
Medan, (Analisa). Dunia kedokteran di Indonesia akan bangkit dan maju jika para dokter yang bertugas di lapangan baik rumah sakit dan puskesmas serta klinik-klinik yang ada mau dekat dengan masyarakat.
Karenanya, ke depannya kita harus berjuang agar marwah dokter di Indonesia khususnya Sumut ini bisa bangkit sehingga tidak ada lagi masyarakat berobat ke luar negeri.
Demikian anggota Perkumpulan Dokter Senior (Dosen) Fakultas Kedokteran (FK) USU Prof Amri Amir, So.F (K) DFM, SH, So.Ak kepada Analisa ketika ditemui usai acara "Tribute to Prof. Mr. Ani Abas Manopo" rangkaian Dies Natalis ke-67 FK USU di aula Lantai III FK USU, Sabtu (31/8).
Dikatakannya, kalau kita mau berubah, saat ini harus kita akui kalau dunia kedokteran kita jauh ketinggalan dari sisi pelayanan kesehatannya dengan Malaysia. Padahal, pada masa mereka, dokter-dokter dari Indonesia yang mengajar di Fakultas Kedokteran Malaysia. Kita akui, Pemerintah Malaysia gigih untuk melakukan perbaikan sampai-sampai permerintah turut andil membiayai para calon dokter mereka saat menuntut ilmu.
Lain halnya dengan Indonesia, pemerintah tidak campur tangan sehingga mahasiswa mengupayakan sendiri anggaran yang cukup mahal selama berkuliah. Ternyata ini cukup berdampak, ungkapnya, hanya mahasiswa yang mampu saja yang bisa berkuliah di FK USU ini karena biaya cukup mahal. Sedangkan masyarakat yang pintar tapi tidak memiliki finansial yang cukup, akan tersingkir dengan sendirinya. "Jadi wajar saja kalau kondisi dunia kedokteran kita seperti ini," ungkapnya seraya menyampaikan dahulunya mahasiswa yang berminat masuk FK USU harus berjuang penuh untuk lulus ujian karena dulu masuk FK berbasis ujian, lain dengan sekarang.
Lebih lanjut, Prof Amri Amir menyampaikan pihaknya sengaja menggelar kegiatan ini supaya mahasiswa sekarang ini (khususnya kedokteran) paham perjuangan para pendulunya dalam berjuang mendirikan USU khususnya fakultas kedokteran. "Fakultas kedokteran ini lahir atas sumbangan 1 rupiah masyarakat Sumut yang ditarik melalui beberapa pembiayaan seperti karcis nonton bioskop dan lainnya," tukasnya sembari mengungkapkan selain itu andil para pengusaha di Sumut ini juga cukup besar dalam mengembangkan FK USU ini.
Sekaitan dengan itu, pihaknya (dosen) berinisiatif menggelar kegiatan ini yang dirangkaikan dengan Dies Natalis ke-67 FK USU guna memperkenalkan Prof Mr Ani Abas Manopo yang merupakan salah satu tokoh yang turut membesarkan FK USU ini.
Almarhumah basic-nya memang bukan dokter tetapi mantan Dekan Fakultas Hukum USU periode pertama.
Kepala tata usaha
Almarhumah sempat dua tahun mengabdi menjadi Kepala Tata Usaha FK USU meninggalkan kerjaan lainnya fokus mengembangkan FK ini. Perjuangannya ini bersama tokoh-tokoh lainnya di antaranya Prof M Jusuf Hanafiah, So.OG (K) perlu diteladani para mahasiswa generasi sekarang ini.
Hal ini diakui Dr Sjahrial R Anas, MHA, di mana saat ini telah terjadi degradasi moral, kalau dahulunya penghormatan junior terhadap para senior sangat tinggi. "Sekarang ini, mahasiswa FK berpapasan dengan kami tidak ada sopannya. Jangankan memberi salam menegur pun tidak," ungkapnya.
Sedangkan Rektor USU Prof Dr Runtung Sitepu SH MHum diwakili Pembantu Rektor II Prof. Dr. dr. Muhammad Fidel Ganis Siregar, M.Ked.(O.G.), Sp.O.G.(K.) kepada Analisa mengutarakan kegiatan ini untuk mengenang jasa Prof Mr Ani Abas Manopo dalam membentuk tiga fakultas di USU yakni Fakultas Kedokteran, Fakultas Hukum dan Fakultas Ilmu Pendidikan.
Belakangan Fakultas Ilmu Pendidikan ini berkembang menjadi IKIP Medan terakhir Unimed. "Kami sangat mengapresiasi inisiatif 'Dosen' (Prof Amri Amir) yang menggelar kegiatan ini supaya ada pegangan dan teladan pada generasi berikutnya," paparnya.
Kegiatan ini juga menampilkan Wakil Dekan III yang juga Ketua Panitia Dr dr Dina Keumala Sari, Mg, Sp.Gk yang membacakan narasi dari Prof Mr Ani Abas Manopo "Srikandi di awal kelahiran FK USU", Dekan Fakultas Hukum Prof Budiman Ginting, mantan Rektor USU Prof M Jusuf Hanafiah dan lainnya. (aru)