Dolar AS Tergerus oleh Perlambatan Manufaktur

dolar-as-tergerus-oleh-perlambatan-manufaktur

Singapura, (Analisa). Sebagian besar mata uang Asia beringsut lebih tinggi terhadap dolar AS, Rabu (4/9), seiring plemahan dolar AS akibat data manufaktur yang mengecewakan dari negara itu, sementara yuan menguat setelah survei menunjukkan peningkatan aktivitas sektor jasa di Tiongkok bulan lalu.

Dolar AS turun dan mengakhiri kenaikan dua tahun setelah data menunjukkan aktivitas manufaktur negara itu melambat untuk pertama kali dalam tiga tahun pada Agustus, meningkatkan ekspektasi para investor bahwa Federal Reserve AS (Fed) akan memangkas suku bunga acuannya tahun ini.

Ryan McKay, ahli strategi komoditas di TD Securities mengatakan, pasar khawatir perekonomian AS akan terus melambat karena data manufaktur Negeri Paman Sam itu tercatat lesu. Dikatakan juga bahwa lemahnya data manufaktur dari AS akan semakin memperkuat ekspektasi bahwa Fed perlu melakukan pelonggaran moneter yang agresif.

Di antara sejumlah mata uang Asia, won memimpin penguatan dengan kenaikan 0,4 persen. Disusul oleh rupee dengan kenaikan 0,3 persen.

Won menguat setelah para pembuat kebijakan fiskal utama Korea Selatan mengatakan, Rabu (4/9), lembaga-lembaga publik akan memperluas ukuran investasi gabungan mereka menjadi 55 triliun won (US$45,5 miliar) tahun ini sebagai upaya untuk merevitalisasi ekonomi domestik di tengah ketidakpastian pertumbuhan ekonomi.

Menteri Keuangan Korea Selatan Hong Nam-ki dalam pertemuan kebijakan revitalisasi ekonomi mengatakan, pemerintah akan memastikan bahwa lembaga-lembaga publik melakukan investasi sebesar 55 triliun won dalam tahun ini, dengan memajukan jangka waktu beberapa proyek investasi yang masuk.

Rupee naik dan mengakhiri penurunan pada sesi sebelumnya didukung oleh ekspor India yang melonjak pada Juli, naik tajam dari penurunan bulan sebelumnya. Kenaikan ekspor tersebut terutama didorong oleh permintaan barang-barang manufaktur pengiriman yang lebih tinggi ke Tiongkok. 

Sebelumnya, rupee tertekan karena saham yang lebih lemah dan meningkatnya eskpektasi pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral India (RBI). Radhika Rao, ekonom di DBS Group Research mengatakan, RBI diproyeksikan akan melakukan pemangkasan suku bunga lainnya sebesar 15-25 basis poin pada Desember mendatang.

Rupiah menguat terhadap dolar AS pada Rabu didukung oleh sentimen positif dari eskternal dan domestik. Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta mengatakan, laporan meningkatnya sektor jasa di Tiongkok memberikan sentimen positif terhadap nilai tukar rupiah.

Ibrahim juga mengatakan, aktivitas bisnis di Tiongkok yang masih mampu membukukan eskpansi di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan dengan AS memberi harapan bagi pelaku pasar bahwa perekonomian di Negeri Tirai Bambu itu dan pasokan global masih memiliki peluang untuk tumbuh. Sementara dari domestik, rupiah tertopang karena Bank Indonesia (BI) masih terus melakukan intervensi di pasar valas di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Pada awal perdagangan rupiah dibuka pada 14.220

Pada pukul 10.00 rupiah berada pada level 14.205

Di akhir perdagangan rupiah berada pada tingkat 14.160, menguat dari perdagangan sebelumnya.

Kurs terakhir berbagai mata uang Asia terhadap dolar AS, tercatat sebagai berikut:

Dolar Singapura: 1,390, naik dari 1,393

Dolar Taiwan: 31,37, naik dari 31,41

Won Korea: 1210,20, naik dari 1215,70

Baht Thailand: 30,59, naik dari 30,64

Peso Pilipina: 52,12, naik dari 52,28

Rupee India: 72,17, naik dari 72,25

Ringgit Malaysia: 4,209, naik dari 4,223

Yuan Tiongkok: 7,166, naik dari 7,182

Di Tokio, yen turun tipis terhadap dolar AS pada Rabu setelah anggota dewan Bank Sentral Jepang (BoJ) mengatakan bank sentral negara itu harus melakukan pelonggaran moneter dalam upaya mengatasi risiko terhadap ekonomi.

Safe-haven yen melemah menyusul penurunan dolar akibat perlambatan aktivitas manufaktur AS untuk pertama kali dalam tiga tahun pada Agustus. Kondisi tersebut mengakhiri kenaikan dua tahun dolar dan reli terhadap pasar saham obligasi AS di tengah meningkatnya ekspektasi investor bahwa Federal Reserve AS (Fed) akan memangkas suku bunga acuannya sebelum Desember tahun ini.

Rodigro Catril, ahli strategi senior FX di National Australia Bank di Sydney mengatakan, harapan bahwa Fed akan melakukan pelonggaran moneter tahun ini terus meningkat, dengan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin.

Dolar AS terakhir tercatat 106,11 yen, naik 0,1 persen dibandingkan dengan level sebelumnya.

Di London, euro beringsut lebih tinggi terhadap dolar AS pada Rabu setelah komentar dari pembuat kebijakan Eropa yang menyebutkan adanya beberapa keraguan terkait paket stimulus Bank Sentral Eropa (ECB) yang diperkirakan pekan depan, sementara investor menjual dolar dan meningkatkan permintaan terhadap mata uang berisiko.

Christine Lagarde, yang kemungkinan akan menjadi Gubernur ECB berikutnya mengatakan, kebijakan moneter yang sangat akomodatif untuk jangka panjang diperlukan namun dia menambahkan bahwa bank perlu memperhatikan dampak negatif dari langkah tersebut.

Yen Jepang: 106,32, naik dari 106,24

Franc Swiss: 0,9847, turun dari 0,9895

Dolar Kanada: 1,3316, turun dari 1,3374

Sterling terhadap dolar: 1,2181, naik dari 1,2024

Euro terhadap dolar: 1,1013, naik dari 1,0940

HARGA EMAS

Di Comex New York, harga emas melemah pada pembukaan Rabu.

Kontrak Desember 2019 diperdagangkan pada level $1.545,90 per ounce, turun $0,64.

Harga spot kitco pada pukul 13.30 GMT (20.30 WIB) tercatat $1.545,30 per ounce, turun 0,09 persen.

Di London, harga emas melingsir pada Rabu dipicu oleh aksi ambil untung investor setelah lonjakan harga emas pada sesi sebelumnya dan berkurangnya risiko politik di Eropa dan Asia, namun kekhawatiran seputar ekonomi global dan perang perdagangan AS-Tiongkok masih mendorong emas mendekati level tertinggi enam tahun.

London, harga emas $1.537,22 per ounce, turun 0,6 persen dari penutupan sebelumnya di New York.

Harga perak tercatat $19,32 per ounce, naik 0,5 persen dari penutupan sebelumnya.

Di Singapura, harga emas melemah pada Rabu di tengah aksi ambil untung yang dilakukan investor. Namun, harga aset aman ini diproyeksikan akan kembali menguat mendekati kenaikan dua tahun didukung oleh meningkatnya kekhawatiran resesi global akibat perang perdagangan AS-Tiongkok dan ketidakpastian Brexit.

Di Singapura, harga emas $1.537,20 per ounce, turun 0,6 persen dari penutupan sebelumnya di New York.

Di Tokio, kontrak benchmark Oktober 2019 mencapai 5,260 yen per gram, melemah 10 dari penutupan sebelumnya. 

(Rtr/AP/AFP/ant/htb)

()

Baca Juga

Rekomendasi