
Selain sebagai objek wisata, air terjun juga dapat mengurangi stres. Membasahkan tubuh di air terjun yang segar juga dapat membantu tubuh untuk berfikir lebih tenang.
Desa Simempar yang berada di Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Deli Serdang menyimpan beragam keindahan di antaranya Air Terjun Pohon Damai, Sungai Buaya, wisata trekking masuk hutan dan berkemah.
Objek wisata ini dibuka untuk umum pada tahun 2017. Kalau diumpamakan bayi tentu baru belajar berjalan dan jika diumpamakan pohon tentulah pohon itu masih kecil dan belum menghasilkan buah sehingga perlu dipupuk agar tumbuh subur.
Wajar kalau objek wisata ini belum terkenal seperti objek-objek yang sudah lama. Untuk itu perlu adanya promosi yang melibatkan Dinas Pariwisata Deli Serdang agar daerah ini dapat lebih dikenal oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Dinamakan “Pohon Damai” Simempar karena pohon-pohon di hutan ini masih utuh dan besar-besar yang kami taksir kira-kira sudah berumur ratusan tahun. Ada kepercayaan lokal yang mengatakan apabila beberapa orang bergandengan tangan memeluk salah satu pohon besar tersebut maka si pemeluk akan merasa damai.
Penulis belum membuktikan memeluk pohon besar itu tetapi melihat pohon sebesar itu saja kita sudah merasa damai karena jelas pencurian kayu di daerah ini sangat kurang atau tidak ada sama sekali. Kedamaian juga timbul dalam hati melihat indahnya tempat ini dan pengelola yang sangat akrab dengan tamu.
Untuk menuju Desa Simempar ada beberapa rute jalan yang bisa jadi pilihan di antaranya melalui Medan-Lubuk Pakam-Galang-Bangun Purba-Gunung Meriah -Simempar atau Medan-Delitua-Tiga Juhar- Gunung Meriah-Simempar.
Posisi start penulis berada di Perbaungan, maka kami ambil rute terdekat yaitu Perbaungan-Lubuk Pakam-Galang-Bangun Purba-Gunung Meriah-Simempar dengan kondisi jalan sudah baik beraspal beton.
Tetapi memang sudah tradisi di Sumatera Utara makin dekat ke objek wisata biasanya jalan makin parah. Begitu juga ketika kita menuju objek wisata ini, sekitar 3 km. Jalannya cukup parah sehingga jangan naik mobil jenis sedan. Jalan mendaki dan menurun yang berlobang agak mengkhawatirkan.
Dengan waktu tempuh sekitar dua setengah jam perjalanan dari Lubuk Pakam ke Simempar, pengunjung tidak akan bosan karena masih banyak pemandangan indah pengobat letih.
Lokasi Air Terjun
Untuk menuju Air Terjun Pohon Damai Simembar memang perlu mental dan fisik yang kuat. Perjalanan memakan waktu sekitar 2 jam sekali jalan jadi pergi pulang sekitar 3,5 jam. Pulangnya lebih cepat karena lebih banyak menurun dari pada mendaki. Pengelola menciptakan suasana ekowisata yang menarik. Tidak kelihatan adanya sampah plastik di jalur trekking. Ini membuat kami para trekker sangat puas dan salut pada pengelola dan ranger.
Kebersihan air cukup terjaga karena ranger melarang setiap pendaki untuk membuang kotoran bahkan dilarang buang air kecil di air. Penulis mencoba meminum air sungai yang segar dan sejuk ini, sangat nikmat rasanya sebagai pengobat dahaga. Jika beruntung para trekker dapat menikmati primata “Siamang” yang melompat dari dahan ke dahan sambil bersuara keras dan suara terus bersambut dari teman-temannya sehingga membuat suara menjadi rame.
Para trekker yang akan mendaki diharuskan ditemani oleh seorang ranger (Guide). Setiap 10 orang wajib ditemani seorang pemandu yang terdiri dari penduduk lokal yang telah mengetahui benar jalur menuju air terjun. Mengingat ada 3 air terjun di dalam hutan Simempar ini maka tamu dipersilakan memilih sesuai dengan kemampuan fisik.
Untuk trekker yang kurang kuat akan diarahkan ke air terjun pertama atau kedua dan bagi yang cukup kuat dapat ke Air terjun ke tiga yang jalurnya cukup ekstrim. Dalam perjalanan sangat banyak kami temukan air terjun yang kecil-kecil tapi ranger menganggap itu bukan air terjun dan tempatnya agak jauh dari jalur trekking sehingga sukar untuk dicapai.
Di beberapa tempat jalur trekking terasa agak ekstrim seperti melewati jalan setapak di pinggir jurang dan ada yang menyeberangi sungai dengan bantuan tali agar tidak terbawa arus sungai yang cukup deras dan berdekatan pula dengan air terjun kecil.
Sebaiknya seorang ranger mempunyai pengetahuan tentang daerahnya sehingga dia bisa menjawab pertanyaan ringan tentang keadaan lokasi, umpamanya ketinggian tempat dari permukaan laut ataupun ketinggian air terjun dan jenis tanaman hutan khususnya pohon-pohon besar pada jalur trekking. Hal semacam ini penting jika menemani peneliti atau orang asing yang selalu banyak pertanyaan. Dalam hal ini keterlibatan Dinas Pariwisata Deli Serdang sangat penting untuk memberi penataran/ pengetahuan kepada ranger tentang hal-hal sederhana yang harus mereka ketahui.
Objek Wisata Pohon Damai Simempar ini adalah Badan Usaha Milik Desa (BumDes) sehingga beberapa fasilitas yang ada telah memanfaatkan dana desa. Mengingat daerah ini tidak ada sinyal hp maka kami menyarankan agar para ranger ini difasilitasi dengan alat komunikasi (walky talky) agar pada saat masuk hutan tetap dapat berhubungan dengan pihak pengelola. Hal ini penting sebagai antisipasi seandainya terjadi kecelakaan para trekker di hutan, mengingat ada beberapa tempat yang ekstrim di perjalanan.
Kegiatan yang Dapat Dilakukan
Bagi yang tidak sanggup untuk melakukan trekking masuk hutan, tetap dapat menikmati mandi di Sungai Buaya yang terletak di samping saung/ pondok wisata yang berdekatan dengan rumah pohon.
Setelah mandi di air yang sejuk anda dapat memesan mie instant dan kopi lokal hasil panen masyarakat dari warung tepi sungai.
Mandi di Sungai Buaya yang airnya sangat dingin dan jernih bak cermin adalah pengalaman yang sangat indah. Namanya Sungai Buaya bukan berarti banyak buaya (tempatnya nyaman). Bagi kaum milenial inilah sorganya tempat berselfi.
Kalau penulis perhatikan sebenarnya lebih banyak pengunjung menikmati suasana alam di dekat pondok-pondok wisata tersebut dari pada melakukan trekking masuk hutan. Pada saat kami berkunjung, hanya ada 3 grup yang masuk hutan yang keseluruhannya berjumlah 24 orang.
Kami menyatu di alam terbuka saling kenal saling bantu saling berbagi makanan ringan yang dibawa. Rasa persaudaraan tumbuh walau baru bertemu diperjalanan. Beberapa orang muda dari kota Medan sengaja berkemah untuk menikmati keindahan malam dan sejuknya udara. Mereka melupakan sejenak hiruk pikuk dan panasnya kota Medan.
Kami yakin hutan Simembar ini pada bagian hulunya masih baik karena pada saat hujan turun sangat deras, namun air sungai dan air terjun tetap jernih. Pengunjung dapat menikmati air terjun walaupun musim kering. Untuk biaya registrasi dan parkir dikenakan Rp. 10 ribu dan biaya ranger Rp 300 ribu/ rombongan maksimal 10 orang.
Pengelola selalu berujar pada pengunjung “Jagalah kebersihan selama berada di objek wisata dan bawa kembali sampah” karena Motto Ekowisata: Leave Nothing but Footprints, Take Nothing but Pictures and Sweet Memories. Kenangan manis harus disampaikan kepada teman agar objek wisata yang kita kunjungi bisa dinikmati orang lain.
Zaman teknologi informasi saat ini sangat mudah untuk menyebarluaskan informasi bisa dilakukan dengan instagram ataupun facebook. Yang perlu diperhatian jangan menyebar hoax dan membuat suatu tempat terasa angker. Selamat menikmati. ***