Grab Perluas Inisiatif Mendobrak Sunyi di Indonesia dan Singapura

grab-perluas-inisiatif-mendobrak-sunyi-di-indonesia-dan-singapura

Analisadaily (Jakarta) - Grab memperluas inisiatif Mendobrak Sunyi (Break the Silence) ke Indonesia dan Singapura, serta mengembangkan lebih lanjut program yang telah berjalan di Malaysia dan Thailand ini.

"Saat ini Grab memiliki lebih dari 500 mitra pengemudi tuna rungu. Ke depan, jumlahnya direncanakan akan terus digandakan," kata CEO and Co-founder, Grab, Anthony Tan, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (24/9).

Konferensi pers turut dihadiri Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani, Menteri Perindustrian Indonesia, Airlangga Hartarto, Menteri Perhubungan Indonesia, Budi Karya Sumadi, dan para tamu undangan lainnya.

Dalam International Week of the Day yang berlangsung pada 23 hingga 30 September 2019, Grab mengumumkan kerja sama dengan Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin) di Indonesia, Malaysia Federation of the Deaf, Singapore Association of the Deaf, dan National Association of the Deaf Thailand.

"Hal ini dilakukan untuk meningkatkan penerapan serta advokasi pentingnya inklusifitas mendukung teman tuna rungu dan orang dengan keterbatasan pendengaran di Asia Tenggara," ucap Anthony Tan.

Ketua DPP Gerkatin, Bambang Prasetyo mengungkapkan, mendapatkan kesempatan bekerja dengan penghasilan yang cukup selalu menjadi tantangan bagi tuna rungu di Indonesia. Sering kali kesempatan bekerja yang ada tidak menyediakan cara berkomunikasi selain lewat suara.

"Tentunya, peluang-peluang bekerja ini menyulitkan tuna rungu seperti kami sulit dalam mendapatkan pekerjaan," ungkapnya.

Diakui Bambang, pihaknya merasa bersyukur ada perusahaan seperti Grab yang mau merangkul mereka, sehingga tuna rungu bisa menjadi mitra pengemudi, merchant (GrabFood) atau mitra pengiriman barang.

"Kerja sama dengan Grab membantu memberdayakan tuna rungu lebih percaya diri dan mandiri secara ekonomi. Kami percaya, ini langkah penting bagi Indonesia mewujudkan bangsa lebih inklusi bagi semua," ujarnya.

Mitra pengemudi tuna rungu dari Bandung, Al Kautsar Wirawan mengaku, diberhentikan perusahaan tempatnya bekerja karena masalah pendengaran. Baginya, menemukan kesempatan kerja baru sangat sulit, sampai akhirnya bergabung dengan Grab.

"Saya bersyukur atas kesempatan ini. Saya telah menjadi mitra pengemudi lebih dari satu tahun. Ini pengalaman sangat luar biasa bagi saya," sebut Kautsar.

Co-founder, Grab, Hooi Ling Tan menambahkan, hampir 800 penyandang disabilitas seperti tuna rungu, cerebral palsy atau gangguan motorik, kini memiliki akses untu mendapatkan penghasilan melalui platform Grab.

"Mereka tidak hanya melayani pelanggan sebagai mitra kami, juga menjadi inspirasi bagi setiap orang yang mereka temui. Kegigihan yang membantu mereka mandiri secara finansial," tambahnya.

Untuk mendukung kebutuhan penyandang disabilitas, Grab akan meluncurkan GrabGerak, sebuah layanan yang didedikasikan untuk pelanggan penyandang disabilitas di dua kota baru di Indonesia, Medan dan Semarang. Layanan ini tersedia pada Desember 2019.

Layanan transportasi yang ditujukan bagi pelanggan dengan kebutuhan khusus juga tersedia di Singapura dan Thailand yang disebut GrabAssist.

Mendobrak Sunyi merupakan program kontribusi sosial milik Grab yang disebut 'Grab for Good'. Program bertujuan memberdayakan lebih banyak masyarakat Asia Tenggara untuk menjangkau sejumlah akses krusial ke teknologi, peningkatan keterampilan, dan layanan digital, yang bagi sebagian orang merupakan kesempatan pertama kali.

Selain Mendobrak Sunyi, Grab juga kerja sama dengan Microsoft untuk menjembatani kesenjangan keterampilan teknologi di Asia Tenggara dengan program-program yang telah dirancang khusus bagi mitra pengemudi dan keluarga mereka.

(RZP)

Baca Juga

Rekomendasi