
DIALOG HUJAN /1/
Kasih Kristina Waruwu
Aku tinggal di antara serat-serat putih yang tipis merapat di kaki bumantara
berunding barang sedetik
'apa inginmu'
'ramu, ramu aku jadi tombak peneduh'
kilat membentur,
angin mengisik
awan tiba menggelap
tubuhku mendingin
'jatuhkan aku jadi gerimis aku ingin bercengkrama dengan bumi'
Bintang KOMPAK, 2019
DIALOG HUJAN /2/
Kasih Kristina Waruwu
Kerinduan menyisir tepat di ruang dada
menjatuhkan ribuan embun mencumbui daun kering hingga menimbulkan anak-anak sungai bermuara di lautmu begitu tenang tak ada lagi rindu katamu,
'aku ingin tinggal'
Bintang KOMPAK, 2019
DIALOG HUJAN /3/
Kasih Kristina Waruwu
Langit terbuka
'kembali, masih banyak rute yang kau tempuh' laut menggulum berlarian ke bibir pantai yang kering berpeluh
hingga melebur pasrah
Bintang KOMPAK, 2019
DIALOG HUJAN /4/
Kasih Kristina Waruwu
Aku tak kuasa
aku telah jatuh pada pelukmu
seluruh bumimu
tapi takdir berkata lain
aku pergi, lalu kembali pulang
pergi, lalu kau tunggu aku akan kembali lagi sampai aku benar-benar tiada.
Bintang KOMPAK, 2019
MENUANG KEPERGIAN
Radja Sinaga
Aku tuang kepergianmu ke dalam gelas
yang retak-retak dan tak utuh bila kusentuh amat rapuh dan biarkan aku menyeduh kepergianmu hingga luruh segala cairannya menyentuh ke urat-urat nadi hingga aku mati membeku.
aku tuang kepergianmu
di bawah cuaca yang masih abu-abu
lalu kau mendapatiku
di koran hari minggu
tepat di halaman satu
penulis berita membuat tajuk
seseorang yang asing
tanggal menenggak beling.
2019
PERAYAAN
Radja Sinaga
Seperti kedatangan, kepergian juga perlu dirayakan di bawah lampu-lampu kota dan angin malam masuk tiba-tiba
terduduk sendirian di taman melihat orang-orang berpegangan tangan lalu diri sendiri terbakar
kemudian berlari dan tak sadar telah kesasar di jalan asing dan panjang
yang hanya ditumbuhi ilalang.
2019
PELARIAN
Radja Sinaga
Orang-orang begitu lugu mengatakan kekasihnya, kepunyaannya terlelap atas cinta yang semata hanya mengharapkan sanggama tanpa pernah sedikitpun berguru sebentar lagi langit runtuh awan-awan kebiruan dan keputihan yang terbawa dari lautan menimpa pendusta pecinta
kemudian bumi akan pecah terbelah menjadi dua pohon-pohon mulai berlari menangkap segala satwa dan meninggalkan manusia yang meronta membuncah.
2019
LEGENDA CINTA
Radja Sinaga
Ada yang lesap saat kilap lamat-lamat lindap awan-awan makin menjauhi daratan bulan memilih untuk meninggalkan dan pohon mulai berlari menjauhi metropolitan.
tetapi manusia tak pernah ambil peduli
dan memilih mempersenjatai diri
menembaki segala arah menghancurkan setiap asa.
lalu cinta akan menjadi legenda darah menjadi mesra di mata-mata yang lelah dan gundah menyudahi segala yuda.
2019
MERINDUKAN SENJA /1
Mhd Ikhsan Ritonga
Gelombang menggulung kenangan dalam mata menanam jenuh dalam gelora dan waktu pun bisu sementara pujangga menanti senja dia ada namun tak jua menampakkan senyum merona ilalang menunduk malu dan ingin merasakan syahdu dalam teduhnya antero waktu kita masih merindu merindukan senja dengan rinai air mata sebab kita masih sepi bagai untaian sajak dalam cinta
kepadamu yang kini jauh, harapku kita akan bertemu bersama mengenang senyum di antara cahaya merahmu
Nagori Purba, 2019
MERINDUKAN SENJA /2
Mhd Ikhsan Ritonga
Di antara cahaya merahmu, masih saja merindukan sajak itu bermajaskan asmarandana dalam setiap untaian sajak rindu masih jua merindukan senja dan mengenang cerita indah
menatap gelombang yang menggulung cahaya indahmu duhai senja, hadirlah dengan segala cerita merindukanmu adalah sebagai sebuah peristiwa lupa
Nagori Purba, 2019
MENEMUKAN RINDU /1
Mhd Ikhsan Ritonga
Gelombang tawar meneguk malu saat cahaya mentari menyinari pertemuan sendu dalam sepi dan kita menepi menemukan rindu di pinggiran danau yang begitu syahdu menemukan rindu sebab disana kita seperti jeruji menanti jalan untuk menemukan pertemuan dan kita saat ini sedang menenun sebuah keluh menemukan rindu bagai mencari asmarandana dalam hatimu yang kini telah jauh berlabuh dik, puisi adalah rindu dan kita saat ini masih sendu
Nagori Purba, 2019
MENEMUKAN RINDU /2
Mhd Ikhsan Ritonga
Puisi masih saja merindu dalam sajak pertemuan itu cahaya senja pun enggan untuk menyinari wajahmu dan aku masih sepi seperti tambak di tepian itu menemukan rindu kini bagai alur dalam prosa waktu berjalan seiring dengan cerita dalam dirimu kita akan menemukan rindu di antero waktu
Nagori Purba, 2019
PENYESALAN
Gigih S
Nasi yang menjadi bubur
darah yang jadi tanah
dan tulang yang lepas dari daging
membawa kabar kematian
tidak tersisa kecuali dosa
tidak kembali meski sebentar saja
BOLA MATAMU
Gigih S
Aku betah di bola matamu
tidur disana dan melihatmu
dan kau tak melihatku
aku jatuh bersama air mata
dan kembali saat kau membuka mata
ANAK-ANAK TIMUR
Gigih S
Mereka jauh dari Istana
sulit mencari taman penuh bunga
anak anak timur ingin melihat monas
katanya terbuat dari emas
meski disana banyak tambang
anak anak timur hanya menumpang
DUA SAHABAT
Gigih S
Pohon rindang tempat berteduh mereka
sudah di tebang jadi rumah kaca
dua sehabat harus mencari kerja
saat bertemu lupa pula nama
satu pejabat, satu lagi orang biasa
saat ditaya mau apa datang ke desa?
dia bilang ingin menggusur rumah warga
JASMINE #1
Naomi
Tuhan memang baik hati,nak
ia mengganti segala sedih dengan bahagia dengan menghadirkanmu nyata Jasmine, sebelum kau ada
setiap doa ku panjatkan pada-Nya
agar kau bisa dengan leluasa bergerak dalam rahimku.
dengan sempurna agar kau tahu bahwa namamu adalah titipan-Nya
JASMINE #2
Naomi
Setelah itu
tak ada putus-putus doa
supaya kau bisa bernafas panjang
agar kelak kau bisa melihat ayah-bundamu renta
bukan hanya itu, nak
kau harus tumbuh dengan wangi
kau harus hidup mandiri
ULANG TAHUN PERNIKAHAN
Naomi
Hari ini bulan tertawa bahagia bintang pun sama,Rud
aku ingin tetap ada pada ulang tahun selanjutnya bersamamu memintal cerita
Rud, aku tahu bunga kertas tak selamanya mekar, tumbuh kadang ia juga layu izinkan aku untuk terus tidur pada hatimu sampai kita sama-sama terbangun kemudian tidur selamanya
KADO PERNIKAHAN
(Teruntuk Suamiku; Rudi Sepriadi)
Naomi
Hanya ingin aku ucapkan padamu, suamiku melalui puisi yang ku tulis ini
adalah Kado pernikahan untukmu entah akan terbaca oleh aku saja atau malah terkubur dengan lalu kau harus tahu, hidup dan matiku untukmu tak ada siapapun yang bisa mengganti sepi tak ada siapapun yang bisa membuatku jatuh hanya kamu.
Rud, menarilah hingga pagi menjemput petang untuk kembali memberi cerita
SEPI DI PELATARAN WAKTU
Irfan Hasibuan
Lagi lagi sepi mengurungku tak tahu kenapa riuh kicau burung masih bergemuruh padahal sepasang mata sudah terkatup lalu angin berguncang diam diam agar sepiku tak lekas dikhatamkan
waktu waktu sibuk dengan dirinya
berlonceng dengan riang bermain kejar kejaran dan sembunyi sembunyian seperti anak kecil
gelegaran melodi mereka menjadi pemanggul keabadian serta di setiap lirikan mata dan cucuran keringat
merupakan bisikan halusinasi
pelan pelan memanggilku
bersembunyi di balik waktu
Melodi Pujangga / Mahasiswa FKIP UMSU
DIMANA
Irfan Hasibuan
Kau menghilang di antara wangi rindu
bunga bunga yang dibakar amarah
di sela ranting pohon langit memudar
dan setumpuk jejak retak gelisah yang dihantam resah dan gundah kau penguasa hatiku ini tanpa dimaknai
hingga satu dua kali tersakiti entah ke mana jiwa yang menjerit pergi bersamamu hilang nihil kabar apakah aku sama seperti dirimu
Melodi Pujangga / Mahasiswa FKIP UMSU
KEPADA YANG TERTAHAN PERTEMUAN DI TENGAH TAMAN
Irfan Hasibuan
Sempatkah aku menjadi perindu dan lahir di hatimu sebelum kau lesap jadi debu dan tumbuh duka baru sebagai masa lalu di rangkaian tali haru pilu
di taman yang pernah tersinggah beberapa waktu lalu
Melodi Pujangga / Mahasiswa FKIP UMSU
H U J A N
Arlini Situmorang
Hujan seakan menyapaku
saat aku terperangkap dalam sepi
tiap tetesnya memiliki makna
yang menjadikan sebuah nada
Bintang KOMPAK, 2019
ADA KAMU
Arlini Situmorang
Aku berjalan ke arah matahari terbit
ada kamu di sana aku berjalan kearah matahari tenggelam ada kamu di sana
seketika semu orang mirip kamu aku telah di butakan oleh rindu
Bintang KOMPAK, 2019
SENYUM IBU PERTIWI
Erlangga
Ibu pertiwi tersenyum, wajahnya
ceria, matanya berbinar berkaca-kaca,
airmata bahagia mengalir di pipinya.
anak-anak bangsanya tidak lagi bertikai,
berseteru, bersengketa, mereka saling
berangkulan dan bermaafan, mereka
ingin menjalin tali persaudaraan lagi
KEBERSAMAAN
Erlangga
Tidakkah kita melihat, bahwa kebersamaan itu lebih baik dan lebih indah? hanya dengan kebersamaan kita bisa membangun negeri ini -
Indonesia - rumah bagi anak-anak bangsa kita, dengan berbagai macam latar belakangnya yang berbeda-beda, kita semua adalah bersaudara - Bhinneka Tunggal Ika
BENTENG NEGERI
Erlangga
Ayo... mari kita bersatu anak bangsa,
tak peduli siapa kita, dari Sabang
sampai Merauke, kita adalah saudara,
mari kita jaga negeri ini - Indonesia -
rumah besar bagi kita semua.
jangan biarkan negeri ini tercabik,
terkoyak, bahkan tergores sedikit pun.
jadilah benteng yang kuat, tangguh,
dan kokoh untuk melindungi negeri
tercinta ini, dari rongrongan orang-
orang picik berhati sempit dan
berpikiran licik!
KEBAHAGIAAN IBU PERTIWI
Erlangga
Jangan kau hunjamkan belati tajam
ke dada Ibu Pertiwi, jangan kau sakiti
dia lagi, cukuplah sudah air matanya
tertumpah selama ini, cukuplah sudah
rasa sedih yang teramat sangat mendera hatinya, biarkan ia berbahagia, melihat anak-anak bangsanya hidup rukun berdampingan, damai, tanpa perselisihan, tanpa pertengkaran, dan tanpa persengketaan lagi, biarkan ia berbahagia...