Kebutuhan Pelanggan Berbeda-beda

kebutuhan-pelanggan-berbeda-beda

PELANGGAN adalah raja. Jar­gon ini selalu menjadi perhatian para pelaku usaha, baik kecil maupun besar. Tanpa pelanggan usaha tidak akan dapat bertahan. Mendapatkan pelanggan tidaklah mudah, berbagai cara dilakukan para pelaku usaha.

Lalu bagaimana pelaku usaha dalam melayani pelanggan? Berikut ini petikan wawancara dengan Di­rektur Utama MARK, peraih peng­hargaan Industry Marketing Cham­pion­ship of The Year sektor retail pada Indonesia Marketeers Festival 2019, Ridwan Goh.

Analisa: MARK sebagai perusa­haan cetakan sarung tangan, siapa saja pelanggannya?

Ridwan: Kebanyakan dipasarkan ke luar negeri dan dipakai oleh peru­sahaan sarung tangan. Jadi sekitar 90 persen pelanggan berasal dari Ma­laysia, Thailand, Vietnam, Tiong­kok, India, dan beberapa negara lainnya. Sisanya 10 persen, pelanggan dari da­lam negeri.

Analisa: Bagaimana strategis mendapatkan dan mempertahankan pelangga?

Ridwan: Karena Malaysia paling banyak terdapat industri cetakan sarung tangan, maka kompetitor kita paling ketat dari Malaysia. Ada lima poin yang menjadi perhatian pelang­gan, yakni harga, kualitas, pengi­ri­man, pelayanan, dan inovasi. Satu atau dua poin menjadi perhatian serius pelanggan, walau secara umum pe­langgan menginginkan kelima poin tersebut. Karena produk cetakan sa­rung tangan dibeli perusahaan sarung tangan, maka harga menjadi hal penting bagi pelanggan, khu­sus­nya perusahaan menengah ke bawah.

Jika produk yang dibeli sedikit mahal, akan mempengaruhi biaya produksi. Kalau volume produk yang dibeli sedikit, tentu tidak begitu berpengaruh, tapi jika volume produk yang dibeli banyak biaya produksi akan naik. Tapi umumnya perusahaan besar, kualitas produk yang dibeli lebih utama daripada harga. Jadi walau produk yang dibeli sedikit ma­hal, tapi masih bisa bersaing. Sedangkan pelanggan dari Tiongkok atau India, waktu pengiriman menjadi hal yang sangat diperhatikan.

Analisa: Bagaimana melayani pelanggan yang memiliki keinginan berbeda?

Ridwan: Tentu saja terlebih da­hulu kita memahami karakter masing-masing pelanggan. Ini supaya mem­berikan kepuasan kepada pelanggan.

Analisa: Apakah pelayanan yang diberikan berbeda-beda?

Ridwan: Tentu saja, kita sesuai­kan dengan karakter pelanggan. Pembeli produk dengan jumlah ba­nyak, tentu saja pelayanannya ber­beda. Begitu pula dengan harga, se­ma­kin banyak produk yang dibeli, harga bisa lebih murah. Ini disebab­kan biaya produksi. Bentuk dan uku­ran cetakan sarung tangan yang dipe­san juga berbeda.

Seharusnya cetakan sarung tangan bisa menghasilkan sekian produk, tapi karena permintaan sedikit, jadi biaya produksi menjadi mahal. Begitu pula dengan pelanggan yang ingin cepat dan sebagainya. Semua tergantung be­saran biaya produksi. Apalagi kualitas kontrol dilakukan 200 persen. Satu per satu produk dicek sehingga tidak ada produk yang cacat saat pengiriman.

Analisa: Pelanggan mana yang banyak permintaannya?

Ridwan: Saya melihat sama saja. Umumnya permintaan pelanggan tergantung karakter pemesan produk atau dari aturan yang telah ditetapkan perusahaan pemesan produk. Biasa­nya pelanggan dari luar negeri seperti Tiongkok atau India meminta doku­men perusahaan dan bahan produk yang dipakai. Tidak hanya itu, juga meminta karakter pekerja dan seba­gai­nya. Ini tentu tidak terlepas dari persyaratan masuk barang ke negara tujuan.

Sedangkan pelanggan dari dalam negeri, syarat dokumen bukan men­jadi persoalan. Begitu pula bila ada keluhan, lebih mudah disele­saikan. Ini karena bahasa dan jarak yang dekat. Sedangkan pelanggan luar negeri, butuh waktu untuk bisa sampai ke tempat tujuan jika ada keluhan.

Analisa: Dengan banyaknya permintaan, apakah semua pelang­gan tetap dilayani?

Ridwan: Tentu saja, kalau ingin perusahaan tetap bertumbuh. Setiap tahun hasil produksi ditingkatkan, jadi mau tidak mau, kepuasaan pelanggan tetap diprioritaskan sejauh bisa dila­kukan. Permintaan pelanggan bukan menjadi penghalang, justru pelajaran bagi perusahaan untuk lebih baik. Perusahaan juga tetap produk­nya tetap unggul dan bisa memperoleh pelanggan. Caranya dengan peneli­tian dan pengembangan produksi. (fahrin malau)

()

Baca Juga

Rekomendasi