuturnya.
Peserta workshop terdiri dari peneliti, dosen dan pelaku usaha yang berasal dari BPTP Sumut, PPKS, Balai Karantina Kelas 2 Kualanamu, universitas negeri dan swasta di Sumatera Utara, Perusahaan Perkebunan dan Formulator Pestisida.
Kegiatan workshop diawali pembukaan, dilanjutkan laporan dari Ketua PEI cabang Sumatera Utara, Prof. Dr. Retna Astuti K. Sesi pertama dipandu moderator Ameilia Zuliyanti Siregar, M.Sc, Ph.D, dengan 2 pembicara yaitu Ir Hafni Zahara Lubis, M.Sc dari Balai Karantina Kelas II Medan dengan topik “OPTK: Strategi pencegahan dan pengendalian” yang mendeskripsikan OPTK Kategori A1 (belum ada di Indonesia) dan A2 (berada di Indonesia) yang harus diketahui peneliti dan masyarakat untuk proteksi hasil pertanian baik yang akan dikonsumsi maupun yang akan diekspor.
Peneliti BPTP Sumatera Utara, Dr. Evawaty Sri Ulina, SP., MAgrSc, menyampaikan materi ‘Invasi ulat grayak jagung di Sumatera Utara’. “Spodoptera frugipeda menyerang tanaman jagung pada beberapa negara. Dalam semalam, ngengat S. frugiperda mampu terbang ratusan kilometer dengan bantuan angin. Sementara, negara asalnya di Amerika, S. frugiperda dapat berpindah 1700 Km dari Texas ke Florida pada musim semi hingga musim gugur”, ujarnya.
Beberapa materi lain juga disampaikan pada workshop Sesi II paralel dengan 3 pembicara, yaitu Hama Baru pada Komoditas Perkebunan (Kelapa Sawit), seperti Rhynchophorus sp., Sparganobasis subcruciata, Rhabdocelus sp. sebagai hama pengerek batang kelapa sawit, oleh pakar peneliti perkebunan Marihat, Dr. Agus Susanto. Sesi 2, materi mendeteksi keberadaan Lomaptera papua dan Chalcosoma atlas sebagai hama pemakan daging buah kelapa sawit oleh Mahardika Gama P., Msi dan Penthocrates sp. dan Parasa lepida sebagai ulat pemakan daun kelapa sawit oleh Hari Priwiratama, MSc yang dimoderatori Prof. Retna Astuti K. Kegiatan dilanjutkan sesi tanya jawab, berbagi pengalaman dan diskusi interaktif.
Ketua Penasehat Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS turut menyampaikan selamat dan sukses kepada pengurus PEI Cabang Sumatera Utara. Semoga kerja pengurus dan mensosialisasikan tugas dan misi PEI di masayarakat dapat lebih dikembangkan ke masa depan”.
Pengurus PEI telah dilantik resmi oleh Bendahara PEI, Dr. Araz Meilin, M.Si yang datang dari Jambi disaksikan anggota, akademisi, praktisi dan 60 peserta undangan workshop. (rel/st)