
Oleh: Isnaini Kharisma.
Seiring meningkatnya pembangunan di Indonesia, khususnya pembangunan pusat perbelanjaan modern (mal), sebagian pembangunannya banyak yang tetap memperhatikan konsep eco living (gaya hidup ramah lingkungan). Poinnya, eco living menjadi faktor penyeimbang alam dan manusia.
Eco living merupakan konsep rancangan desain bangunan yang mengutamakan kelestarian ekosistem antara manusia dan lingkungan sekitarnya. Kelestarian ekosistem adalah kita sebagai pengolah, mengolah atau mengambil sumber daya alam dengan tidak secara berlebihan dan tidak menyebabkan kerusakan lingkungan.
Konsep ini mengacu pada sustainable development (pengembangan berkelanjutan), yang dimaksudkan dengan pengembangan maupun pembangunan yang dilakukan di masa sekarang untuk kebutuhan sekarang dengan tidak menyebabkan kekurangan generasi mendatang guna memenuhi kebutuhannya.
Arsitek Dr Raflis Tanjung, ST MT IAI AA mengatakan, konsep arsitektur yang merujuk konsep eco living antara berupa desain yang diatur, sehingga sirkulasi udara dan cahaya bisa leluasa. Konsep ini juga mendukung penghuni maupun pengunjung dan meminimalisasi penggunaan alat-alat elektronik, yang mengandung zat kimia berbahaya bagi manusia dan lingkungan.
"Untuk material bangunan atsitektur dan interior dibuat dari bahan yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan sekitar. Sedangkan elemen arsitektur dan interior terbuat dari bahan yang mudah didaur ulang," katanya.
Beberapa pusat perbelanjaan modern yang mengusung konsep arsitektur eco living, di antaranya, Kuta Beach Walk di Bali, yang terletak di lokasi Pantai Kuta dan merupakan salah satu kawasan paling sibuk di Bali. Di lokasi ini juga berdiri Discovery Shopping Mall yang berada dalam satu kawasan Pantai Kuta. Kuta Beach Walk dapat dikatakan sebagai mal terbaik dengan konsep eco living-nya.
Ketika menelusuri mal ini akan banyak dijumpai kolam ikan dengan beraneka tumbuhan teratai, nuansa bambu, hingga deretan pohon kamboja khas Bali. Layaknya nuansa pantai, mal lantai tiga ini juga terlihat sebagai mal dengan konsep open air, pengunjung dimanjakan dengan nuansa yang tidak membosankan.
Paris van Java, Bandung. Jika melancong ke Kota Kembang alias plesiran pasti tidak asing dengan mal yang satu ini. Berlokasi disekitaran Dago arah ke Lembang, membuat mal ini terlihat sejuk dan tetap memperhatikan kelestarian pohon tuanya.
Menurut Raflis, pemerintah Kota Bandung sangat peduli menjaga pohon berumur ratusan tahun. Terutama dengan adanya peraturan yang mewajibkan bagi penebang untuk mengganti kompensasi terhadap penebangan pohon yang ada, dengan biaya berkisar Rp50 Juta, dan mewajibkan menanam benih di daerah tertentu jika terjadi penebangan pohon. Maka tidak heran jika mal ini hidup beriringan dengan pohon-pohon di sekitarnya.
Di Jakarta, begitu banyak dijumpai mal megah, Central Park Jakarta merupaka mal terbaik di Indonesia. Kelebihan dari mal ini adalah Taman Kota Tribeca yang difungsikan untuk mengatasi banjir yang kerap melanda Jakarta.
Taman kota dengan konsep biopori hadir di mal ini. Di tempat ini, pengunjung akan lebih merasa lebih rileks selayaknya di taman namun dengan background gedung-gedung bertingkat. Kolam ikan koi sebagai ikan keberuntungan dengan nuansa kayu banyak dijumpai di mal ini.
Meski bukan termasuk jajaran mal terbaik di Indonesia, namun soal konsep eco living di Bintaro Jaya X-Change, Tangerang Selatan, cukup mumpuni untuk disandingkan sebagai mal terbaik dengan konsep yang sama. Mal ini menghadirkan taman kota yang menjadi halamannya. Bahkan tidak tanggung-tanggung, lapangan bola dihadirkan sebagai sarana interaksi komunal warga terutama bagi anak -anak yang ingin berlatih sepakbola.
Lebih lanjut, mal yang fokus mengusung konsep eco living lainnya adalah AEON Mall, di BSD City, Serpong, Tangerang Selatan. Mal ini adalah Best New Commer Mall 2015. Konsepnya unik, semuanya berbau Jepang mulai dari kuliner hingga busana yang melengkapi mal yang mempunyai taman lampu, Sakura Garden Ilumination yang cukup luas.
Satu lagi rencananya di sekitar area mal ini juga akan dibuat taman kota yang lebih rindang dan sejuk, menjadi sarana interaksi komunal warga di sekitar.