
Fajar Andika
PEMATANG JOHAR
beginilah akhirnya...
kau dipetik dan subur di lahan orang
sementara percintaan kita belum tuntas
di pematang johar kisah kita tercecer
antara kongsinam dan tempat kau bermukim
kesedihan bukan kesunyian paling tabah
pesta berdendang empuk dengan
mahkota di kepalanya
dan perkutut tetap bernyanyi dengan suara merdu
meski patah sayap sebelah
kepulangan adalah meneguk sebotol bir
Mahasiswa UMSU/FOKUS UMSU
LEKTUR
pada lektur yang terbaring mengenaskan di atas meja
aku akan menceritakan tentang seorang wanita
menyembuhkan luka lebamku akibat dipukul masa lalu
aku mulai menceritakan padanya
“ia adalah seorang gadis dengan bola matanya ranum”
“bibirnya memancar garis keturunan bidadari”
“tubuhnya adalah dermaga, saat hujan menusuk pipi”
dia hanya laut yang tak dapat diarungi
Mahasiswa UMSU/FOKUS UMSU
SINAMOT
kita selalu membincangkan
meski tak usai dalam hidup
dari denyut nadi nang boru dia berbiak
terawat hingga tujuh turunan
muasal pertemuan adalah matamu
memancar garis keturunan bidadari
mengaliri darah, nadi hingga jantungmu
di tubuhnya, dia mengikat degup langkah inang
pada umak, dia bercerita tentang berawai
pada malam, ia memanen rintik hujan
terlahir dari pekat
pada langit-langit ia mengepul doa
yang akan dikirim kepada Tuhan
tuntas segala derita
menancap
Mahasiswa UMSU/FOKUS UMSU
Yulia Tasnim
S E P I
aku masih meragu
ketika hujan perlahan menguyur matamu
kabut yang tak mampu kutepis
atas duga-duga yang tidak pernah habis
kita enggan menyelesaikan kalimat-kalimat tanggal
genggaman telah dipenggal
kata-kata bungkam
mengunci kesepian masing-masing
CINTA TANPA JEDA
pernahkah kita menerka
dari mana semua bermula
cinta telah menyelinap diam-diam
menyentuh jiwa para pemendam
perjalanan berlanjut
mulai menyelami dasar hati
segalanya cukup membahagiakan
tanpa terbalaskan